Mengapa Makanan Nabi Hezqiyal Bisa Awet Hingga 100 Tahun? Ini Penjelasan Saintifiknya

Keajaiban tersebut ditukil dalam QS Al-Baqarah ayat 259

Arab News
Arab Saudi mengumumkan penemuan arkeologi di wilayah utara yang terdiri dari prasasti batu Raja Nabonidus dari Babilonia yang berasal dari tahun 540 sebelum masehi
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, Alquran menceritakan banyak kisah masa lalu yang memiliki sejuta hikmah. Salah satu peristiwa yang dikisahkan dalam Alquran yakni seorang lelaki yang dibangkitkan Allah selama seratus tahun kemudian dibangkitkan kembali. Salah satu keajaiban yang dikisahkan dalam salah satu ayat pada Surah Al-Baqarah tersebut adalah kisah makanan pria itu yang belum berubah meski sudah didiamkan selama seratus tahun. Berikut redaksi lengkapnya. 

 اَوْ كَالَّذِيْ مَرَّ عَلٰى قَرْيَةٍ وَّهِيَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَاۚ قَالَ اَنّٰى يُحْيٖ هٰذِهِ اللّٰهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ فَاَمَاتَهُ اللّٰهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهٗ ۗ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۗ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ قَالَ بَلْ لَّبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ اِلٰى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۚ وَانْظُرْ اِلٰى حِمَارِكَۗ وَلِنَجْعَلَكَ اٰيَةً لِّلنَّاسِ وَانْظُرْ اِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوْهَا لَحْمًا ۗ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗ ۙ قَالَ اَعْلَمُ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

 

Baca Juga

au kallażī marra 'alā qaryatiw wa hiya khāwiyatun 'alā 'urụsyihā, qāla annā yuḥyī hāżihillāhu ba'da mautihā, fa amātahullāhu mi`ata 'āmin ṡumma ba'aṡah, qāla kam labiṡt, qāla labiṡtu yauman au ba'ḍa yaụm, qāla bal labiṡta mi`ata 'āmin fanẓur ilā ṭa'āmika wa syarābika lam yatasannah, wanẓur ilā ḥimārik, wa linaj'alaka āyatal lin-nāsi wanẓur ilal-'iẓāmi kaifa nunsyizuhā ṡumma naksụhā laḥmā, fa lammā tabayyana lahụ qāla a'lamu annallāha 'alā kulli syai`ing qadīr

 Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, “Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?” Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, “Berapa lama engkau tinggal (di sini)?” Dia (orang itu) menjawab, “Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Tidak! Engkau telah tinggal seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, “Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS Al-Baqarah Ayat 259).

Nabi Hezqiyal.. 

 

Ditukil dari Waktu dalam Perspektif Alquran dan Sains terbitan Balitbang Kemenag, pada ayat 259 Surah al-Baqarah di atas, tampak kegalauan lelaki yang disebut dalam kitab tafsir tersebut adalah Nabi Hezqiyal, seorang nabi dari kalangan Bani Israil yang ditawan oleh Raja Nebukadnedzar (dalam tafsir lainnya disebut Nabi Uzair). Lelaki tersebut galau ketika melihat kota yang hancur berantakan, temboknya telah roboh menutupi atapnya.

Diperkirakan kota yang hancur itu adalah Yerusalem, ibukota kerajaan Yudea setelah terjadinya penyerangan oleh Raja Kaldan (Khaldea)-Babilonia, Bukhtanashshar (alMaghluts, 2002) (dalam literatur Barat raja tersebut adalah Nabuchadnezzar) pada tahun 587 SM (Carter, 1985) atau 586 SM (Amstrong, 1997), yang menghancurleburkan Yerusalem beserta Haikal Sulaiman. Kegalauan Hezqiyal terungkap dalam kata-katanya, “Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?”. Seketika Nabi Hezqiyal mengalami tiga kejadian penting, yaitu:

Beliau diwafatkan selama 100 tahun, kemudian dibangkitkan/dihidupkan lagi.  Setelah bangkit atau hidup, diperlihatkan bahwa “makanan dan minuman” yang ia bawa sebagai bekal, belum berubah sama-sekali, masih seperti sedia kala, yaitu masih seperti 100 tahun yang lalu.

Karyawan Otoritas Barang Antik Israel (IAA) bekerja untuk mengungkap pusat penyimpanan administratif sejak zaman Raja Hizkia dan Manasye, di Yerusalem, 22 Juli 2020. Lebih dari 120 tayangan meterai yang distempel pada guci berusia 2.700 tahun dapat menunjukkan bahwa pajak dikenakan dikumpulkan secara teratur untuk produk-produk pertanian seperti anggur dan minyak zaitun, pada periode raja-raja Yudea. - (EPA-EFE/ATEF SAFADI)

Nabi  diperlihatkan  bagaimana Allah membangkitkan kembali keledai yang sudah menjadi tulang-belulang, kembali hidup. Ketika Nabi Hezqiyal dihidupkan kembali, Allah bertanya kepadanya, “Berapa lama kamu tinggal di sini?”; dan Nabi Hezqiyal menjawab, “Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya. Jawaban Nabi Hezqiyal cukup manusiawi karena ketika mati selama 100 tahun, fungsi memori otak tidak bekerja sehingga ingatannya ketika hidup kembali masih menggunakan memori 100 tahun yang lalu. Allah lalu menjelaskan bahwa Hezqiyal telah dimatikan 100 tahun lamanya. Kemudian beliau disuruh melihat bekal makanan dan minumannya; ternyata bekal itu masih tetap utuh seperti sedia kala, seperti 100 tahun yang lalu dan tidak berubah.

Hukum Thermodinamika ke-II

Mengapa bisa demikian? Dalam Fisika, Hukum Thermodinamika ke-II menyatakan bahwa benda atau materi akan mengalami peluruhan sesuai dengan perjalanan waktu. Artinya materi atau benda akan mengalami proses penuaan atau aus, seiring dengan perjalanan waktu.

Mengapa makanan dan minum yang dibawa Nabi Hezqiyal bisa keluar dari Hukum Thermodinamika ke-II? Kita akan bertanya, bagaimana cara penyimpanan minuman dan makanan sebagai bekal untuk perjalanan Nabi Hezqiyal? Jika minuman disimpan dalam botol yang tertutup sangat rapat, kiranya memang akan tahan dalam jangka waktu 100 tahun, asal tidak diganggu oleh binatang atau makhluk lainnya. Sedangkan tentang makanan, pertanyaannya adalah, makanan jenis apa yang dibawa? Biasanya jenis buah-buahan atau gandum-ganduman.

Seorang pekerja memegang gandum di sebuah gudang di Karachi, Pakistan, pada Rabu, 26 Juli 2023. - (AP Photo/Fareed Khan)

Menurut Qatādah (al-Hanafi, 2005), makanan dalam ayat di atas adalah buah Tin yang hijau. Sedangkan menurut aț-Țabariy, makanan itu berupa anggur hitam. Anggur hitam, yang berasal dari kultivar anggur ungu (Vitis vinivera) telah lama digunakan oleh bangsa Mesir Kuno, untuk makanan mentah sebagai buah meja atau sebagai minuman beralkohol. Sedangkan buah Tin atau Ara berasal dari pohon Tin, yang nama ilmiahnya adalah Ficus carica.

Marga Ficus ini beratus jenis, diperkirakan ada 750 jenis. Banyak dari jenis ini yang dapat hidup lama, sampai mencapai 200 tahun. Dengan demikian apakah buahnya juga tahan dalam jangka waktu 200 tahun? Wallāhu a‘lam biș-șawāb. Atau apakah makanan tersebut diberi pengawet? Tentang “teknik pengawetan”, masyarakat di wilayah Timur Tengah telah berkembang dengan prestasi kemajuan yang menakjubkan. Bahkan teknik pengawetan manusia di Mesir, telah dilakukan ribuan tahun sebelum tarikh Hezqiyal ini. Teknologi pengawetan jenazah oleh orang-orang Mesir Kuno, bahkan tahan sampai ribuan tahun.

Dengan demikian, awetnya bekal makanan dan minuman yang dibawa Nabi Hezqiyal selama 100 tahun, kemungkinan karena nabi itu menggunakan teknologi penyimpanan dan pengawetan terhadap bekal makanan dan minumannya itu. Atau mungkin karena kehendak Allah.

 
Berita Terpopuler