Penjara Israel Penuh Sesak, 20 Operasi Penangkapan Aktivis Palestina Dibatalkan

Para pejabat keamanan Israel memperingatkan kekurangan ruang di penjara.

AP/Sebastian Scheiner
Seorang penjaga penjara berdiri di penjara Gilboa di Israel utara, Senin, 6 September 2021.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perusahaan Penyiaran Publik Israel memberitakan tentang pembatalan sekitar 20 operasi penangkapan aktivis Palestina di Tepi Barat karena penjara sudah penuh sesak.

“Tentara Israel dan Shin Bet (otoritas keamanan umum) terpaksa membatalkan sekitar 20 operasi penangkapan yang direncanakan pekan ini karena kurangnya ruang di penjara,” kata media itu pada Ahad (23/6/2024).

Baca Juga

BACA JUGA: 4 Dosa Besar Israel dalam Perang Gaza yang Setan pun Belum Pernah Melakukannya

Akibat kondisi yang memburuk di fasilitas penahanan, aparat terpaksa menilai risiko yang ditimbulkan dari dampak kepadatan itu terhadap para tahanan.

Otoritas keamanan menyatakan terpaksa melepaskan tahanan administratif yakni tahanan yang ditahan tanpa dakwaan pada akhir masa penahanan untuk mengakomodasi tahanan yang dianggap memiliki risiko keamanan lebih tinggi.

Asosiasi Kelompok Tahanan Palestina pada awal bulan Juni ini mengatakan terdapat sekitar 6.627 tahanan yang ditahan tanpa tuntutan.

Para pejabat keamanan Israel memperingatkan kekurangan ruang di pusat penahanan dan penjara dapat mengakibatkan pembatalan penangkapan dan tindakan penanggulangan lebih lanjut di Tepi Barat yang diduduki.

Selanjutnya...


Pada April, dinas penjara dan otoritas keamanan setempat mengatakan kapasitas penahanan yang ditentukan untuk tahanan Palestina di penjara Israel adalah 14.500 orang. Padahal, jumlah tahanan sebenarnya melebihi 21 ribu.

Pekan lalu, harian Maariv mengatakan Tel Aviv telah menangkap sekitar 4.150 warga Palestina dari seluruh Tepi Barat sejak perang Gaza dimulai pada 7 Oktober lalu, menurut data Shin Bet.

BACA JUGA: Enam Manfaat Kesehatan Sholat Subuh Berjamaah di Masjid

Namun, Kelompok Tahanan Palestina mengumumkan pada Ahad jumlah tahanan dari Tepi Barat yang diduduki sejak awal perang telah mencapai 9.345 orang atau dua kali lipat jumlah tersebut. Tercatat sekitar 310 wanita dan setidaknya 640 anak-anak termasuk di antara yang ditahan.

Asosiasi itu turut mengecam penolakan Israel untuk mengizinkan Komite Internasional Palang Merah mengunjungi dan memeriksa kondisi penahanan.

Selain itu, metode penganiayaan yang dilakukan Israel termasuk kehausan, kelaparan dan perampasan kebutuhan dasar hidup. Disebutkan setiap tahanan hanya memiliki satu set pakaian sehingga mengadopsi kebijakan kepadatan yang berlebihan.

Tumbangnya Narasi Israel - (Republika)

 
Berita Terpopuler