Ketua MUI: Gagasan Hari Hijab Nasional Perlu Dikawal

Muslimah dunia telah merayakan hari Hijab Internasional setiap 1 Februari.

Republika/Rahmat Fajar
Perempuan ICMI Deklarasi Hari Hijab Nasional, di Hotel Oasis Amir, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2024).
Rep: Rahmat Fajar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Perempuan, Remaja dan Keluarga Prof Amany Lubis mendukung upaya Perempuan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) mendorong lahirnya Hari Hijab Nasional setiap 8 Maret. Menurut Amany, gagasan ini perlu terus di kawal hingga dikeluarkan undang-undang atau Keputusan Presiden.

Perempuan ICMI dan sejumlah organisasi Islam perempuan mendeklarasikan Hari Hijab Nasional setiap 8 Maret, di Hotel Oasis Amie, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2024). Mereka membubuhkan tanda tangan dukungan Hari Hijab Nasional dalam sebuah spanduk deklarasi.

"Banyak negara mendukung hijab. Maka di DPR harus dikawal," ujar Amany.

Mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini tak ada alasan untuk tidak mengeluarkan peraturan Hari Jilbab Nasional. Sebab, Muslimah dunia telah merayakan hari Hijab Internasional setiap 1 Februari.

Indonesia sebagai penduduk mayoritas Islam sudah sewajarnya perempuan dengan bebas mengenakan hijab dalam profesi apapun. Amany menjelaskan mengenakan hijab merupakan perintah Alquran dan hadits.

Baca Juga

Ia mengatakan Muslimah diperbolehkan...

Ia mengatakan Muslimah diperbolehkan memilih bentuk hijab. Tetapi berhijab bukan sebuah pilihan, melainkan perintah dari Allah dan sunnah. Amany mendorong ormas-ormas Islam di Indonesia agar terus menggaungkan usulan tanggal 8 Maret sebagai Hari Hijab Nasional.

Amany melihat masih ada sebagian orang yang mendiskreditkan perempuan berhijab. Seharusnya hijab tidak usah ditakuti oleh siapapun. Sebaliknya, hijab justru mendekatkan seseorang terhadap banyak orang.

Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Syifa Fauziyah menyebut peran jenama hijab juga memengaruhi ketertarikan perempuan mengenakan hijab. Hal tersebut berkaca kepada pengalamannya saat pertama kali membentuk komunitas hijabers bersama sekitar tahun 2009.

Hijab dibuat sedemikian rupa sesuai yang bisa diterima oleh perempuan. Karenanya banyak jenama hijab membuat model hijab dan itu menarik para kaum perempuan karena hijab kemudian menjadi sebuah gaya.

"Kita harus memadukan bagaimana fasyen terkesan sesuatu yang kreatif baru akhirnya menarik," kata Syifa.

 
Berita Terpopuler