Sering Berseberangan, Gus Dur dan Soeharto Saling Memaafkan di Hari Lebaran

Gus Dur menyebut satu-satunya yang pantas menjadi musuhnya adalah Soeharto.

Gus Dur-Soeharto saling memaafkan di Hari Raya Lebaran.
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hubungan panas dingin antara Gus Dur dan Soeharto rupanya tidak menjadi penghalang keduanya saling memaafkan di Hari Raya Idul Fitri. Meski sering berseberangan saat Soeharto menjadi presiden, Gus Dur nyatanya tetap berkunjung ke Cendana untuk saling memaafkan pada Hari Lebaran.

Lebaran memang menjadi momentum saling memaafkan dan melepaskan dendam. Kita bisa mencontoh dua sikap Gus Dur yang memaafkan Soeharto yang membatasi geraknya dalam berkegiatan.

Cerita itu disampaikan Gus Dur dalam satu acara. Gus Dur menyebut Pak Harto adalah satu-satunya orang yang pantas menjadi musuhnya di Indonesia.

“Satu-satunya orang yang pantas menjadi musuh saya di negeri ini adalah Pak Harto. Itu pun saya masih berkunjung ke sana saat Lebaran. Artinya, ya saya tidak punya musuh," kata Gus Dur suatu waktu.

Kedua presiden RI tersebut memang kerap bertengkat dan beberapa kali terlibat konfrontasi di masa Orde Baru. Keduanya pun bersebrangan secara politik, di mana Gus Dur sering mengkritik pemerintah Soeharto sehingga mendapatkan berbagai banyak tekanan di era Orba.

Tak heran rasanya jika Gus Dur menjadi salah satu orang yang membuat Pak Harto lengser dari jabatan presiden pada 1998. Sementara saat masih berkuasa, Pak Harto dalam beberapa kesempatan Muktamar NU selalu mengintervensi untuk menyingkirkan Gus Dur yang dianggap sebagai ancaman rezim.

Sayangnya usaha Pak Harto gagal lantaran Gus Dur tetap menjadi ketua umum PBNU beberapa periode dan tetap menjadi orang berpengaruh di PBNU. Meski punya latar belakang sering berseberangan, Gus Dur dan Pak Harto tetap menjalin silaturahim dan saling memaafkan.

Salah satu kemarahan Soeharto adalah saat disebut bodoh oleh Gus Dur...

Hubungan Gus Dur dengan Presiden Soeharto mengalami pasang surut. Ketika masih berkuasa di era Orde Baru, Gus Dur adalah salah satu tokoh yang kerap mengkritik Soeharto. Bahkan, Pak Harto dilaporkan sempat marah besar karena Gus Dur menyebutnya "bodoh".

Lewat berbagai tulisan di media massa, Gus Dur yang pada 1984 menjadi Ketua Umum PBNU kerap mengkritik kebijakan Soeharto. Gus Dur juga membela masyarakat miskin yang tertindas.

Kemarahan Soeharto kepada Gus Dur hingga menjadi kebencian lantaran tulisan Adam Schwarz dalam buku berjudul: A Nation In Waiting: Indonesia in The 1900. Dalam buku itu, Adam mengutip hasil wawancaranya dengan Gus Dur yang menyebut Soeharto "bodoh".

Wartawan majalah Far Eastern Economic Review yang berbasis di Hongkong itu menulis kalimat, "That is the stupidity of Soeharto that he did not follow my advice." (Itulah kebodohan Soeharto yang tidak mengikuti nasehat saya).

Gus Dur yang mendukung para aktivis melawan pemerintah, semakin tak disenangi Soeharto. Bahkan Soeharto dilaporkan berkali-kali mencoba menyingkirkan Gus Dur dari kursi ketum PBNU. Namun semua upaya itu gagal.

Misalnya pada Muktamar NU 1994 di Cipasung. Soeharto lewat kaki tangannya memecah NU dan berusaha mendongkel Gus Dur dengan membuat Muktamar NU tandingan. Saat itu didoronglah Abu Hasan yang kalah dalam Muktamar NU di Cipasung sebagai calon di Muktamar NU tandingan. Namun akhirnya Gus Dur tetap terpilih kembali sebagai Ketua Umum PBNU untuk ketiga kalinya.

Dari peristiwa itu hubungan Gus Dur dengan pemerintah Orba merenggang. Bahkan, dalam acara Kick Andy yang ditayangkan pada 15 November 2007, Gus Dur terang-terangan mengatakan soal hubungannya dengan Soeharto. "Pemimpin di Indonesia ini yang pantas jadi musuh saya cuma satu, Pak Harto," kata Gus Dur.

Seperti dalam buku Hari-Hari Terakhir Jejak Soeharto Setelah Lengser, 1998-2008, meski berseberangan, Gus Dur tetap mengunjungi Soeharto ketika lebaran dan saat sakit. Bahkan, Gus Dur adalah satu-satunya mantan presiden RI yang melayat ke Cendana ketika Soeharto wafat. Saat itu mantan presiden Megawati Soekarnoputri sedang berobat ke Singapura, sementara BJ Habibie yang sempat ditolak keluarga Cendana ketika hendak menjenguk Pak Harto, berada di Amerika.

 
Berita Terpopuler