Empat Tempat Suci di Makkah

Makkah memiliki sejumlah tempat suci atau masyar.

Republika/Ali Yusuf
Pembatas di depan Kabah.
Rep: mgrol151 Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap tahun, jutaan umat Muslim dari berbagai belahan dunia berkumpul di kota suci Makkah untuk menjalankan kewajiban agama yang mulia ini. Ibadah Haji bukan hanya sekedar ritual fisik, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual yang mendalam bagi setiap orang yang melakukannya.

Baca Juga

Untuk itu, setiap umat Muslim harus mengetahui tempat-tempat yang bersejarah sekitar Ka’bah 

Pertama, Hijir Ismail atau Hateem

Hijr Ismail adalah nama tembok rendah yang disebut juga Hateem. Hijr Ismail adalah bagian dari Kabah yang berbentuk dinding setengah lingkaran terbuat dari marmer putih dan terletak di dinding Barat Laut Kabah. Tembok tersebut memiliki ketinggian 1,33 meter dan lebar 0,90 meter.

Menurut cerita dalam Alquran, Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail, diperintahkan oleh Allah untuk membangun Kabah sebagai tempat ibadah yang suci. 

Selama proses pembangunan, Nabi Ibrahim memerintahkan Nabi Ismail untuk membawakan batu-batu untuk konstruksi. 

Diberi nama Hijir Ismail atau Batu Ismail karena di sana tempat Nabi Ibrahim alaihissalam membangun tempat berlindung untuk putranya Nabi Ismail alaihissalam dan istrinya Hajrah. 

Umat Islam yang berkunjung ke Kabah tidak diperbolehkan memasuki atau berjalan di dalam ruang antara dinding Ka'bah dan Hateem. 

Kedua, Al Multazam

Al Multazam adalah sebuah tempat di dalam Masjidil Haram yang merupakan tempat suci bagi umat Islam. Terletak di antara Hajar Aswad dan pintu masuk Kabah, Al Multazam adalah area di mana doa-doa diyakini lebih mungkin dikabulkan oleh Allah SWT.

Selain itu, Al Multazam juga menunjukkan persatuan umat Islam dari berbagai bangsa dan budaya yang berkumpul di Masjidil Haram untuk melaksanakan ibadah. Tempat ini menjadi saksi dari keragaman umat Islam yang bersatu dalam keimanan dan ibadah kepada Allah SWT.

Alhamdulillah Multazam juga merupakan salah satu tempat terkabulnya doa. Sebagaimana contoh Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam beriltizam dengan cara menempelkan dadanya dan pipinya yang kanan, kemudian pula kedua tangan dan telapak tangan membentang pada dinding tersebut.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

 

Ketiga, Hajar al-Aswad

Hajar al-Aswad terletak di sudut timur Kabah yang dikenal dengan sebutan Hajar Aswad. 

Hajar Aswad berbentuk batu hitam yang dipercaya umat Islam sebagai bagian dari Ka'bah di Mekah. Batu ini memiliki makna simbolis dalam sejarah Islam karena diyakini berasal dari surga dan berfungsi sebagai penanda awal dan akhir putaran Tawaf di sekitar Kabah. 

Keberadaannya menarik perhatian umat Islam dari seluruh dunia yang melakukan ibadah haji atau umrah

Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَمَّا قَدِمَ مَكَّةَ أَتَى الْحَجَرَ فَاسْتَلَمَهُ ثُمَّ مَشَى عَلَى يَمِينِهِ فَرَمَلَ ثَلاَثًا وَمَشَى أَرْبَعًا.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai di Makkah, beliau mendatangi Hajar Aswad dan menciumnya, kemudian beliau berjalan ke sebelah kanannya. Beliau melakukan ar roml sebanyak tiga kali, dan berjalan biasa empat kali . (HR. Muslim no. 1218) 

Begitu pula hadis dari ‘Umar radhiyallahu ‘anhu yang berbunyi:

أَنَّهُ جَاءَ إِلَى الْحَجَرِ الأَسْوَدِ فَقَبَّلَهُ ، فَقَالَ إِنِّى أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ ، وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ

Beliau pernah mendatangi Hajar Aswad lantas menciumnya. Ia pun berkata, “Aku tahu engkau hanyalah batu, tidak bisa memberikan bahaya dan tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Aku pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka aku pun menciummu.” (HR. Bukhari no. 1597 dan Muslim no. 1270). 

Keempat, Rukun al-Yamani

Rukun Al Yamani adalah salah satu sudut Ka'bah yang terletak di sudut Ka'bah yang berdekatan dengan Hijir Ismail. Namanya diambil dari kota Yaman karena terdapat hubungan sejarah yang kuat antara bangsa Arab dan Yaman.  

Rukun Al Yamani memiliki makna simbolis dalam ibadah haji dan umrah, karena merupakan salah satu dari empat sudut Ka'bah yang harus dilewati dalam Tawaf dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran.

Menyentuh atau mencium sudut ini dianggap sebagai tindakan yang membawa berkah dan keselamatan. Sebagaimana Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: 

لَمْ أَرَ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَسْتَلِمُ مِنَ الْبَيْتِ إِلاَّ الرُّكْنَيْنِ الْيَمَانِيَيْنِ .

Aku tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyentuh sesuatu dari Ka’bah kecuali dua rukun Yamani (yaitu Hajar Aswad dan Rukun Yamani). (HR. Bukhari no. 1609 dan Muslim no. 1267). 

 
Berita Terpopuler