Hamas: Brigade Al Qassam Siap Lindungi Rakyat Palestina Jika Israel Serang Rafah

Israel telah mendesak rakyat Palestina untuk mengosongkan Rafah timur.

AP Photo
Anggota Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas. Brigade Al Qassam menyatakan siap melindungi rakyat Palestina, menggagalkan Israel menguasai Rafah.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Gerakan Palestina Hamas pada Senin (6/5/2024) mengatakan bahwa perlawanan yang dipimpin oleh sayap militer Brigade Al Qassam siap untuk membela rakyat Palestina jika terjadi operasi militer Israel di Kota Rafah, Gaza. Pernyataan itu disampaikan melalui Telegram ketika Israel mendesak rakyat Palestina di Rafah timur untuk berpindah ke Al Mawasi.

"Operasi militer di Rafah tidak akan mudah bagi tentara pendudukan fasis," tulis gerakan tersebut.

"Perlawanan gagah berani kami, yang dipimpin oleh Brigade Al Qassam, sepenuhnya siap untuk melindungi rakyat kami, mengalahkan musuh ini, menggagalkan rencananya dan menggagalkan tujuannya," kata Hamas.

Media Times of Israel melaporkan pada hari sebelumnya bahwa Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mulai menyerukan warga Palestina untuk meninggalkan bagian timur Rafah menjelang operasi militer yang direncanakan. Militer Israel menyarankan penduduk setempat untuk pindah ke zona kemanusiaan di wilayah Al Mawasi dan Khan Younis.

Baca Juga

Sementara itu, juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh kemudian mengatakan bahwa Palestina menyerukan kepada Pemerintah AS untuk segera bertindak guna mencegah operasi Israel di Rafah.

Sebagaimana diwartakan, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menekankan bahwa pemerintahnya tidak akan pernah menyerah pada tujuan militernya di Gaza. Netanyahu mengatakan penarikan mundur Israel dari Gaza berarti penyerahan diri Israel dan kemenangan besar bagi Hamas dan Iran.

Netanyahu menegaskan bahwa Israel telah dan masih siap untuk membuat kesepakatan mengenai jeda pertempuran untuk memastikan pembebasan orang-orang Israel yang diculik. Ia menyebut, Israel melakukan upaya tersebut demi membebaskan 124 sandera dan kemudian akan kembali berperang.

Sebelumnya, Hamas sedang mempertimbangkan proposal baru untuk kesepakatan penyanderaan yang diajukan oleh Mesir yang mengharuskan pelepasan 33 sandera Israel sebagai imbalan atas gencatan senjata sementara di Jalur Gaza. Proposal yang disusun dengan bantuan Israel, terdiri dari dua tahap.

Tahap pertama dari perjanjian tersebut mencakup pembebasan 20-33 sandera selama beberapa pekan dengan imbalan jeda pertempuran dan pembebasan tahanan Palestina oleh Israel. Durasi gencatan senjata bisa diperpanjang dengan bergantung pada jumlah sandera yang dibebaskan.

Kemudian, sebagai bagian dari kesepakatan tahap kedua, Hamas diminta untuk menukar sandera yang tersisa, termasuk tentara Israel dan jenazahnya dengan lebih banyak lagi tahanan Palestina.

 
Berita Terpopuler