Pernah Cibir Timnas Indonesia karena Rajin Naturalisasi, Vietnam dan Thailand Mulai Sadar

Terungkap negara-negara itu ternyata juga menginginkan pemain naturalisasi.

EPA-EFE/LUONG THAI LINH
Pemain Timnas Indonesia Asnawi Mangkualam berebut bola dengan pemain Vietnam pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 di Hanoi, Vietnam, Selasa (26/3/2024). Indonesia berhasil mengalahkan Vietnam dengan skor 3-0. Gol untuk Indonesia dicetak oleh Jay Idzes di menit ke-9, Ragnar Oratmangoen menit ke-23 dan Ramadhan Sananta di menit ke-98.
Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vietnam dan Thailand pernah mencibir langkah Indonesia ketika merekrut pemain naturalisasi untuk memperkuat skuad tim nasional sepak bolanya.

Baca Juga

Tapi kini terungkap negara-negara itu ternyata juga menginginkan pemain naturalisasi, terlebih setelah melihat formula ini efektif mendongkrak kualitas Timnas Indonesia.

Vietnam dan Thailand kemudian mengaku terbentur aturan hukum nasionalnya yang tak bisa bebas mewujudkan program naturalisasi.

Ironisnya, sejumlah kalangan di Thailand, termasuk pemerhati olahraga di negeri itu, sudah mempertimbangkan hal yang kini dilakukan Indonesia itu saat mereka gagal melaju ke babak berikutnya selama kualifikasi Piala Dunia 2022.

Kini, dalam kualifikasi Piala Dunia 2026, Thailand kemungkinan bernasib sama seperti 2 tahun sebelumnya, terlempar dari persaingan sampai hanya babak kedua kualifikasi Piala Dunia.

Itu karena mereka harus bersaing keras dengan China yang skuadnya juga diperkuat pemain naturalisasi, untuk menjadi pendamping Korea Selatan yang kemungkinan besar menjadi juara Grup C kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Jika melihat berbagai laporan media Thailand 2 tahun lalu, negara itu sudah ingin merekrut pemain naturalisasi jauh sebelum kualifikasi Piala Dunia 2026, tapi terbentur rezim kewarganegaraan yang rumit yang mereka anut.

Contoh kerumitan itu terjadi pada Azuki Iwatani beberapa tahun lalu. Karateka putri ini besar dan lahir di Thailand, tapi dia memiliki orang tua berkewarganegaraan Jepang.

Sekalipun pemangku kebijakan olahraga di Thailand sangat ingin mengubah status kewarganegaraan Iwatani menjadi warga Thailand, karateka putri ini ditolak menjadi warga negara Thailand.

Undang-undang di negara itu menerapkan syarat ketat dan proses yang panjang sebelum seseorang bisa dinaturalisasi sehingga banyak yang urung berganti menjadi warga negara Thailand.

Situasi sama sulit dan pelik dihadapi oleh para pemangku kepentingan dan pengelola olahraga di Vietnam, yang juga memiliki rezim kewarganegaraan yang rumit dan kaku.

Formula tingkatkan kualitas

 

Vietnam sulit melakukan apa yang tengah dan sudah dilakukan Indonesia, walau sebenarnya melihat program naturalisasi sebagai faktor yang bisa mendongkrak kualitas tim olahraga mereka.

Keinginan itu mungkin kian membuncah karena baik Vietnam maupun Thailand terlihat terintimidasi oleh fakta terus meningkatnya kualitas timnas sepak bola Indonesia.

Grafik itu bisa mereka lihat dengan mata telanjang dari bagaimana Indonesia melalui kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Piala Asia 2023 beberapa waktu lalu.

Yang membuat mereka makin terganggu adalah peringkat FIFA yang ditempati Indonesia, terus meningkat, yang tegak lurus dengan beberapa pencapaian positif timnas belakangan ini.

Thailand dan Vietnam juga tak bisa memungkiri fakta bahwa Garuda kini memiliki prospek lebih baik ketimbang mereka dalam meretas jalan ke putaran final Piala Dunia FIFA.

Bukan hanya Vietnam dan Thailand yang was-was, Malaysia juga begitu. Bahkan peringkat FIFA negara inilah yang kemungkinan disalip lebih dulu oleh Indonesia.

Sementara itu, beberapa negara Asia Tenggara berusaha realistis, dengan mempertimbangkan langkah yang sudah ditempuh Indonesia dalam melibatkan atlet naturalisasi. Salah satu yang tampaknya ingin mengadopsi program naturalisasi adalah Singapura.

Bahkan Singapura sudah mencetuskannya tahun lalu ketika pada Mei 2023, Presiden Federasi Sepak Bola Singapura, Bernard Tan, meminta negaranya mempertimbangkan atlet naturalisasi demi meningkatkan kualitas timnas mereka.

Seperti para penggemar sepak bola di Singapura, Bernard Tan mungkin sudah jenuh menanti hadirnya timnas yang berbicara banyak dalam ajang-ajang internasional.

Keinginan Bernard Tan dalam merekrut pemain naturalisasi mungkin kian menggebu-gebu saat ini ketika Singapura di ambang terlempar dari babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Singapura baru mengumpulkan satu poin setelah satu kali seri dan tiga kali kalah dari empat pertandingan.

 
Berita Terpopuler