Mana Lebih Dulu, Puasa Syawal atau Bayar Utang Puasa Ramadhan?

Para ulama berbeda pendapat mengenai pelaksanaan puasa Syawal.

www.pixabay.com
Hidangan berbuka puasa (Foto: ilustrasi)
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada bulan Syawal. Puasa Syawal sangat dianjurkan dikerjakan umat Muslim terutama pada 6 hari setelah Idul Fitri karena memiliki keistimewaan mendapatkan pahala seperti berpuasa satu tahun penuh.

Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal

Puasa Syawal dapat dimulai pada tanggal 2 Syawal tepat setelah Hari Raya Idul Fitri. Umat Islam dilarang untuk berpuasa pada dua Hari Raya yakni Idul Fitri dan Idul Adha, serta hari Tasyrik (11,12,13 Dzulhijjah).

Lamanya Puasa Syawal

Para ulama berbeda pendapat mengenai pelaksanaan puasa Syawal. Sebagian berpendapat puasa Syawal baiknya dilakukan selama enam hari secara berturut-turut, namun ada juga yang mengatakan boleh tidak berturut-turut karena tidak ada anjuran maupun larangan langsung dari Rasulullah SAW. Sehingga puasa Syawal tetap bisa dilaksanakan kapan saja selama masih di bulan Syawal.

Puasa Syawal Dulu atau Qadha Ramadhan?

Berkenaan dengan boleh tidaknya menggabungkan Puasa Syawal dengan qadha Ramadhan, ternyata masalah ini sudah jadi perbedaan sejak zaman sahabat Rasulullah SAW.

Baca Juga

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrurrozi menyarankan untuk membayar yang wajib terlebih dahulu. Dengan kata lain, umat Muslim yang memiliki utang puasa Ramadhan agar bisa mengqadha puasa terlebih dahulu sebelum mengerjakan puasa sunnah yang lain.

Selanjutnya...

Setelah selesai mengqadha puasa wajib bisa dilanjutkan dengan mengerjakan puasa sunnah Syawal karen dapat dikerjakan kapan saja selama masih di bulan Syawal.

“Niat puasa qadha Ramadhan saja, tapi dia sekaligus sudah mendapatkan pahala puasa bulan Syawal,” kata Gus Fahrur.

“Jadi tidak boleh ada dua niat sekaligus, ini masih ada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Namun lebih bagus hanya niat puasa qadha Ramadhan, namun dilakukan dalam bulan Syawal agar dapat pahalanya,” kata Gus Fahrur.

Niat Puasa Qadha Ramadhan

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."

Niat Puasa Syawal

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

Selanjutnya...

Menurut Majelis Tarjih Muhammadiyah, dikutip dari web resminya, tidak ada petunjuk yang secara eksplisit menyatakan puasa sunnah dapat dilaksanakan bersamaan dengan membayar utang puasa wajib. Tidak ditemukan petunjuk yang menyatakan puasa sunnah dan pembayaran utang puasa dapat dijalankan secara bersamaan.

Oleh karena itu, lebih baik menjalankan kewajiban membayar utang puasa terlebih dahulu sebelum melibatkan diri dalam puasa sunnah. Meskipun puasa Syawal memiliki keutamaan tersendiri, seperti pahala setara dengan puasa setahun penuh, namun kewajiban membayar utang puasa memiliki prioritas yang lebih tinggi.

Setelah membayar utang puasa yang tertunda, umat Islam dapat dengan tenang melibatkan diri dalam puasa sunnah, baik itu puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Dawud, atau puasa Senin-Kamis.

Tata Cara Puasa Syawal

Mengenai tata cara puasa sunnah Syawal, Majelis Tarjih membolehkan dilakukan dengan dua metode yang berbeda. Pertama, puasa tersebut dapat dilaksanakan secara berurutan langsung selama enam hari berturut-turut setelah hari raya Idul Fitri.

Kedua, puasa Syawal juga dapat dilakukan secara acak antara tanggal 2 sampai dengan 30 Syawal. Dengan demikian, umat Islam diberikan fleksibilitas dalam melaksanakan ibadah puasa sunnah Syawal sesuai dengan keadaan dan kenyamanan mereka.

Melaksanakan puasa sunnah memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah dapat menjadi perisai dari api neraka, sebagaimana dipahami dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudri: “Barangsiapa berpuasa pada suatu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari api neraka selama 70 tahun.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan demikian, melalui ibadah puasa sunnah, umat Islam dapat memperoleh keberkahan dan perlindungan dari siksa api neraka serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.

 
Berita Terpopuler