Wanita Menopause Rutin Minum Air Jahe, Aman Nggak Ya?

Wanita menopause perlu menghindari minuman beralkohol, rokok, dan batasi kafein.

Pixabay
Teh jahe (ilustrasi). Jahe dapat memperburuk gejala hot flashes pada wanita menopause.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wanita menopause ternyata perlu mengurangi kebiasaan meminum air jahe. Jahe diyakini bisa semakin memperburuk gejala semburan panas atau hot flashes saat menopause.

"Boleh saja sekali-sekali minum air jahe, apalagi musim hujan, tapi kalau kita rutinkan, hot flashes itu lebih terasa lagi. Jadi lebih makin bikin uring-uringan," kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi Ni Komang Yeni Dhana Sari.

Dokter Yeni juga mengingatkan wanita menopause untuk menghindari minuman beralkohol, rokok, dan membatasi asupan kafein. Ia meyebut asupan kafein dapat membuat dada semakin berdebar-debar.

Baca Juga

"Padahal pada wanita menopause sudah terjadi peningkatan karena suhu meningkat, nadi meningkat, jadi rasanya lebih berdebar-debar," ujar dia.

Lebih lanjut, dr Yeni menjelaskan gejala menopause tak semata semburan panas. Wanita menopause juga bisa mengalami siklus menstruasi yang tidak seperti biasa, vagina kering, demam, keringat pada malam hari dan gangguan tidur, payudara terasa nyeri, serta tekanan darah, kolesterol dan gula darah meningkat.

"Pakaian mesti lebih longgar, menyerap keringat, tidak terlalu tebal, kecuali kedinginan," kata dr Yeni.

Menopause merupakan proses biologis yang terjadi pada semua perempuan. Menurut dr Yeni, penerimaan atas kondisi ini merupakan hal paling penting untuk para wanita.

Dokter Yeni menyarankan wanita menopause tetap menerapkan gaya hidup sehat termasuk menghindari asupan karbohidrat dan gula berlebihan demi mencegah terjadinya peningkatan berat badan. Olahraga rutin dan istirahat cukup juga menjadi bagian gaya hidup sehat yang disarankan.

Dokter Yeni menjelaskan seorang wanita dapat mengalami perubahan bentuk tubuh dan gangguan kesehatan umum serta penurunan hormon estrogen selama menopause. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko dari beberapa penyakit.

Menurut dr Yeni, bahaya terbesar yang dihadapi para wanita setelah menopause ialah penyakit jantung. Alasan utamanya karena salah satu tugas estrogen adalah membantu menjaga pembuluh darah tetap fleksibel, sehingga berkontraksi dan melebar untuk mengakomodasi aliran darah.

"Begitu estrogen berkurang saat menopause, fungsi ini pun akan menurun," jelas dr Yeni.

Selain penyakit jantung, beberapa penyakit yang risikonya semakin meningkat saat menopause, yaitu osteoporosis (sebelum menopause, tulang wanita dilindungi oleh estrogen sehingga fungsi ini akan hilang). Wanita juga berisiko obesitas karena menopause menyebabkan tubuh bertambah gemuk dan kehilangan massa jaringan tanpa lemak).

Selain itu, infeksi saluran kemih (ISK) juga rawan terjadi karena vagina yang semakin kering dan tipis menyebabkan bakteri lebih mudah berkembang. Lalu, wanita menopause juga dapat mengalami inkontinensia urine akibat otot vagina mengendur karena hilangnya lapisan estrogen pada lapisan kandung kemih.

 
Berita Terpopuler