Sang Juru Kunci Kabah ke-77 Itu Wafat, Jenazahnya Disholatkan Jutaan Jamaah Haji

Juru kunci Kabah Saleh bin Zain meninggal dunia

Dok Istimewa
Juru kunci Kabah. Juru kunci Kabah Saleh bin Zain meninggal dunia
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Di tengah euforia usai puncak ibadah haji menyeruak kabar duka. Tidak banyak yg tahu. Bahkan, mungkin saat diumumkan sholat jenazah di Masjidil Haram. Setiap usai sholat Fardhu.

Juru kunci senior Kabah, Dr Saleh bin Zain Al-Abidin Al-Syaibi, meninggal di Makkah, Jumat 15 Dzulhijjah bertepatan 21 Juni 2024. Jenazah disholatkan usai sholat subuh, Sabtu 16 Dzulhijjah 1445, di Masjidil Haram.

Al-Syaibi adalah juru kunci yang ke-77 sejak penaklukan Makkah oleh Rasulullah SAW pada tahun ke-6 H atau ke-109 sejak zaman Qusayy bin Kilab (400-480 M). Kakek keempat Rasulullah SAW.

Menjabat juru kunci senior sejak 1980. Menggantikan sang paman, Syeikh Abdullah al-Syaibi. Profesinya almarhum terakhir juga sebagai dosen di Universitas Ummul Qura Makkah. Juru kunci adalah profesi kehormatan yg diemban keluarga besarnya, Bani Syaibah.

Beliau cicit keturunan Syaibah bin Utsman bin Abi Thalha. Kepada sang buyut, Rasulullah SAW perhnah bersabda, seraya serahkan kunci Kabah:

خذوها يابني طلحة بأمانة الله سبحانه تالدة خالدة لا ينزعها منكم إلا ظالم

“Ambillah, hai Bani Thalhah, selama-lamanya. Tidak ada yang bisa mengambilnya darimu kecuali penindas (orang zalim)”. Sabda tersebut diucapkan ketika ada yg hendak merebut pengelolaan Ka’bah darinya. Sementara, Alquran menetapkan wewenang itu melalui firman-Nya:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا “Allah perintahkan kamu untuk menunaikan/menyerahkan amanah kepada yg berhak …”. (QS an-Nisa ayat 58)

Profesi juru kunci disebut “sidaanah”. Profesi paling bergengsi dan tertua di kota Mekkah. Merekalah yang berwenang memegang kunci Kabah dan segala yang terkait dengan Kabah, membuka dan menutup pintu, memberikan izin atau tidak kepada yang akan memasukinya, mengganti kiswah Kabah, mencucinya dan melumurinya dengan wangi-wangian.

Banyak yang mengira...

 

Banyak yg mengira itu dilakukan pemerintah kerajaan. Secara teknis mungkin ya. Kerajaan punya anggaran berlimpah. Tetapi, harus seizin dan dihadiri juru kunci.

Senior “juru kunci Kabah” disebut kabîr al-sadanah. Bentuk jamak/plural dari sâdin. Dipegang oleh anggota keluarga tertua dari segi umur. Jelang musim haji 1434 H/ 2013, beberapa media Arab Saudi melansir polemik tentang penggantian ‘gembok’ Kabah yang dilakukan oleh badan pengelola masjidilharam.

Tanpa sepengetahuan juru kunci senior. Surat protes pun dilayangkan kepada Raja Abdullah bin Abdul Aziz. Ini dianggap intervensi terhadap kewenangan sidânah dan hijâbah yg dimandatkan Alquran dan Rasulullah SAW.

Jangankan Raja. Istri Nabi, Aisyah, pun dilawan. Suatu ketika, Aisyah ingin masuk ke dalam Kabah. Tetapi, tidak diizinkan oleh Utsman bin Thalhah dengan alasan “malam hari”.

Kabah tidak pernah dibuka di malam hari, baik pada masa jahiliyah maupun pada masa Islam. Nabi membenarkan Usman dan memerintahkan Aisyah untuk berada di Hijir Ismail, karena “itu pun –sabda Nabi—bagian dari Kabah”.

Nabi pun pernah ‘dilawan’. Sebelum hijrah. Nabi pernah meminta agar dibukakan pintu ka`bah. Usamah sang juru kunci menolak dengan kasar. Dengan nada mengancam, Nabi pun berkata, “Semoga suatu satu nanti engkau akan melihat kunci ini di tanganku. Ketika itu aku mampu memberinya kepada siapa pun yang aku kehendaki.”

Dengan ketus Usamah menjawab, “Kalau itu terjadi, itu berarti suku Quraisy ketika itu telah binasa.” Jawab Nabi, “Tidak! Bahkan ketika itu suku ini akan sejahtera dan mulia”.

Baca Juga

Lihatlah, betapa digdaya sang juru kunci. Dari dulu hingga kini.

*Dikutip dari artikel KH DR Muchlis Hanafi, pakar tafsir ilmu Alquran yang juga Sekretaris Baznas

Serangan-Serangan di Masjidil Haram - (Data Republika)

 
Berita Terpopuler