Mudik Bareng Anak dengan Kendaraan Umum, Ajari Ini Dulu Sebelum Berangkat

Anak perlu dikondisikan untuk bisa mengantisipasi insiden saat mudik.

Edi Yusuf/Republika
Peserta mudik bersiap naik bis di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/4/2024). Ajarkan anak untuk tahu apa yang harus dilakukan saat terpisah dari orang tua.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat yang memilih mudik dengan kendaraan umum harus selalu waspada terhadap keselamatan, kenyamanan, dan keamanan anak-anaknya. Sebab, terminal, stasiun, pelabuhan, maupun bandara pasti akan sangat ramai.
 
Sosiolog Dr Putu Chandra Dewi Kardha mengatakan, cara orang tua mengasuh anak tentunya harus disesuaikan dengan usia anak, termasuk dalam hal penjagaan selama perjalanan ke kampung halaman. Semakin kecil usia anak, maka pengawasan langsung yang dilakukan orang tua kepada anak juga semakin intensif dan besar alokasi waktunya.
 
"Ini juga berlaku saat orang tua dan anak berada di ruang publik seperti stasiun, terminal, bandara, mal, dan tempat umum lainnya," ungkap Putu saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (4/4/2024).
 
Sejalan dengan usia anak, sisihkan waktu untuk menyampaikan dan berdiskusi dengan anak sebelum berangkat ke tempat publik. Berikan pemahaman bahwa penting bagi anak untuk dekat dengan ayah dan ibu di tempat umum yang ramai demi keamanan mereka.
 
Sampaikan peristiwa buruk yang kemungkinan dapat terjadi pada anak apabila mereka terpisah dari orang tua di tempat umum dan ramai. Kemungkinan adanya penculikan anak, misalnya.

Baca Juga

Menurut Putu, informasi tersebut perlu disampaikan tanpa menakuti-nakuti anak. Berikutnya, berikan pengetahuan pada anak untuk paham apa yang harus dilakukan jika terpisah dari orang tua.
 
"Buatlah kesepakatan dengan anak untuk sama-sama mengingat kode khusus yang hanya dipahami anak dan orang tua dalam rangka menghindari bahaya penculikan yang mengaku diminta oleh orang tua untuk menjemput anak," papar Putu.

Selain itu, anak juga harus mengingat nomor ponsel ayah dan ibunya. Dia harus bisa menyebutkan nama diri, nama orang tua, dan alamat tinggal apabila diperlukan sewaktu-waktu.

Tanamkan pada anak untuk tetap tenang ketika terpisah dari ayah dan ibunya. Anak juga harus tetap diam di lokasi yang aman.

"Jika belum juga bertemu dengan orang tua, ajarkan anak untuk mencari petugas yang berwenang di sekitarnya seperti satpam, petugas keamanan stasiun, terminal, bandara, mal, atau customer service," kata Putu.
 
Lantas, bagaimana agar anak usia balita tidak menjauh dari orang tua saat di keramaian? Umumnya, anak usia balita ingin bermain dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar.

Ayah dan ibu bisa mengalihkan anak dengan permainan yang membuatnya tidak ingin jauh dari orang tua. Putu mengingatkan agar  orang tua fokus mengawasi anak di tempat umum atau ruang publik, khususnya saat situasi sedang ramai.

Di keramaian, orang tua harus menyimpan gawai dan hanya mempergunakannya untuk memeriksa pesan penting saja. Jika anak telanjur hilang dari pandangan, berikut cara mengatasinya:
 
1. Jangan panik dan tetap tenang.
2. Coba untuk menelusuri daerah di sekitar lokasi Anda berada karena ada kemungkinan anak terpisah tidak jauh dari orang tua.
3. Apabila belum dapat bertemu dengan anak, segera menghubungi petugas yang berwenang di lokasi tersebut. Di beberapa tempat, ada jasa layanan pelanggan (customer service) yang tugasnya untuk membantu apabila ada peristiwa kehilangan anak. 

Sementara itu, sosiolog Universitas Indonesia Dr Ida Ruwaida mengatakan, anak perlu diajarkan atau dididik cara bersikap dan berperilaku di ruang publik. Itu artinya, pengetahuan tentang keamanan, keselamatan, dan kesehatan (K3) di moda transportasi publik juga perlu diketahui si kecil.
 
"Di beberapa negara, ada keterampilan-keterampilan yang diwajibkan sudah dimiliki anak pada usia-usia tertentu, misalnya mampu berenang, sehingga saat naik kapal, tidak hanya mengandalkan jaket pengaman untuk antisipasi kecelakaan," ungkap Ida saat dihubungi Republika.co.id.
 
Isu K3 pada anak, menurut Ida, tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua. Pihak yang paling bertanggung jawab menghadirkan layanan yang ramah, aman, dan nyaman bagi anak ialah pengelola moda transportasi umum, baik bus, kereta, pesawat, dan lainnya.

"Negara juga bertanggung jawab dalam membuat regulasi tentang hal tersebut, juga melakukan pengawasan yang ketat," ujar dia.

 
Berita Terpopuler