Terungkap, Israel Sembunyikan Hancurnya Iron Dome Dihajar Roket Hizbullah

Israel terus dibombardir Hizbullah di front utara.

Telegram
Penampakan peluncur Iron Dome milik IDF yang hancur dirudal Hizbullah di utara Israel, Rabu (5/6/2024).
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pasukan penjajahan Israel terungkap berupaya menutup-nutupi hancurnya satu fasilitas pertahanan udara canggih, Iron Dome, akibat serangan Hizbullah dari Lebanon. Pengungkapan ini menambah keraguan terhadap kemampuan IDF menangani serangan dari Hizbullah jika terjadi perang terbuka.

Hizbullah mengumumkan pada Rabu bahwa mereka telah menyerang sembilan sasaran di Israel. Mereka juga menegaskan bahwa mereka telah menghancurkan platform Iron Dome di barak Ramot Naftali dengan peluru kendali. Selepas pengumuman itu, sensor militer Israel melarang media mempublikasikan kerusakan sistem Iron Dome.

Kerusakan itu kemudian dilaporkan situs Israel Hadashot Hamot pada Kamis (6/6/2024). Foto-foto yang beredar menunjukkan baterai peluncur Iron Dome yang hancur dan tak bisa lagi berfungsi.

Iron Dome adalah sistem pertahanan udara canggih milik Israel dengan bantuan Amerika Serikat. Sistem rudal otomatis itu dimaksudkan menangkal secara otomatis roket-roket yang menuju Israel. Belakangan, keampuhan senjata pertahanan itu goyah dengan berhasilnya roket, rudal, dan drone menembus wilayah Israel.

Pada Rabu itu juga, seorang tentara cadangan pasukan penjajahan Israel tewas dan 10 orang lainnya terluka akibat serangan Hizbullah ke Israel utara. Pertahanan udara dan sistem peringatan dini Israel tak sempat mengantisipasi serangan tersebut.

IDF mengumumkan kematian tentara tersebut pada Kamis pagi, menyebut dia sebagai Sersan Staf Refael Kauders (39 tahun). Kauders bertugas di Batalion 5030 Brigade Alon sebagai koordinator Rabbi Militer.

The Times of Israel melansir, setidaknya 10 tentara Israel lainnya terluka dalam serangan yang diklaim Hizbullah dengan menggunakan drone bermuatan bahan peledak di Israel utara pada Rab itu. Sistem sirene peringatan dini yang tiba-tiba tak berfungsi memungkinkan drone Hizbullah menembus kompleks militer Israel tersebut.

Pasukan penjajahan Israel (IDF) mengatakan pihaknya sedang menyelidiki mengapa sirene tidak berbunyi ketika setidaknya dua drone menghantam Kota Hurfeish yang mayoritas penduduknya Druze, terletak beberapa kilometer dari perbatasan Lebanon. Kelompok Hizbullah Lebanon mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dengan mengatakan mereka meluncurkan beberapa drone peledak ke posisi militer di daerah tersebut.

Menurut penilaian awal militer, kedua drone tersebut mengenai sasaran dalam waktu beberapa menit, dan drone selanjutnya tampaknya menargetkan kru penyelamat yang datang untuk merawat mereka yang terluka akibat drone pertama. Hizbullah telah menggunakan taktik seperti itu beberapa kali di tengah perang. 

Kelompok tersebut mengatakan serangan itu merupakan respons terhadap serangan mematikan IDF baru-baru ini di Lebanon selatan, termasuk serangan pada Selasa di Naqoura yang menewaskan seorang anggota Hizbullah.

Setelah serangan tersebut, militer mengumumkan bahwa mereka telah melakukan serangan terhadap serangkaian sasaran Hizbullah di Lebanon selatan sepanjang hari. IDF mengatakan sasarannya termasuk infrastruktur Hizbullah di Naqoura dan Matmoura, bangunan yang digunakan oleh kelompok teror di Ayta ash-Shab, dan pos pengamatan di Khiam. IDF juga menembaki sejumlah daerah di Lebanon selatan dengan artileri untuk “menghilangkan ancaman”.

Sejak 8 Oktober, pasukan pimpinan Hizbullah hampir setiap hari menyerang komunitas dan pos militer Israel di sepanjang perbatasan. Kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka melakukan hal tersebut untuk mendukung Gaza di tengah serangan brutal Israel di sana. Kelompok tersebut dalam beberapa bulan terakhir semakin sering menggunakan drone bermuatan bahan peledak, rudal anti-tank, dan rentetan roket. 

Sejauh ini, bentrokan di perbatasan telah mengakibatkan 10 kematian warga sipil di pihak Israel, serta tewasnya 14 tentara dan cadangan IDF. Ada juga beberapa serangan dari Suriah, tanpa ada korban jiwa. Pada awal pekan ini, serangan roket dan drone Hizbullah menyebabkan kebakaran hebat di wilayah utara Israel. Serangan itu memicu rencana serangan terbuka Israel ke Lebanon.

 

 

 

Hizbullah mengumumkan  semalam bahwa mereka telah menyerang markas besar Israel di selatan pemukiman Al-Kush, menyebabkan kematian dan cedera, seperti yang disiarkan. Gambar kendaraan militer dan awaknya menjadi sasaran di utara.

Kelompok tersebut juga mengatakan bahwa mereka menargetkan, dengan sebuah drone, tentara Israel di lokasi Al-Baghdadi. Mereka juga menyerang pertemuan tentara di Horsh Baram dan situs Birkat Risha dan Al-Malikiyah, serta mengebom situs Al-Samaqa dan Zibdin.

Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengkonfirmasi bahwa pejuang Perlawanannya menembaki markas besar Divisi 91 militer pendudukan Israel di barak Biranit dan posisi tentara di sekitarnya dengan roket Falaq-1, yang mengakibatkan kehancuran sebagian dan dipastikan adanya korban jiwa.

Perlawanan mengatakan bahwa operasi tersebut dilakukan untuk mendukung ketabahan rakyat Palestina di Jalur Gaza dan Perlawanan mereka yang berani dan terhormat. Selain itu sebagai tanggapan terhadap serangan Israel terhadap desa-desa dan rumah-rumah aman di selatan Lebanon, yang terbaru di kota Aitaroun.

Pejuang perlawanan juga menyerang dan menghancurkan peralatan spionase Israel di lokasi al-Raheb pada Kamis pukul 15.25. Selain itu, pejuang Hizbullah meluncurkan rudal anti-udara ke pesawat tempur Israel, yang melanggar wilayah udara Lebanon dan memecahkan penghalang suara dalam upaya untuk meneror anak-anak, sehingga memaksa pesawat tersebut mundur ke luar perbatasan Lebanon.

Pada pukul 18.05, HIzbullah menargetkan dan menghancurkan peralatan spionase Israel yang baru didirikan di lokasi Metulla. Koresponden Almayadeen melaporkan bahwa kebakaran terjadi di lokasi Israel sebagai akibat dari operasi Perlawanan.

Bersamaan dengan itu, perlawanan menembaki lokasi al-Baghdadi dengan roket-roket berat Burkan, menghasilkan serangan langsung dan dipastikan adanya korban jiwa. Hizbullah mengatakan operasi itu merupakan respons terhadap pembunuhan Israel di Aitaroun.

Selain itu, Perlawanan membombardir barak Zebdine di Peternakan Shebaa Lebanon yang diduduki dengan serangan roket. Pada pukul 23.15, mereka menyerang penempatan tentara pendudukan Israel di sekitar barak Zarit dengan peluru artileri, dan langsung mengenainya.

 
Berita Terpopuler