Permintaan Listrik di New Delhi Mencapai Puncaknya Akibat Gelombang Panas  

Suhu di Ibu Kota New Delhi Mencapai 45 derajat Celcius.

AP Photo/Manish Swarup
Seorang pria berjalan melewati monumen Gerbang India pada hari musim panas di New Delhi, India, Senin, 27 Mei 2024.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan listrik di ibu kota India, New Delhi, melonjak ke rekor tertinggi pada Rabu (29/5/2024) ketika penduduk kota berjuang untuk tetap sejuk selama gelombang panas yang mencapai lebih dari 45 derajat Celcius. Menurut data resmi pemerintah, selama hari dengan gelombang panas tersebut permintaan daya listrik mencapai puncaknya yakni 8.302 megawatt.

"Jaringan listrik mengalami kewalahan karena kebutuhan listrik mencapai rekor puncak 8.302 MW," demikian kata pemerintah.

India tidak asing dengan suhu musim panas yang membakar. Akan tetapi, penelitian ilmiah selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa perubahan iklim telah menyebabkan gelombang panas menjadi lebih lama, lebih sering dan lebih intens. 

Di tengah gelombang panas, tak sedikit warga yang tetap harus bekerja di luar ruangan. Para penjual makanan di New Delhi mengatakan bahwa tidak banyak yang dapat mereka lakukan untuk menghindari cuaca panas.

“Semua orang ingin tetap berada di dalam rumah, tapi saya harus tetap berjuang mencari nafkah,” kata seorang penjual makanan, Roop Ram (57 tahun) seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (30/5/2024).

Ram, yang tinggal bersama istri dan dua putranya di sebuah rumah sempit, mengatakan bahwa mereka hanya memiliki sebuah kipas angin kecil dan tidak cukup untuk menyejukkan mereka.

Sementara itu, Rani (60 tahun), melakukan perjalanan dengan bus selama dua jam setiap pagi untuk menjual perhiasan kepada para turis di sebuah kios jalanan. “Memang lebih panas, tapi tidak ada yang bisa kami lakukan,” katanya, sambil meneguk air dari botol yang dibawanya dari rumah.

Departemen Meteorologi India (IMD), yang melaporkan kondisi gelombang panas ekstrem, pekan ini mengeluarkan peringatan darurat atau red alert untuk New Delhi, yang memiliki populasi lebih dari 30 juta orang. Peringatan ini menunjukkan adanya risiko terkena heat illness dan heat stroke pada semua usia, terutama bagi kelompok lansia dan rentan.

Baca Juga

Pemerintah kota Delhi juga memperingatkan akan kekurangan air yang mengerikan dan mengimbau masyarakat serta industri untuk menghemat penggunaan air.

IMD juga mengatakan mereka telah....

 

Sementara itu, IMD juga mengatakan bahwa mereka telah mengirimkan sebuah tim untuk menyelidiki pembacaan yang sangat tinggi di sebuah stasiun cuaca otomatis.

“Mungeshpur melaporkan suhu 52,9 derajat Celcius sebagai perbedaan dibandingkan dengan stasiun-stasiun lainnya. Ini bisa jadi karena (kesalahan) sensor atau faktor lokal,” kata IMD mengacu pada sebuah stasiun di pinggiran kota Delhi.

Menurut IMD, stasiun pemantau lain mencatat suhu maksimum di Delhi pada Rabu yang bervariasi mulai dari 45,2 derajat Celcius hingga 49,1 derajat Celcius. Ahli meteorologi IMD, Soma Sen Roy, mengatakan bahwa para petugas sedang memeriksa apakah stasiun tersebut telah mencatatnya dengan benar.

Pada hari Selasa, dua stasiun di Delhi, di Mungeshpur, serta di stasiun otomatis lainnya di Narela, mencatat suhu 49,9 derajat Celcius.

Sebelumnya pada tahun 2022, suhu Delhi tercatat mencapai 49,2 derajat Celcius. Lalu pada tahun 2016, suhu 51 derajat Celcius tercatat di Phalodi di tepi Gurun Thar, Rajasthan, yang merupakan suhu tertinggi yang pernah tercatat di India.

“Suhu di daerah perkotaan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Variasi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti  kedekatannya dengan badan air, tanah tandus, taman atau perumahan yang padat,” kata IMD.

 
Berita Terpopuler