Peringatan Waspada Puting Beliung pada Maret-April dari Kepala BMKG

“Kemungkinan untuk terjadi puting beliung ini masih terjadi selama Maret-April."

Edi Yusuf/Republika
Sejumlah bangunan mengalami kerusakan parah bahkan di antaranya rata dengan tanah tersapu angin puting beliung di Dusun Bojong Bolang, Desa Sukadana, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Kamis (22/2/2024). Menurut badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, dalam peristiwa itu ribuan masyarakat terdampak di wilayah Sumedang dan Kabupaten Bandung.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, M Fauzi Ridwan, Dadang Kurnia, Antara

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat di tanah air agar tetap mewaspadai terjadinya puting beliung pada bulan Maret hingga April 2024. Peringatan yang sama juga dikeluarkan oleh BMKG Bandung di mana pada pekan lalu terjadi fonemena puting beliung di Rancaekek, Kabupaten Bandung.

“Kemungkinan untuk terjadi puting beliung ini masih terjadi selama Maret. Maret-April lah pancaroba. Jadi itu yang harus diwaspadai. Angin tidak harus memutar, tetapi angin kencang pun juga bisa terjadi,” kata Dwikorita usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Dia menjelaskan, angin kencang memutar yang terjadi di wilayah Jawa Barat beberapa waktu lalu bisa saja kembali terjadi di wilayah lain Indonesia, dengan kecepatan yang meningkat dan durasi lebih lama. Dwikorita juga menjelaskan, apa yang terjadi di Jawa Barat beberapa waktu lalu adalah angin dengan kecepatan sekitar 65 km per jam, atau belum masuk kategori tornado yang memiliki kecepatan 100 km per jam.

“Yang kemarin itu kecepatan rata ratanya belum capai 100 km per jam. Ya masih jauh, itu rata-ratanya masih sekitar 65 km per jam. Nah kalau tornado itu kecepatan minimum 100 km per jam. Namun tidak menutup kemungkinan bisa meningkat ya. Cuma Alhamdulillah kemarin sudah berhenti 4 menit ya,” katanya.

Menurutnya, angin di Jawa Barat beberapa hari lalu merupakan angin puting beliung atau mini tornado. Angin kencang dapat terjadi karena awan hitam yang berkumpul di langit.

Dwikorita mengimbau masyarakat segera berlindung di dalam bangunan yang kokoh, apabila mendapati awan hitam gelap dan angin kencang.

“Sehingga kalau kita melihat itu kok awannya sudah gelap ini sebaiknya kita mencari perlindungan. Paling aman ya di dalam bangunan yang kokoh. Jangan di bawah pohon. Karena juga akan terjadi, antar-awan itu kan juga bisa terjadi kilat petir ya. Nah kalau di bawah pohon kan bisa kita terkena. Jadi lebih baik berlindung di tempat yang aman di dalam rumah, di dalam gedung yang kokoh,” katanya.

BMKG Bandung pun meminta warga Jawa Barat mewaspadai potensi cuaca ekstrem di wilayah ini berupa hujan sedang hingga lebat yang dapat berpotensi angin puting beliung hingga awal Maret 2024.

“Hujan lebat yang disertai angin puting beliung masih berpotensi akan terjadi sepanjang kita masih di posisi puncak musim hujan sampai dengan awal Maret ini. Jadi perlu diwaspadai,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu di Bandung, Senin (26/2/2024).

Teguh menjelaskan bahwa terjadinya bencana angin puting beliung terbentuk dari sistem awan penghujan atau cumulonimbus yang memiliki karakteristik menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem. Meskipun begitu, kata dia, tidak setiap awan cumulonimbus dapat terjadi fenomena angin puting beliung.​

​​​​​“Bahwa puting beliung kan adalah dampak ikutan dari hujan lebat tadi yang disebabkan adanya pertumbuhan awan dulu, terus adanya hujan lebat dari cuaca ekstrem itu sendiri,” katanya.

 

 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih dapat berlangsung. Mereka yang beraktivitas di lapangan untuk menepi terlebih dahulu di tempat yang aman.

"Masyarakat diharapkan tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Namun harus tetap waspada apabila sudah ada potensi cuaca ekstrem," ucap pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi Rahmat, Selasa (27/2/2024).

Cuaca ekstrem ia mengatakan ditandai dengan awan gelap, dan hujan yang sudah turun. Mereka yang masih berada di lapangan untuk menepi sementara ke lokasi yang aman.

"Bagi yang sedang berada di perjalanan, agar menepi sementara waktu ke lokasi yang di rasa aman di bangunan yang permanen," kata dia.

Sedangkan bagi mereka yang sedang di rumah untuk berkoordinasi dengan aparat kewilayahan terkait kumpul yang aman untuk evakuasi apabila diperlukan.

Sebelumnya, BPBD Jawa Barat melaporkan 269 kejadian bencana terjadi di wilayah Jawa Barat sepanjang bulan Januari hingga 25 Februari. Bencana yang terjadi mulai dari gempa bumi, longsor, banjir bandang hingga angin puting beliung.

Mengutip dari situs barata.jabarprov.go.id, total kejadian hingga 25 Februari mencapai 269 kejadian bencana. Bencana-bencana tersebut terdiri dari 103 kejadian bencana longsor, 111 angin kencang, 48 kejadian banjir, tujuh kejadian gempa bumi.

Dampak yang ditimbulkan yaitu 57.318 orang terkena dampak dan 11 orang meninggal dunia. Selain itu, 16.01 rumah terdampak terdiri dari 826 rusak ringan, 467 rusak sedang dan 308 rusak berat.

Sebanyak 14.382 rumah terendam banjir termasuk ada yang tertimbun material longsor. Bencana pun merusak 16 titik lahan, 82 bangunan lainnya, 43 fasilitas pendidikan dan 140 fasilitas umum.

Beberapa bencana yang menyita perhatian yaitu gempa bumi yang terjadi di wilayah Sumedang di awal tahun 2024. Ribuan rumah mengalami kerusakan ringan, sedang hingga berat.

Selain itu, bencana lainnya banjir di wilayah Kabupaten Bandung. Terbaru peristiwa angin puting beliung di Rancaekek, Kabupaten Bandung dan di Kabupaten Sumedang membuat ratusan rumah mengalami kerusakan.

Pemkab Bandung dan Pemkab Sumedang pun telah menetapkan status tanggap darurat. Angin puting beliung pun terjadi di Kertasari, Kabupaten Bandung, Sabtu (24/2/2024) menyebabkan 27 rumah mengalami kerusakan.

Selain itu, peristiwa dua mahasiswa Unpad tersambar petir di bumi perkemahan Batukuda Bandung terjadi. Sebelumnya seorang pesepakbola di Stadion Siliwangi tersambar petir.

In Picture: Sekolah Terdampak Angin Kencang

 

Imbauan juga dikeluarkan oleh BMKG Kelas I Juanda, Surabaya yang mengingatkan potensi cuaca ekstrem melanda sejumlah daerah di Jawa Timur hingga 3 Maret 2024. Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan mengingatkan, cuaca ekstrem tersebut berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, hingga hujan es.

Taufiq menjelaskan, potensi cuaca ekstrem muncul mengingat wilayah Jawa Timur saat ini berada pada puncak musim penghujan. Dimana suhu muka laut di perairan Jawa Timur yang hangat, ditambah pola pertemuan angin di sepanjang wilayah, serta didukung kondisi atmosfer yang labil dan lembab mulai lapisan bawah hingga atas.

"Situasi ini menyebabkan penumpukan massa udara basah, sehingga terbentuk awan-awan konvektif yang masif di wilayah Jawa Timur," kata Taufiq, Selasa (27/2/2024).

Taufiq menjabarkan sejumlah daerah di Jawa Timur yang perlu meningkatkan kewaspadaan. Yaitu Kabupaten Bangkalan, Banyuwangi, Kota Batu, Kota Blitar, Bojonegoro, Gresik, Jombang, Kota Kediri, Lamongan, Lumajang, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Magetan, Kota Malang, Kota Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pamekasan, dan Kota Pasuruan. 

Kemudian Kabupaten Ponorogo, Sampang, Sidoarjo, Situbondo, Sumenep, Trenggalek, Tuban, Tulungagung, Kabupaten Kediri, Kabupaten Mojokerto, Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Blitar, Bondowoso, Jember, Kota Surabaya, Kabupaten Malang, Pacitan, dan Kota Probolinggo.

Taufiq mengimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem tersebut. Terutama wilayah dengan topografi curam, bergunung, atau area tebing diharapkannya lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem.

"Ya seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jika wilayah tersebut terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi waktu yang panjang," ujarnya.

Taufiq juga mengimbau masyarakat yang berkendara untuk mewaspadai  jalanan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang saat hujan lebat. Ia juga meminta masyarakat untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melalui berbagai platform yang disediakan BMKG Juanda.

 

Cara menghadapi cuaca panas yang semakin hari semakin ekstrem. - (Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler