Ketua RT Ungkap Sosok Tarsum Sebelum Mutilasi Istri, dari Orang Baik Berubah Jadi Aneh

Keluarga Tarsum selama ini dikenal harmonis dan tak pernah ada masalah

ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Polisi menggiring Tarsum tersangka kasus pembunuhan mutilasi saat menjalani pemeriksaan kejiwaan di Makopolres Ciamis, Jawa Barat, Senin (6/5/2024). Satreskrim Polres Ciamis dibantu dokter spesialis kejiawaan RSUD Ciamis Andi Fatimah Yuniasari, memeriksa kejiwaan tersangka pelaku kasus mutilasi istrinya di Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, untuk memastikan kondisi kejiwaannya.
Rep: Bayu Adji Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Aksi Tarsum yang diduga memutilasi istrinya, YN, di Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, pada Jumat (3/5/2024) membuat geger warga sekitar. Pasalnya, lelaki yang kini telah ditahan oleh Kepolisian Resor (Polres) Ciamis itu selama ini dikenal sebagai pribadi yang baik di lingkungannya.

Baca Juga

Ketua rukun tetangga (RT) setempat, Yoyo Tarya (59 tahun) mengaku tak habis pikir Tarsum bisa melakukan aksi keji tersebut. Pasalnya, keluarga Tarsum selama ini dikenal harmonis dan tak pernah ada masalah. Tarsum secara pribadi juga dikenal sebagai sosok yang baik di masyarakat. 

"Warga kaget semua. Syok. Semua tidak menyangka akan terjadi seperti itu," kata Yoyo saat dihubungi wartawan, Senin (6/5/2024).

Ia mengatakan, selama ini rumah tangga Tarsum dikenal harmonis. Tidak pernah warga sekitar mendengar adanya cekcok antara suami istri itu. Tetangga sekitar pun tak pernah mendengar keributan dari rumah Tarsum. 

Yoyo menilai, sosok Tarsum juga sering bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Meski bukan warga asli Kecamatan Rancah, Tarsum mudah bergaul dengan masyarakat. Bahkan, Tarsum dikenal sebagi pribadi yang rela untuk membantu lebih ketika ada kegiatan masyarakat. 

"Alhamdulillah dia pegaulan dan sosialisasi di masyarakat baik. Jamaah ke masjid, pengajian, suka gotong royong. Bahkan berani berkorban untuk kegiatan kemasyarakatan. Kalau ngasih bantuan lebih besar," kata Yoyo.

Ia menjelaskan, Tarsum dan keluarga merupakan warga pindahan dari Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis. Baru pada sekitar 2010, keluarga yang berisi suami istri dengan dua anak itu tinggal di Kecamatan Rancah. 

Di Kecamatan Rancah, Tarsum bersama istrinya membuat usaha jual beli kambing. Dari usaha itu, keluarga tersebut hidup berkecukupan. "Secara keuangan cukup sebagaimana orang berusaha, usaha suami istri barengan," kata Yoyo.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tarsum hanya tinggal di rumah bersama istri dan anak keduanya. Sementara anak pertamanya sudah menikah dan tinggal bersama pasangannya. 

Perubahan Sikap

Menurut Yoyo, sikap Tarsum mulai terlihat berubah sejak beberapa hari sebelum aksi mutilasi itu dilakukan. Ia mengatakan, Tarsum sempat mendatangi rumahnya pada Selasa (30/4/2024) malam. Ketika itu, Tarsum meminta tolong agar Yoyo mau menjaga anak kedua Tarsum yang masih sekolah.

"Pak tolong didik anak saya, titip anak saya," kata Yoyo menirukan ucapan Tarsum.

Merasa heran, ketua RT itu lantas menanyakan alasan Tarsum. Namun, lelaki itu beralasan hendak pergi ke Kalimantan untuk bekerja. Di Kalimantan, ia mengaku diajak temannya untuk usaha ikan.

Yoyo sempat mengorek permasalahan yang dihadapi Tarsum saat itu. Namun, Tarsum terus-menerus bilang tidak ada masalah apa-apa. Termasuk masalah rumah tangga.  "Tapi saya sudah curiga karena itu perilakunya enggak biasa. Takutnya sedang bertengkar atau apa gimana," kata dia.

 

 

Menurut Yoyo, malam itu Tarsum tak hanya mendatangi rumahnya. Ada beberapa warga lain yang juga didatangi olehnya. Namun, Tarsum tak hendak menitipkan anak kepada warga lain, melainkan meminta bantuan. Warga disuruh datang ke rumah Tarsum setelah sholat Isya. 

"Saya sudah curiga dari rumah. Biasanya konsultasi sama saya suka bilang kalau ada apa-apa," ujar Yoyo.

Yoyo lantas izin kepada istrinya untuk pergi ke rumah Tarsum. Ia khawatir akan kondisi warganya itu.

Kekhawatiran Yoyo terbukti. Ketika sampai di rumah yang dimaksud, terdengar suara pintu yang terbanting. Istri Tarsum lantas teriak.

Ketika dicek, Tarsum terlihat sedang tiduran sambil mencekik dirinya sendiri. Spontan, Yoyo berupaya melepaskan tangannya dari leher Tarsum. Namun, lelaki itu kembali mencoba mencekik diri sendiri. 

"Setelah lepas dia tengkurap mau bangkit himpit lehernya lepas lagi, lari dan langsung membantingkan kepala ke pilar rumah," kata dia.

Menurut Yoyo, aksi Tarsum itu tak berhenti sampai di situ. Tarsum kemudian pergi keluar rumah, membenturkan kepala ke tiang listrik, ke rumah tetangga, mencelupkan kepala di ember tempat tadah hujan di rumah tetangga, hingga membenturkan kepala ke pohon kelapa di kebun. 

Tarsum baru berhasil diamankan setelah beberapa warga datang. Ia pun dibawa kembali ke rumahnya untuk dibersihkan lukanya. "Ngomongnya sudah enggak jelas. Dia lalu dibawa ke klinik pada malam Rabu itu. Soalnya kepalanya luka," ujar Yoyo.

 Mengaku tak Ada Masalah 

Usai pulang dari klinik, Yoyo mengumpulkan seluruh keluarga Tarsum untuk berunding. Ia menanyakan masalah yang terjadi sebenarnya. Namun, istrinya mengaku tak ada masalah sama sekali di keluarganya.

"Tidak ada beban utang karena, dia bilang masalah utang besar sudah ditutup pakai mobil. Tidak ada beban, kecuali utang yang kecil-kecil masih berjalan, tapi enggak ada masalah. Istrinya bilang begitu," kata dia.

Ketika itu, datang juga sejumlah kerabat dari Tarsum. Bahkan, kerabat Tarsum berniat membantu melunasi utang yang bersangkutan.

Setelah itu, kondisi keluarga tersebut kembali tenang. Warga sekitar juga masih menunggu di rumah Tarsum. Namun, tidak ada peristiwa yang tak biasa yang terjadi. "Dia biasa ngobrol, ngerokok, nyemil, biasa saja. tidak ada yang mencurigakan sama sekali," kata Yoyo. 

Peristiwa Mutilasi

Yoyo mengatakan, peristiwa mutilasi itu terjadi di pinggir jalan dekat rumah Tarsum pada Jumat (3/5/2024) sekitar pukul 07.30 WIB. Namun, tidak ada saksi mata yang melihat peristiwa itu terjadi. Pasalnya, saat itu warga sudah beraktivitas seperti biasa.

"Kronologinya tidak ada yang tahu, karena di sini kalau hari-hari biasa sudah berkegiatan dengan kegiatan masing-masing. Ibu-ibu sudah berangkat pengajian, anaknya sudah berangkat sekolah, tetangga sudah ke masjid," kata dia.

Yoyo mengaku sudah berangkat kerja pagi itu. Namun, tiba-tiba ada warga yang meneleponnya mengenai kondisi Tarsum. Namun, ia tak berpikiran telah terjadi aksi mutilasi. 

Alhasil, ia kembali ke lingkungannya. Saat dalam perjalanan kembali, ia bertemu Tarsum di jalan dekat kuburan. 

"Dia datang dari bawah sudah bawa baskom berisi daging itu. Ditawarin sama saya, 'Pak tolong beli, ini daging si YN. Ini bener daging. Si YN udah enggak ada'," kata Yoyo.

Ketua RT itu pun tak menanggapi perkataan Tarsum. Ia justru pergi untuk melapor ke polisi karena takut melihat Tarsum membawa sebilah pisau.

Yoyo mengaku sama sekali tidak tahu pemicu tindakan Tarsum. Sebab, selama ini keluarganya dikenal baik.

Ia mengiyakan bahwa usaha Tarsum sedang tidak baik. Namun, ia menilai itu sebagai hal wajar lantaran semua jenis usaha sedang tidak baik-baik saja. 

"Setahu saya enggak ada maslah. Biasa-biasa saja, rumah tangga harmonis, tidak ada beban utang. Istrinya juga bilang begitu ke saya," kata dia.

Kini, di rumah Tarsum hanya ada anak-anaknya. Selain itu, ada sejumlah kerabat lainnya. Setiap malam, kini masih dilakukan tahlilan di rumah itu. 

"Anak korban tinggal di rumahnya sama kakak dan saudaranya. Malam biasa tahlilan di rumah," kata dia.

 

 

 

 
Berita Terpopuler