Juru Sembelih Diingatkan untuk Kenali Bahaya Penyembelihan Hewan Kurban

Juru sembelih hewan kurban harus memerhatikan unsur syariat.

ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Peserta mengikuti pelatihan penyembelihan hewan qurban di Masjid Nurul Iman Perum Widya Asri, Kota Serang, Banten, Ahad (26/5/2024). Pelatihan yang digelar perkumpulan juru sembelih halal tersebut diikuti 65 orang pengurus masjid dan panitia qurban dari berbagai daerah.
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Juru Sembelih Halal (Juleha) DIY, Cuk Tri Noviandi, mengingatkan kepada para juru sembelih hewan kurban untuk mengenali beberapa potensi bahaya pada saat proses penyembelihan. Beberapa hal yang sering terjadi dan menimbulkan risiko bagi pekerja penyembelih hewan kurban, antara lain tertendang sapi saat mengikat atau handling sapi, tersayat pisau, terhantam kepala saat sapi tiba-tiba bergerak hingga tertimpa hook/pisau yang jatuh dari atas.

Baca Juga

"Potensi bahaya tersebut tidak akan terjadi jika petugas penyembelih sudah menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap," kata Cuk dalam Pelatihan Penyembelihan Hewan dan Penanganan Daging Kurban Yang Higienis, di ruang Auditorium Drh. R. Soepardjo Fakultas Peternakan, Selasa (4/6/2024).

Cuk menambahkan potensi bahaya tersebut bisa diantisipasi dan dikurangi dampaknya. Untuk itu, ia berharap agar para petugas yang terlibat dalam proses penyembelihan perlu mengikuti training. Selain itu, mereka juga harus mengerti Standard Operational Procedures (SOP) mengenai penyembelihan maupun mengenakan APD.

"Alat pelindung diri bukan untuk mencegah kecelakaan (reduce likelihood), namun hanya sekedar mengurangi efek atau keparahan kecelakaan (reduce consequences)," ucap Dosen Fakultas Peternakan UGM tersebut.

Wakil Ketua Halal Center UGM, Nanung Danar Dono, mengingatkan hewan kurban harus terhindar dari stres sebelum  disembelih. Terdapat beberapa syarat agar hewan kurban terbebas dari stres, yaitu tempat penyembelihan hendaknya tenang dan tidak gaduh, istirahatkan ternak setelah perjalanan dan jangan sampai hewan kurban melihat darah dari temannya yang telah disembelih.

“Tempat penyembelihan hendaknya tenang, bersih, suci dari najis dan tidak gaduh,”kata Nanung.

Laboratorium Ilmu dan Teknologi Daging Fakultas Peternakan UGM, Endy Triyannanto,  mengingatkan para peserta tentang pentingnya higienitas pengelolaan daging kurban. "Jika daging sudah dipastikan aman dikonsumsi maka tentu akan mencegah penularan penyakit," ungkapnya.

Ia menambahkan, membekukan daging tidak membunuh bakteri tetapi hanya memperlambat perrtumbuhan saja. Oleh karena itu, praktik penanganan yang baik tetap diperlukan.

 
Berita Terpopuler