Memaafkan Orang adalah Sikap Mulia, Bahkan Membuat Kita Sehat

Memaafkan adalah sikap sejati seorang Muslim.

Antara foto/Adeng Bustomi
Foto udara sejumlah warga bersalaman usai melaksanakan shalat Idul Fitri di Desa Darmaraja, Ciamis, Jawa Barat, Rabu (10/4/2024). Tradisi bersalaman massal lebaran antardusun tersebut dilaksanakan pada perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah untuk saling memaafkan dan menjaga tali silaturahim serta memperkokoh kerukunan antarumat beragama.
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian Muslim mungkin pernah kesal kepada orang lain hingga menyimpan dendam pada orang tersebut. Namun, memaafkan adalah sikap sejati seorang Muslim sehingga patutlah untuk dijunjung tinggi.

Terlebih di momentum Hari Raya Idul Fitri. Ada begitu banyak landasan dalam Islam, baik Alquran dan hadits, yang membahas sikap saling memaafkan.

Misalnya pada Surat Al Hijr, di mana Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَاِنَّ السَّاعَةَ لَاٰتِيَةٌ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيْلَ

"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan kebenaran. Dan sungguh, Kiamat pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik." (QS. Al-Hijr ayat 85)

Adapun dalam Surat Ali Imran, Allah SWT berfirman:

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ

"(Yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan." (QS. Ali Imran ayat 134)

Sedangkan dalam Surat Al A'raf, Allah SWT berfirman:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ

"Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh." (QS. Al A'raf ayat 199)

Baca Juga

Keutamaan saling memaafkan...

Keutamaan Saling Memaafkan

Rasulullah SAW mengingatkan tentang keutamaan sikap saling memaafkan. Orang yang pemaaf dimuliakan Allah SWT di hari kiamat kelak. Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf, Nabi Muhammad SAW bersabda:

 (ثلاثٌ والَّذي نفسي بيدِه إن كنتُ لَحالفًا عليهِنَّ: لا يَنقُصُ مالٌ من صدقةٍ، فتصدَّقوا، ولا يَعفو عبدٌ عن مظلِمةٍ؛ إلَّا زادَه اللهُ بِها عزًّا يومَ القيامةِ، ولا يفتَحُ عبدٌ بابَ مسألةٍ؛ إلَّا فتحَ اللهُ عليهِ بابَ فقرٍ).

"Ada tiga hal, demi dzat yang nyawaku berada di tangannya, jika aku harus bersumpah maka aku akan bersumpah atas kebenarannya. Pertama, tidak akan pernah berkurang nilai harta yang kalian sedekahkan di jalan Allah. Kedua, bila seseorang memaafkan orang yang menzaliminya karena mengharapkan ridha Allah, niscaya Allah akan menambahkan kepadanya kemuliaan di hari kiamat kelak. Ketiga, seseorang yang tidak mau membukakan pintu pertolongan bagi saudaranya yang sangat membutuhkan bantuan, niscaya Allah akan membukakan untuknya pintu kemiskinan. (HR. Ahmad, Al Bazar dan Abu Ya'la)

Dalam hadits lain, dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

"Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya." (HR. Muslim)

Dijelaskan pula oleh Nadiah Thayyarah dalam Sains dalam Al-Qur'an: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah bahwa sikap pemaaf dapat membuat manusia yang dianiaya atau dizalimi oleh orang lain mampu hidup dengan tenang dan damai. "Karena sikap ini menjauhkannya dari kegelisahan atau tekanan emosi serta akibatnya yang dapat merugikan kesehatan," jelasnya.

Dia menjelaskan, memaafkan orang yang bersalah berarti melupakan sikap buruknya dan menjauhkannya dari ingatan. Dengan demikian, akan hilang pula apa yang terpendam dalam hati.

Sumber: Mawdoo3

 
Berita Terpopuler