Target 450 Ribu Wisatawan Libur Lebaran, Pemkab Sleman Minta Jangan Nuthuk Harga

Dinas Pariwisata Sleman mengawasi harga makanan hingga tarif parkir. 

Republika/Wihdan Hidayat
(ILUSTRASI) Wisatawan mengikuti trip wisata Lava Tour Merapi menggunakan jip di kawasan Kali Kuning Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Rep: Antara Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN — Ratusan ribu orang diharapkan berwisata di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), saat masa libur Lebaran Idul Fitri 2024. Dalam menyambut wisatawan, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman mengingatkan, antara lain soal tarif atau harga.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Ishadi Zayid mengatakan, selama periode Lebaran, 5-17 April 2024, ditargetkan kunjungan 450 ribu wisatawan. “Kami targetkan pergerakan wisatawan ke sejumlah destinasi wisata dan desa wisata di Sleman mencapai angka 450 ribu,” ujar dia.

Untuk itu, para pelaku wisata dan jasa usaha pariwisata di Kabupaten Sleman diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik, serta tidak mencari keuntungan di luar kewajaran. Karenanya, Ishadi pun mengingatkan soal pemberlakukan tarif atau harga, agar jangan sampai naik tidak wajar alias nuthuk.

“Baik itu terkait tarif jasa parkir kendaraan maupun harga makanan minuman di objek wisata, jangan sampai nuthuk,” kata Ishadi.

Berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, menurut Ishadi, saat momen libur panjang, termasuk libur Lebaran, ada saja keluhan dari wisatawan soal tarif atau harga. Menyikapi hal itu, kata dia, dinasnya berupaya melakukan sosialisasi dan pengawasan. “Kami melakukan antisipasi karena hal tersebut akan menorehkan citra yang kurang baik di mata wisatawan,” katanya.

Ishadi mengatakan, dinasnya berharap wisatawan yang berlibur di Sleman dapat merasa nyaman, juga aman. Terkait kenyamanan, kata dia, pihaknya berupaya memastikan penerapan CHSE (cleanliness, health, safety, and environment sustainability) di destinasi wisata maupun desa wisata.

“CHSE juga kami pastikan dilaksanakan di sektor usaha jasa pariwisata, seperti penyediaan akomodasi, makan dan minum, cendera mata, dan usaha lainnya yang mendukung kegiatan wisata,” ujar Ishadi.

Menurut Ishadi, dinasnya pun memperhatikan keselamatan pengunjung di destinasi wisata. Terkait hal itu, kata dia, dilakukan uji petik keamanan dan kelaikan. “Uji petik ini dilakukan terutama bagi pengelola jip wisata di kawasan Kaliurang, kawasan Kaliadem di lereng Gunung Merapi, dan Taman Tebing Breksi di perbukitan Prambanan,” kata dia.

Kondisi cuaca

Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman juga memantau perkembangan kondisi cuaca, begitu pula potensi terjadinya bencana saat momen libur Lebaran. Koordinasi pun dilakukan terkait aktivitas Gunung Merapi.

“Kami juga memastikan selalu mematuhi dan mengikuti arahan dari BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi) dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)  Kabupaten Sleman ketika terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang mengakibatkan perubahan status gunung api itu,” kata Ishadi.

Ishadi mengatakan, dinasnya berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait menyiapkan upaya pengamanan dan layanan kedaruratan, seperti dengan  rumah sakit, Palang Merah Indonesia (PMI), jajaran kepolisian, dan BPBD. “Hal ini demi menjamin keselamatan dan keamanan wisatawan yang berkunjung di Sleman,” ujarnya.

 
Berita Terpopuler