Siapa Saja Sponsor Ritual Pengorbanan Sapi Merah Yahudi?

Penyembelihan sapi merah mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah Israel.

MEE/Daniel Hilton
Orang Yahudi menonton sapi merah yang ditempatkan di Shilo, sebuah permukiman ilegal Israel di dekat kota Nablus, Palestina.
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zionis Yahudi selama ini berusaha menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa tanpa berani masuk ke dalam masjid itu sendiri. Sikap ini memiliki faktor tersendiri dan memiliki kaitan dengan klaim keagamaan Yahudi tentang sapi merah.

Kepala Rabi Israel melarang orang Yahudi memasuki Masjid Al-Aqsa. Ini adalah fatwa lama yang didasarkan pada ide kenajisan orang mati. Hukum Yahudi yang diadopsi oleh Kepala Rabi mensyaratkan kesucian umat Yahudi sebelum memasuki Masjid Al-Aqsa. Supaya umat Yahudi bisa mencapai kesucian, mereka harus menunggu lahirnya sapi merah yang bebas dari kecacatan apapun.

Baca Juga

BACA JUGA: Indonesia Kini Nomor Dua, Ini Negara dengan Populasi Muslim Terbanyak di Dunia

Bagi umat Yahudi, hal tersebut penting dalam meramalkan bagaimana akhir zaman nanti. Ini pulalah yang membuka jalan bagi percepatan penghancuran Masjid Al-Aqsa dan pembangunan Kuil Ketiga.

Kepercayaan itu tertuang dalam kitab Sifr Al 'Adad (Book of Numbers). Ini adalah salah satu kitab suci di dalam Tanakh dan Perjanjian Lama. Tanakh dalam bahasa Ibrani adalah singkatan dari Torah, Nebiim, Ketubim (ta, nun dan kho). Inggrisnya ialah The Hebrew Bible.

Tanakh dianggap sebagai salah satu dari lima kitab pertama yang dikaitkan dengan Musa, dan sapi merah ini dianggap merupakan bagian dari isi Taurat:

 "هذه فريضة الشريعة التي أمر بها الرب قائلاً: كلم بني إسرائيل أن يأخذوا إليك بقرة حمراء صحيحة لا عيب فيها، ولم يعل عليها نيرٌ".

"Inilah ketetapan hukum yang diperintahkan Tuhan, yang berkata, 'Bicaralah kepada bani Israel untuk membawakan kepadamu seekor lembu betina merah yang tidak memiliki cacat, yang tidak dipasangi kuk.”

Para rabi Yahudi menganggap sapi merah...

Para rabi Yahudi menganggap sapi merah sebagai salah satu rahasia Taurat dan abunya akan menyucikan orang Yahudi dari dosa dan najis. Orang-orang Yahudi mengklaim selama lebih dari 2000 tahun, seekor sapi merah dengan spesifikasi seperti itu belum pernah dilahirkan. Artinya, dalam 2000 tahun itulah akan lahir sapi merah.

Ketika orang-orang Yahudi menunggu kelahiran sapi merah, pemerintah Israel menggunakan The Temple Institute untuk menemukan sapi tersebut. Institusi atau organisasi Yahudi ini telah berdiri pada 1987 dan memperoleh dana sumbangan besar dari Zionis lokal dan Kristen Evangelis.

Juru Bicara Brigade Al-Qassam sayap militer Hamas, Abu Ubaidah, pun telah menyinggung ihwal organisasi paling terkemuka yang mendukung American Temple Institute untuk mendapatkan Sapi Merah adalah BUNA dan Institut Mikdash. Abu Ubaidah menyampaikan hal tersebut melalui tayangan video yang diunggah pada 14 Januari 2023 lalu dan terbetik di berbagai media massa Timur Tengah.

BUNA adalah organisasi Israel yang terdiri dari umat Kristen evangelis dan sayap kanan, yang dipimpin oleh Tzachi Memo. Sedangkan Institut Mikdash dipimpin oleh Rabbi Yisrael Ariel, yang merupakan sponsor spiritual Menteri Itamar Ben Gvir.

Pelaksanaan ritual penyembelihan sapi merah mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah Israel. Hal ini diungkap oleh Juru Bicara Gubernur Palestina di Kota Pendudukan Yerusalem, Marouf Al Rifai. Dia menyebutkan, sebagian kementerian dan pemerintah Israel telah mengalokasikan dana untuk mendukung proyek pendirian Kuil Ketiga di Bukit Bait Suci (Jabal Haykal).

Dimensi keagamaan alkitabiah (taurat) yang...

"Dimensi keagamaan alkitabiah (taurat) yang bercampur dengan dimensi kolonial ini berasal dari sebagian besar wacana pemerintah Israel yang membahas masa depan wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur," kata Al Rifai.

Dia juga menyampaikan, proyek pencarian sapi merah ini dipimpin dua organisasi sayap kanan ekstremis, yaitu Organisasi Boneh Israel dan The Temple Institute. Organisasi Boneh Israel mencakup kelompok Kristen evangelis dan tokoh pemukim sayap kanan ekstremis, yang dipimpin oleh Tzachi Mamo. Dia dikenal karena aktivitas kolonial Yahudinya di lingkungan Palestina di Yerusalem Timur, khususnya di lingkungan Sheikh Jarrah.

Adapun The Temple Institute dipimpin oleh Rabi Yahudi Yisrael Ariel. Dia adalah pengikut gerakan ekstremis “Kach”, yang dilarang bahkan menurut hukum Israel. Rabi Ariel dianggap sebagai salah satu orang yang dekat dengan ekstremis sayap kanan yakni Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir.

Pada 13 Juli 2023, Saluran Ibrani 7, dengan judul Peristiwa Bersejarah: Sapi Merah di Israel, mengungkapkan di situs webnya ihwal kedatangan "Sapi Merah” ke situs Siloh Kuno (Khirbet Silun), yang terletak utara desa Turmus Ayya, utara Ramallah.

Situs ini dianggap sebagai bagian integral dari kawasan pemukiman Shilo dan berada di bawah pengawasan dan pengelolaannya. Pemukiman tersebut berafiliasi dengan Dewan Pemukiman Daerah Benjamin.

Situs Shiloh memiliki kepentingan keagamaan khusus bagi umat Kristen evangelis, atau sebagaimana mereka disebut, pengikut "Kristen Zionis". Menurut kepercayaan Yahudi, Shiloh juga dianggap sebagai ibu kota Kerajaan Israel kuno. Narasi Talmud berbicara tentang pembakaran sapi merah yang akan memungkinkan jutaan orang Yahudi naik ke Bukit Bait Suci atau Jabal Haykal.

Sumber: Alquds

 
Berita Terpopuler