ICDX Targetkan Volume Transaksi Tumbuh 20 Persen

Anang menyebut, banyak masyarakat yang membutuhkan alternatif investasi.

Republiika/Rahayu Subekti
Head of Learning Center ICDX Anang Wicaksono (kiri), Board Member ICDX Group Fajar Wibhiyadi (tengah), dan Head of Corporate Communication ICDX Group P Giri Hatmoko (kanan) berfoto bersama.
Rep: Rahayu Subekti Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) optimistis volume transaksi tahun ini akan terus tumbuh. Head Of Learning Center ICDX Anang Wicaksono mengatakan, target volume transaksi perdagangan pada tahun ini bisa tumbuh sekitar di atas 20 persen. 

Baca Juga

“Target ini jika kita melihat dari data data yang sebelumnya, kita berupaya tetap seperti itu,” kata Anang saat ditemui di Jakarta, Kamis (29/2/2023). 

Dia menjelaskan, saat ini ICDX masih dalam proses peralihan setelah dikeluarkannya Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK). UU tersebut mengamanatkan pengaturan dan pengawasan beberapa produk keuangan derivatif dipindahkan dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

“Itu (proses peralihan) juga jujur memberikan dampak ketidakpastian yang terlalu lama itu akan menjaga, khususnya untuk ekspansi dan sebagainya. Tapi kalau dari sisi perdagangan berjangka komoditi (PBK) dari data-data yang sebelumnya kami optimis tetap naik,” jelas Anang. 

Meskipun begitu, Anang menegaskan dari data tahun-tahun sebelumnya selalu terdapat pertumbuhan transaksi. Bahkan, lanjut dia, dalam transaksi multilateral kita kenaikannya bisa sampai 60 persen untuk multilateral di dalam perusahaan. 

“Salah satu yang bisa kita gunakan untuk memastikan itu adalah pengembangan produk tentunya, instrumen instrumen yang baru dan yang kedua kita juga dari ICDX bekerja sama dengan member-member kita,” ungkap Anang. 

Dia menambahkan, saat ekonomi turun pada periode Covid-19 terbukti perdagangan berjangka mampu bertahan. Anang menyebut, banyak masyarakat yang membutuhkan alternatif investasi dan pertumbuhan tersebut akan berlanjut pada tahun ini.

 
Berita Terpopuler