Siapa Sebenarnya Pria Pemilik Teknologi Teleportasi Zaman Nabi Sulaiman?

Lelaki itu adalah ahli kitab yang hidup pada zaman Nabi Sulaiman.

Historia
Lukisan yang menggambarkan pertemuan antara Ratu Sheba dan Nabi Sulaiman
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Teknologi teleportasi yang pada zaman modern ini masih sebatas ada dalam film fiksi ilmiah ternyata sudah dijelaskan dalam Alquran. Hal ini sebagaimana yang dikisahkan dalam QS An-Naml.

Baca Juga

"Berkata Sulaiman, "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri." Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin. "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya. "Berkatalah seorang yang mempunyai  ilmu dari Al Kitab, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip (QS An-Naml 27:38-40).

Siapa sebenarnya pria misterius tersebut? Dalam menafsirkan ayat ini, Tafsir Kementerian Agama menerangkan, pada ayat tersebut diterangkan bahwa Nabi Sulaiman belum puas dengan kesanggupan Ifrit memindahkan singgasana Ratu Balqis. Nabi Sulaiman ingin agar singgasana itu sampai dalam waktu yang lebih singkat lagi.

Lalu ia meminta kepada yang hadir di hadapannya untuk melaksanakannya. Maka seorang yang telah memperoleh  ilmu dari al-Kitab menjawab, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu dalam waktu sekejap mata saja.” Apa yang dikatakan orang itu terbukti, dan singgasana ratu Balqis itu telah berada di hadapan Nabi Sulaiman.

Ada pendapat yang mengatakan orang itu adalah al-Khidir (Nabi Khidir). Ada juga yang mengatakan malaikat.Sebagian ahli tafsir mengatakan juga orang itu merupakan Nabi Sulaiman sendiri. Meski demikian, Sayyid Quthb menjelaskan, apabila pria itu merupakan Nabi Sulaiman, maka pasti ada redaksi ayat Alquran yang telah menyebutkannya dan tidak menyembunyikan namanya.

Ada pula yang mengatakan ia adalah Asif bin Barqiya, seorang pria dari zaman Nabi Sulaiman yang diriwayatkan memiliki ilmu langsung dari Allah. Hal ini juga tertera dalam tafsir Ibnu Katsir yang mengetengahkan pendapat Ibnu Abbas bahwa nama orang itu adalah Asif, sekretaris Nabi Sulaiman. Hal yang sama diriwayatkan oleh Muhammad ibnu Ishaq, dari Yazid ibnu Ruman yang telah mengatakan bahwa nama orang tersebut adalah Asif ibnu Barkhia, dia adalah seorang yang jujur lagi mengetahui Ismul A'zam.

Masih dalam tafsir yang sama, Qatadah mengatakan bahwa nama orang tersebut adalah Asif, seorang yang beriman dari kalangan manusia. Hal yang sama telah dikatakan oleh Abu Saleh, Ad-Dahhak, dan Qatadah, bahwa dia adalah seorang manusia. Qatadah menyebutkan keterangan yang lebih lengkap, bahwa orang itu berasal dari Bani Israil. Mujahid mengatakan bahwa nama orang itu adalah Astum. Menurut Qatadah dalam riwayat lain yang bersumber darinya, menyebutkan bahwa nama orang itu adalah Balikha.

 

Dalam tafsir Fi Zilalil Quran, Sayyid Quthb mengungkapkan, ayat tersebut menggambarkan tentang mukjizat Nabi Sulaiman agar hati ratu tertuntun kapad keimanan kepada Allah dan tunduk kepada dakwah Sulaiman. Jin Ifrit telah menawarkan untuk menghadirkan singgasana tersebut sebelum majelis musyawarah yang dipimpin Nabi Sulaiman berakhir.

Menurut riwayat, majelis tersebut dimulai sejak Subuh untuk memutuskan hukum dan melaksanakan pengadilan bagi kasus-kasus yang ada hingga berakhir pada waktu Zuhur. Sulaiman menganggap waktu tersebut terlalu lama dan lambat. Sampai ada seorang pasukan yang diriwayatkan, “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab, Aku akan membawa singgasana itu kapadamu sebelum matamu berkedip. ..”

Dia menawarkan kepada Sulaiman untuk menghadirkannya dalam sekejap mata sebelum kelopak matanya kembali lagi. Sayid Quthb menjelaskan, pria ini tidak disebutkan namanya dan kitab dimana ia memperoleh ilmu. Yang dapat dipahami yakni dia seorang mukmin yang memiliki hubungan dengen Allah. Dia dianugerahi secara rahasia kekuatan besar yang tidak dapat digambarkan dengan dimensi ruang dan waktu.

Perkara tersebut merupakan karomah yang terkadang dapat disaksikan pada orang-orang yang memiliki hubungan dengen Allah. Perkara itu tidak tersingkap rahasia dan sebabnya, karena di luar pengetahuan manusia biasa.

Mengenai kitab apa yang menjadi sumber ilmu pria tersebut, beberapa ahli tafsir menafsirkan kitab yang dimaksud adalah Taurat. Sebagian ahli tafsir lainnya mengatakan, orang tersebut mengetahui nama Allah yang Paling Besar. Ada yang mengatakan, selain pendapat pertama dan kedua.

Lebih sakti dari jin...

Muhammad Ibn Jarir at Thabary, dalam tafsirnya, menerangkan, orang berilmu tadi membaca asma Allah tertentu sehingga lebih sakti dari jin. At Thabary menyebutkan, asma yang disampaikan yakni "Ya Tuhan kami, Tuhan segala sesuatu, Tuhan yang satu, tidak ada Tuhan selain Engkau, datangkan padaku singgasana itu."

Bambang Pranggono dalam Alquran dan Sains menulis, hal yang menarik adalah demo kesaktian tadi bukan mukjizat Nabi Sulaiman. Teleportasi dilakukan oleh manusia biasa yang berilmu. Manusia ini pun bisa mengalahkan kekuatan gaib dari jin.

Hingga kini, kemampuan teleportasi pada seorang ahli hikmah pada zaman Nabi Sulaiman tersebut belum bisa dicapai. Hanya, dalam buku The Stars My Destination karya A. Bester mengungkapkan, pada 2510, teleportasi manusia sudah menjadi umum. Ketika itu terjadi, alat transportasi lain menjadi usang karena manusia bisa pergi ke segala penjuru di ruang angkasa dalam seketika. 

Instant travelling dengan pikiran ini disebut dengan istilah jaunting. Maka, Bambang Pranggono pun mengajak kita bersyukur bahwa  Alquran sudah mengenalkan teleportasi lebih dulu jauh sebelum adanya penemuan ilmiah.

Teknologi orang bertakwa...

Pendiri Askar Kauny Ustaz Bobby Herwibowo menjelaskan, Allah SWT menghadirkan teknologi teleportasi pada seorang lelaki di zaman Nabi Sulaiman.

"Jadi maknanya teknologi manusia juga bisa melakukan itu, sekarang kalau tentang teknologi teleportasi, Allah sudah pernah menghadirkan teknologi teleportasi di dunia ini di zaman Nabi Sulaiman Alaihissalam," ujar dia beberapa waktu lalu.

Ustaz penemu metode menghafal Alquran semudah tersenyum ini menerangkan, dalam Surah An-Naml Ayat 38-40 diceritakan singgasana Ratu Balqis dipindahkan dalam sekejap. Nabi Sulaiman menantang kepada kelompok jin untuk memindahkan singgasana, Ifrit menyanggupinya dan mengatakan mampu memindahkan singgasana sebelum Nabi Sulaiman bangun dari tempat duduk. 

Penelusuran jejak Nabi Sulaiman (ilustrasi) - (republika)

Meski demikian, teknologi orang bertakwa yang mempunyai ilmu dari Kitab mengatakan bisa memindahkan singgasana sebelum mata Nabi Sulaiman berkedip. Kemudian singgasana Ratu Balqis pindah ke hadapan Nabi Sulaiman.

"Kalau tadi saya bicara teknologi manusia hanya bisa mengirim softcopy dengan waktu singkat, ini cerita Nabi Sulaiman yang pindah hardcopy atau singgasana betulan yang pindah dalam waktu singkat," ujar Ustaz Bobby.

Teleportasi Isra Miraj..

 

 

 

 

sra Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW yang ditempuh dalam waktu semalam dari Masjidil Haram di  Makkah ke Masjidil Aqsho di Yerussalem. Kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanan dari bumi menuju langit ke tujuh sampai Sidratul Muntaha.

Ustaz Bobby Herwibowo menjelaskan bahwa peristiwa Isra Miraj dapat lebih mudah di pahami pada zaman sekarang. Dalam sepuluh tahun belakangan ini peristiwa Isra Miraj hampir bisa dibuktikan secara ilmiah dengan teori relativitas. Sehingga peristiwa Isra Miraj tidak lagi menjadi hal yang aneh dan mudah untuk bisa dicerna akal.

"Berdasarkan teori tentang cahaya, kecepatan yang paling tinggi adalah kecepatan cahaya, cahaya dapat menempuh perjalanan 300 ribu kilometer dalam satu detik," kata Ustaz Bobby.

Ustaz lulusan Universitas Al-Azhar Kairo Mesir ini menjelaskan bahwa teknologi manusia bisa melakukan sesuatu yang menyerupai kecepatan cahaya. Misalnya ada dua orang sedang berada di New York dan Jakarta. Orang yang berada di Jakarta mengirim dokumen softcopy ke orang yang berada di New York. Dokumen softcopy dari Jakarta ini dalam hitungan detik sampai ke New York.

Sekitar 40 tahun yang lalu wujud komputer sangat besar, tapi dengan teknologi yang diciptakan manusia komputer bisa dibuat lebih kecil. Kemudian dibuat lebih kecil lagi menjadi laptop hingga sekarang menjadi sebuah gawai yang memiliki kemampuan seperti komputer. Sekarang gawai bisa mengirim file dengan cepat meski jaraknya sangat jauh.

Dia mengatakan, teknologi teleportasi itu diwujudkan lagi oleh Allah kepada manusia yang bertakwa. Dulu Rasulullah lebih dahsyat teleportasinya menembus tujuh lapis langit hingga ke Sidratul Muntaha, kemudian Rasulullah kembali lagi ke Bumi hanya dalam waktu kurang dari semalam. "Jadi secara ilmiah (peristiwa Isra Miraj) gampang untuk dicerna (akal) sekarang, kalau zaman dulu mungkin susah dicerna," jelasnya.

 
Berita Terpopuler