Viral, Dua Pejuang Palestina Berebut jadi Syuhada di Gaza

Jenderal Israel mengakui IDF makin terpuruk di Gaza.

EPA-EFE/ATEF SAFADI
Tank Israel berpatroli di dekat pagar keamanan Jabalia di bagian utara Jalur Gaza, 16 Mei 2024.
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, kembali melansir video penghancuran tank Merkava milik pasukan penjajahan Israel (IDF). Video yang menunjukkan dua pejuang berebut mempertaruhkan nyawa untuk meledakkan kendaraan Israel itu menyalakan media sosial di Timur Tengah.

Baca Juga

Video yang dilansir pada Senin (20/5/2024) itu menunjukkan operasi gabungan Brigade al-Qassam dan Brigade al-Quds, sayap militer Jihad Islam Palestina di Jabalia. Video tersebut memperlihatkan dua pejuang perlawanan Palestina bersaing di tengah perebutan siapa yang akan melakukan operasi dan maju menghancurkan tank Israel dari jarak nol dengan menanam bom dalam aksi gerilya.

Aljazirah Arabia melansir salah satu pejuang perlawanan mendebat yang lain dengan mengatakan, “Demi Allah, lepaskan dia. Bimbing aku, demi Allah." Pada akhirnya, salah satu pejuang perlawanan mendekati tank di jalan dan meletakkan perangkat peledak tersebut langsung di atasnya dan menarik picu. Pejuang itu kemudian lekas kembali ke bangunan disusul ledakan dari tank penjajah. Tak diterangkan apakah pejuang itu selamat atau tidak dalam operasi tersebut.

Aksi para pejuang itu disambut keharuan dan perayaan oleh netizen di Timur Tengah. 

“Bagaimana mungkin mengalahkan orang-orang ini? Mereka berebut mengorbankan nyawa untuk menghancurkan tank,” tulis salah seorang netizen dilansir Aljazirah.

“Mereka saudara dalam darah, persenjataan, dan pengorbanan tanpa tanding,” timpal salah seorang netizen dari Aljazair.

Juru bicara Brigade Izzuddin al-Qassam Abu Ubaidah, sebelumnya kembali muncul memberikan keterangan resmi di tengah berkecamuknya perang antara pejuang perlawanan dan pasukan penjajahan Israel (IDF) di Jalur Gaza. Ia menyatakan bahwa dalam waktu 10 hari belakangan pejuang al-Qassam berhasil menargetkan 100 kendaraan militer penjajah.

Menurutnya, para pejuang di Jalur Gaza sejauh ini telah menghancurkan tank, pengangkut personel, dan buldoser, di semua lini pertempuran. “Inilah musuh di semua wilayah serangannya, menghitung jumlah korban tewas dan luka-luka,” kata Abu Ubaidah dilansir Palestine Chronicle pada Sabtu (18/5/2024).

Abu Ubaidah menambahkan bahwa musuh Israel, 32 pekan setelah tanggal 7 Oktober lalu, kembali memasuki neraka di Gaza dan menghadapi perlawanan yang lebih sengit. Ia melanjutkan bahwa pendudukan masih melakukan bentuk-bentuk genosida yang paling ganas terhadap rakyat Palestina di hadapan dunia. 

Komandan Cadangan Jenderal Gadi Shamni telah memperingatkan bahwa tentara Israel kian “terpuruk” di Gaza. Ia menambahkan, Israel jelas tidak akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan membombardir Gaza.

“Sulit untuk melihat bagaimana semua tahanan Israel akan dipulangkan dari Jalur Gaza,” ujarnya dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Israel Maariv. Ia menambahkan, ia yakin Hamas akan menderita kerugian akibat perang tersebut, tapi tidak akan “dilenyapkan secara militer”. 

Menurut Shamni, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah membawa kutukan bagi Israel berupa kebingungan, isolasi, dan kerusakan ekonomi yang parah selama bertahun-tahun.

“Hal yang paling berbahaya adalah terkikisnya secara dramatis status Israel, yang merupakan kekuatan regional hingga serangan Hamas terhadap permukiman di Gaza pada 7 Oktober,” tambahnya.

Sejak 7 Oktober 2023, tentara pendudukan Israel melanjutkan agresinya terhadap Jalur Gaza, dengan dukungan Amerika dan Eropa. Pesawat-pesawatnya mengebom rumah sakit, bangunan tempat tinggal, gedung apartemen, dan rumah warga sipil Palestina. Israel juga mencegah masuknya air, makanan, obat-obatan dan bahan bakar. Akibatnya, lebih dari 35.450 warga Palestina syahid, sedangkan lebih dari 79.470 orang terluka. Menurut data PBB, sebanyak 1,7 juta orang lagi terpaksa mengungsi dari rumah dan lingkungan mereka.

Komandan Israel tewas... baca halaman selanjutnya

Sementara, seorang perwira IDF yang terluka parah dalam pertempuran di Jalur Gaza utara pada Rabu (15/5/2024) meninggal karena luka-lukanya pada Ahad. Perwira yang gugur tersebut merupakan seorang komandan kompi di pasukan penjajahan Israel (IDF)

Times of Israel melansir, perwira yang gugur itu adalah Mayor Gal Shabbat (24 tahun). Ia seorang komandan kompi di Batalion 202 Brigade Pasukan Terjun Payung, dari komunitas utara Katzir. 

Shabbat terluka parah dalam bentrokan dengan pejuang Palestina, dua jam sebelum insiden yang menewaskan lima pasukan terjun payung di Jabaliya di Jalur Gaza utara. Saat itu, tank Israel menembak sendiri pasukan mereka akibat panik diserbu pasukan perlawanan palestina. Delapan tentara IDF lainnya juga terluka, termasuk tiga orang yang terluka parah.

Kematian Shabbat membuat jumlah tentara IDF yang tewas dalam serangan darat terhadap Hamas dan operasi di sepanjang perbatasan menjadi 283 orang. Pengumuman kematian Shabbat terjadi ketika tentara terus penjajahan  melancarkan operasinya di Gaza. 

 

Strategi baru perlawanan Palestina belakangan tampaknya sebagian didasarkan pada operasi gabungan yang dilakukan antara berbagai kelompok. Seperti yang terjadi beberapa hari terakhir, operasi hari ini juga mencakup serangan gabungan yang dikoordinasikan antara Brigade al-Qassam dari Hamas dan Brigade al-Quds dari Jihad Islam Palestina.

Meskipun kerja sama tersebut telah terjadi sejak awal perang, sifat dan frekuensi kerja sama tersebut telah meningkat sejak serangan terbaru terhadap Israel di Jabalia, al-Zaytoun, Nuseirat, dan Rafah.

Pasukan Elite Israel Terpukul - (Republika)

 
Berita Terpopuler