Jadi Penonton di Rumah Sendiri, Hasil Indonesia Open 2024 Alarm bagi PBSI Jelang Olimpiade

Tidak ada wakil Indonesia untuk Olimpiade yang menembus semifinal Indonesia Open.

Dok Humas PBSI
Sabar Karyaman Gutama/Muhammad Reza Pahlevi Isfahani .
Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak ada wakil Indonesia yang berlaga pada partai final turnamen bulu tangkis bergengsi yang berlangsung di rumah sendiri, Indonesia Open 2024. Salah satu dari hanya empat Turnamen BWF Super 1000 pada edisi tahun didominasi oleh para pebulu tangkis dari China.

Baca Juga

Dari sektor tunggal putra, unggulan kedua Shi Yu Qi akan berjumpa dengan pemain unggulan Denmark Anders Antonsen di partai puncak. Kepastian itu didapatkan setelah menumbangkan rekan satu negaranya, Li Shi Feng di babak semifinal dengan skor 19-21, 21-19, 21-14 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (8/6/2024).

Pertandingan Shi melawan Anders Antonsen di final turnamen Indonesia Open 2024 menjadi perjumpaan kedelapan mereka. Pada pertemuan terakhir di final Malaysia Open 2024, Antonsen meraih kemenangan dua gim langsung dengan skor 21-14, 21-13.

Di tunggal putri, juara bertahan Indonesia Open Chen Yu Fei akan berhadapan dengan unggulan pertama asal Korea Selatan An Se-young di partai penentu. Ini merupakan pertemuan ke-20 dari tunggal putri peringkat satu dan dua itu, dengan pertemuan terakhir dimenangkan oleh An pada final Singapore Open 2024.

Selanjutnya di nomor ganda putra, wakil China Liang Wei Keng/Wang Chang akan bertemu dengan pasangan Malaysia Man Wei Chong/Kai Wun Tee di babak final. Dalam tiga kali pertemuan, Man/Tee belum pernah memenangkan satu pun laga atas pasangan peringkat dua dunia itu.

Man/Tee melaju ke final setelah menyingkirkan satu-satunya wakil Indonesia di empat besar, Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi, dengan kemenangan 29-27 dan 21-13.

Lalu dari ganda putri, China diwakili oleh pasangan peringkat satu dunia Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. Chen/Jia akan menjamu sang juara bertahan asal Korea Selatan Baek Ha-na/Lee So-hee di partai puncak turnamen BWF Super 1000 esok.

Ini merupakan pertemuan kedelapan di antara kedua pasangan, dan pertemuan terakhir dimenangkan oleh Chen/Jia pada final World Tour Finals 2023.

Terakhir, duel di antara dua pasangan ganda campuran China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong dan Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin dipastikan terjadi pada babak final Indonesia Open 2024.

Catatan buruk tuan rumah

Seperti penyelenggaraan sebelumnya, Indonesia Open 2024 menciptakan sejarah buruk. Bila pada 2022 tak ada satu pun wakil Indonesia di semifinal, kali ini hanya ada Sabar/Reza yang lolos ke empat besar. Itu pun, Sabar/Reza bukanlah penghuni Pelatnas PBSI Cipayung. Mereka sudah keluar akhir 2021 lalu karena ingin mengembangkan potensinya di luar.

Sebelum...

Sebelum lolos ke semifinal Indonesia Open 2024, Sabar/Reza sempat menjuarai Spain Masters 2024 dan runner up Orleans Masters 2024. Namun kedua turnamen ini levelnya jauh di bawah Indonesia Open.

Meski menyuguhkan penampilan menawan pada gim pertama, Sabar/Reza kedodoran pada gim kedua. Keduanya menyadari pentingnya ketahanan fisik pada bulu tangkis level tinggi. Hal ini diungkapkan Reza setelah kalah dari Man/Tee.

“Kesulitan dari saya pribadi dari kondisi badan sudah sedikit menurun, jadi serangan kami juga menurun. Pertahanan lawan juga sangat kuat,” kata Reza usai pertandingan di Istora Senayan Jakarta.

“Evaluasinya, kami akan menambah dari kondisi fisik dan stamina, karena di turnamen Super 500 ke atas itu lawan-lawannya sangat tidak mudah, pertahanannya sangat bagus, tidak gampang mati. Jadi kita harus tambah dari tenaga tangan, kaki, dan kita harus bekerja lebih ekstra,” imbuh Sabar.

Mengenai jalannya pertandingan, ganda putra peringkat 29 dunia itu mengakui bahwa energi mereka bisa dibilang cukup menurun karena sejak hari pertama turnamen ini digelar, mereka banyak melakoni laga-laga rubber game dan menghadapi lawan-lawan tangguh.

“Di poin-poin terakhir kami kurang teliti, terlalu terburu-buru, terbawa suasana juga tapi kondisi badannya kurang menunjang sehingga tidak bisa merebut poin,” kata Sabar.

Meski demikian, ia bangga dapat menyelesaikan pertandingan dan melangkah hingga babak semifinal turnamen Super 1000 untuk kali pertama.

“Kami bangga bisa menyelesaikan pertandingan dengan maksimal, walaupun hasilnya belum bisa sampai ke puncak dan belum bisa memenangkan pertandingan,” kata Sabar.

“Saya sangat berterima kasih kepada para penggemar yang datang ke Istora dan yang menonton di rumah. Saya sangat bangga dengan performa di turnamen ini, di rumah sendiri. Ini menjadi motivasi tersendiri untuk ke depannya,” ujarnya menambahkan.

Terhenti di semifinal membuat Sabar/Reza tak pulang dengan tangan hampa. Sebab, turnamen yang menyediakan hadiah total 1,3 juta dolar AS (Rp 21,1 miliar) ini memberikan hadiah yang cukup besar untuk semifinalis ganda putra, putri, dan campuran yang gagal ke partai puncak. Sabar/Reza akan mendapatkan 18.200 dolar AS atau sekira Rp 296 Juta ditambah 8.400 poin BWF.

Sebagai perbandingan saat menjuarai Spain Masters, Sabar/Reza hanya mendapatkan 16.590 dolar AS dan 7.000 poin BWF.

Evaluasi PBSI

PBSI tak tutup mata dengan hasil buruk ini. Sebab, hasil-hasil mengecewakan dimulai dari Singapore Open pada awal bulan ini. Yang paling utama, Olimpiade sudah di depan mata, di mana para wakil yang berlaga mendapatkan hasil buruk, terutama di tunggal putra.

Pelatih...

Pelatih tunggal putra Irwansyah mengaku akan segera mengevaluasi penampilan Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting menjelang Olimpiade Paris 2024. “Ya mungkin akan berangkat ke Australia ya. Mudah-mudahan di situ sudah mulai bagus lagi, jadi setelah ini ya terus kami koreksi, memperbaiki apalagi ini kan jelang Olimpiade. Jadi apa yang harus dibenerin ya kami coba terus untuk memperbaiki untuk di Olimpiadenya,” kata dia melalui rilis PBSI, Sabtu (8/6/2024).

Irwansyah mengakui tumbangnya Ginting dan Jonatan pada babak pertama Indonesia Open 2024 merupakan hasil buruk. Ia melihat para pemainnya sedikit mengalami tekanan yang membuat performa mereka tidak keluar 100 persen. "Jadi untuk ke depannya pasti saya akan evaluasi untuk memperbaiki agar bagus di Olimpiade. Namun, kalau dibilang menurun enggak sih. Jonatan kurang bisa tenang untuk mengendalikan situasi dan tekanan itu. Jadi pasti saya evaluasi untuk ke depannya," katanya.

Manajer Tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024 PBSI Armand Darmadji juga menyatakan akan mengevaluasi secara menyeluruh. Sebab, Indonesia Open adalah turnamen terakhir sebelum menatap Olimpiade 2024 yang berlangsung di Paris. Enam wakil Indonesia yang diharapkan meraih medali di Olimpiade Paris semuanya gagal ke semifinal.

Armand mengaku ada masalah yang muncul sejak Singapore Open. "Kami akan evaluasi untuk perbaikan selama satu bulan ke depan," kata Armand kepada wartawan di Jakarta

Masalah yang muncul, kata Armand, beragam. Namun yang paling terlihat adalah faktor psikologis. Tim Ad Hoc bersama dengan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Ricky Soebagdja dikatakannya sudah menggelar rapat bersama seluruh pelatih.

"Selama satu bulan ke depan akan melakukan simulasi nanti di internal PBSI," kata Armand.

 
Berita Terpopuler