Gugatan Tim AMIN Dinilai Mustahil Menang, Hotman Paris: Bagai Pungguk Merindukan Bulan

Hotman menilai saksi AMIN tak bisa buktikan suara yang cacat.

Republika/Prayogi
Tim Hukum Prabowo-Gibran Hotman Paris Hutapea
Rep: Bayu Adji Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pembela Hukum pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menilai permohonan kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dalam sidang di Mahkamah Konstitusi (MK) adalah hal yang mustahil dikabulkan. Bahkan, permohonan kubu Anies-Muhaimin disebut bagai pungguk merindukan bulan. 

Baca Juga

Salah satu kuasa hukum pasangan Prabowo-Gibran, Hotman Paris Hutapea, mengatakan kuasa hukum kubu Anies-Muhaimin bagaikan pungguk merindukan bulan. Pasalnya, kubu pasangan nomor urut 1 itu ingin membatalkan 90-an juta yang diraih oleh Prabowo-Gibran.

"Dia mau membatalkan suara 90 juta lebih dari 02, dia membawa sembilan saksi fakta, tapi dua saksi fakta hanya mempersoalkan (soal pemungutan suara)," kata dia di Gedung MK, Senin (1/4/2024).

Hotman menjelaskan, salah satu saksi dari kubu Anies-Muhaimin mempersoalkan adanya pencaplokan 300 suara di dalam kamar. Namun, saksi itu tidak tahu nomor urut berapa yang dicoblos oleh 300 orang itu.

"Dia hanya bilang kayanya di tengah, itu enggak bisa, jadi yang 300 gugur. Dia juga gak tahu siapa yang coblos. Kalau hukum kan harus jelas," kata dia.

Selain itu, salah satu saksi lainnya mempersoalkan dua suara untuk melawan 90-an juta suara yang diraih Prabowo-Gibran. Namun, kesaksiannya itu dibantah oleh Ketua KPU.

"Semua saksi fakta dari 01 tidak bisa membuktikan satu suara pun yang cacat itu benar-benar hari ini. Aku enggak bohong, maka benar rekan-rekan kita yang dua itu kayak pungguk merindukan bulan," kata Hotman.

 

 

Tak hanya itu, Hotman juga menilai saksi dari kubu Anies-Muhaimin juga seperti ahli nujum. Pasalnya, para saksi itu menyebut orang-orang yang mendapatkan bantuan sosial (bansos) pasti memilih Prabowo-Gibran.

"Buktinya Aceh, Sumbar, juga tetap (dikasih) bansos, (tapi) kalah 02," ujar dia.

Ia menambahkan, banyak orang yang memilih di luar negeri juga memilih pasangan Prabowo-Gibran. Padahal, menurut dia, orang Indonesia yang ada di luar negeri adalah orang berpendidikan. 

 
Berita Terpopuler