Iran Jadi Negara Penentang Utama Zionis Israel, Ini 16 Fakta Sejarah dan Demografinya

Iran menjadi negara kuat di bawah Revolusi Islam

EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Ilustrasi perlawanan Iran atas Israel. Iran menjadi negara kuat di bawah Revolusi Islam
Rep: Mabruroh Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Iran menjadi salah satu penentang utama Zionis Israel di bawah panji Revolusi Islam, yang kini digawangi Ayatullah Sayyid Ali Khamenei.

Diketahui, Israel pada Senin (1/4/2024) melancarkan serangan udara ke paviliun konsuler Kedubes Iran di Damaskus hingga menghancurkan gedung itu.

Korps Garda Revolusi mengatakan tujuh anggotanya tewas dalam serangan itu, termasuk dua komandan. Pada Selasa (2/4/2024), Kementerian Kesehatan Suriah mengatakan serangan itu juga menewaskan empat warga Suriah dan melukai 13 lainnya.

Sebagai respons atas serangan ini, Iran berjanji akan membalas dendam. Meski diprediksi tak akan menggelar serangan besar-besaran, setidaknya Iran akan mengambil dua langkah yaitu pertama menyerang kepentingan-kepentingan Israel di kawasan dan kedua selain menyerang kepentingan Israel di luar negeri Iran juga dapat membalas serangan ke kantor konsulatnya di Suriah dengan mempercepat program nuklirnya.

Sejak mantan Presiden Amerika Serikat  Donald Trump menarik AS dari perjanjian nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada 2018 lalu, Iran sudah kembali mempercepat kemajuan program nuklir nya.

Dari sini, penting kiranya kita kembali menelusuri sejarah dan demografi Iran. Berikut ini beberapa fakta seputar hal tersebut yang berhasil dihimpun Republika.co.id dari berbagai sumber:

1. Iran adalah negara yang terletak di jantung benua Asia yang terdiri dari beragam etnis, seperti Persia, Arabistan (Ahnaz), Baluchistan, Kurdi, dan Azeri

2. Mayoritas penduduk Iran adalah Muslim Syiah, namun ada juga Muslim Sunni, Yahudi, Kristen, dan Majusi yang hidup dan tinggal di negeri tersebut

3. Iran termasuk salah satu negara tertua di dunia, bila ditelusuri sejarah perkembangan Islam di Iran awalnya bukan saja bermula dari Kerajaan Safawi, tetapi sejak Dinasti Iksidiyah yang berkuasa pada 1256-1336. Bahkan Esposito justru mengatakan bahwa Iran memiliki salah satu peradaban tertua di dunia, yaitu sekitar tahun 2700 SM.

4. Dalam sejarahnya yang begitu panjang, akhirnya memasuki n 1979, Iran menjadi negara republik Islam. Sejarah ini, bermula dari kemenangan oposisi Ayatullah Khomeini sebagai tokoh revolusioner, dan tokoh Syiah. Dengan demikian, berbicara tentang sejarah Iran dan perkembangan Islam di negara tersebut, tidak terlepas dari sejarah kaum Syiah

5. Peradaban awal utama yang terjadi pada daerah yang sekarang menjadi negara Iran, adalah peradaban kaum Elarnit, yang telah bermukim di daerah Barat Daya Iran sejak tahun 3000 SM. Pada tahun 1500 SM Ras Arya yang terbagi menjadi suku Persia dan Medes mulai bermigrasi ke Iran.

 

6. Kemudian pada 600 SM, sebelum di daerah Barat Laut terdapat kerajaan Media dan di Iran Selatan merupakan Daerah kekuasaan kerajaan Persis yang menjadi asal kata nama Persia. Baik suku Medes maupun suku bangsa Persia menyebut tanah air mereka yang baru sebagai Iran, yang berarti "tanah bangsa Arya".

7. Sekitar tahun 550 SM bangsa Persia yang dipimpin oleh Cyrus menggulingkan kerajaan Medes dan membentuk dinasti mereka sendiri (Kerajaan Achaemenid). Pada tahun 539 SM, masih dalam periode pemerintahan Cyrus; Babylonia, Palestina, Suriah dan seluruh wilayah Asia Kecil hingga ke Mesir telah menjadi bagian dari Kerajaan Achaemenid.

Daerah kekuasaan kerajaan ini membentang ke arah barat hingga ke wilayah yang sekarang disebut Libya, ke arah timur hingga yang sekarang di- sebut sebagai Pakistan, dari Teluk Oman di Selatan hingga Laut Aral di Utara.

8. Namun pada pada 1331 SM Alexander dari Macedonia menaklukkan kerajaan tersebut. Penaklukan keseluruhan kerajaan Achaemenid oleh Alexander dianggap sebagai sebuah tragedi besar oleh bangsa Iran ketika itu.

9. Setelah peperangan berabad-abad, seiring memudarnya kerajaan Romawi, Kerajaan Persis hancur dan diinvasi oleh Kerajaan Mesir dan Arab lainnya, dan berhasil menyebarkan agama Islam. 

Kemudian mulai banyak berdiri kerajaan -kerajaan Islam seperti kerajaan Ikhaniyah, dan Kerajaan Safawi. Sejak berdirinya Kerajaan Safawi, daratan tinggi dan kawasan sekitar Iran dikuasainya. Dipahami bahwa Kerajaan Safawi adalah penganut faham Syiah, praktis bahwa sejak itu negeri Iran menjadi negara Syiah.

10. Pada periode Safawi, ulama tampil sebagai kekuatan sosial penting. Namun setelah kerajaan ini runtuh, tahun 1722, berdiri lagi Dinasti Zand meskipun tidak lama (1750-1779), yang kemudian digantikan Dinasti Qajar dengan Rajanya yang terakhir bernama Ahmad Shah dan saat itu kekuasaan ulama kian penting pada era Qajar.

11. Pada  1921, terjadi kudeta militer yang dipimpin oleh Syah Reza Pahlevi yang kemudian menjatuhkan Ahmad Shah dan mengangkat dirinya sebagai Raja Iran.

Di masa rezim Pahlawiyah, dengan pemerintahan Syah Reza yang otoriter di bawah kendali Rusia dan Inggris, saat itu, terjadilah westernisasi kultural dan penjinakan kekuataan ulama. Syah Reza membentuk pemerintahan sekuler, sekolah-sekolah menjadi sekuler, pengawasan pemerintah terhadap sekolah agama ketat, dan subsidi untuk pendidikan agama dikurangi.

12. Pada 1941, anaknya bernama Mohammad Reza Pahlevi yang juga dikenal sebagai Mohammad Reza Syah naik tahta. Di masa kepemimpinanya terjadi nasionalisasi industri minyak Iran di bawah Perdana Menteri Mohammad Mosaddeqh hingga terjadi kudeta yang didukung Amerika Serikat dan Inggris pada 1953.

 

13. Syah hidup dengan bergelimang harta. Ia juga mencoba menggunakan dana untuk mengubah Iran dalam semalam menjadi apa yang dia gambarkan sebagai negara adidaya kelima di dunia.

Dengan ilusi ini dalam pikirannya, dia menyelenggarakan perayaan besar ulang tahun Raja Cirus the great dengan sangat mewah.

Baca Juga

Sebanyak 60 anggota keluarga kerajaan dan kepala negara berkumpul di satu meja besar di Aula Perjamuan.

Di antaranya Pangeran Philip, suami ratu Elizabeth II, Raja Denmark Frederik IX, termasuk Presiden Indonesia Soeharto yang juga hadir dalam perayaan tersebut, dan banyak lagi pemimpin besar lainnya.

Pesta megah ini diselenggarakan pada saat rakyat Iran hidup dalam kemiskinan. Bahkan Ayatullah Khomeini menyebut acara itu sebagai "Festival Setan” karena telah menelan biaya hingga 100 juta dolar AS pada saat itu.

Jumlah anggaran menjadi sorotan dan memicu kekecewaan yang mendalam di antara para buruh, kaum petani, dan kelas menengah yang termuntahkan dalam sebuah ledakan gerakan masa revolusioner dan melakukan pemogokan. Lalu terjadi demo besar-besaran hingga akhirnya menjadi revolusi Iran.

14. Pada puncak gerakan itu, Khomeini sedang berada di Prancis. Khomeini memperoleh dukungan dari golongan pemerintah di Perancis. Singkat sejarah, transisi kepemimpinan dari Syah Muhammad Reza Pahlevi, digantikan oleh gerakan revolusi Islam pimpinan Ayatullah Rohullah Khomeini pada 1979.

Lalu Syah dan istrinya kabur ke berbagai negara berikut dengan perhiasan dan logam mulianya. Syah menderita sakit empedu hingga berujung kompliksi dan membuatnya meninggal di usia 60 tahun di Mesir. Ia makamkan Masjid Al Rifa'i di Kairo.

15. Pada  2022, populasi Iran berjumlah sekitar 86,5 juta namun dalam beberapa tahun terakhir Angkatan kelahiran di Iran telah menurun secara signifikan. Studi memproyeksikan bahwa laju pertumbuhan penduduk Iran akan terus melambat hingga stabil di atas 100 juta pada 2050.

Dilansir dari Carnegie Endowment for International Peace, pada akhir tahun 1980-an, pemerintah revolusioner Iran mengerahkan serangkaian layanan kontrasepsi dan konseling yang kemudian menjadi salah satu program keluarga berencana sukarela yang paling efektif di dunia.

Baca  juga: Diam-Diam Yahudi Israel Siapkan Relawan Khusus Ritual Sapi Merah Saat Gaza Digempur 

16. Tingkat kesuburan total di negara tersebut, jumlah rata-rata anak yang dapat dilahirkan oleh seorang perempuan Iran selama hidupnya turun dari lima setengah anak pada awal program, menjadi dua anak per perempuan sekitar dua dekade kemudian.

Akibatnya, Iran telah memasuki jendela peluang demografis yang menguntungkan secara ekonomi, di mana jumlah penduduk usia kerja dan kena pajak melebihi jumlah anak-anak dan orang tua yang menjadi tanggungan mereka. Transisi ini mempunyai implikasi penting terhadap perekonomian dan politik negara tersebut, serta kebijakan Amerika Serikat terhadap Iran. 

 
Berita Terpopuler