Berjuang Lawan Kelelahan, Mayoritas Petugas KPPS Meninggal Akibat Sakit Jantung

Per Selasa (20/2/2024), jumlah petugas pemilu yang meninggal mencapai 94 orang.

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Petugas saksi dari partai politik mengamati data perolehan suara Pemilu 2024 di Denpasar, Bali, Selasa (20/2/2024). Banyak petugas KPPS yang jatuh sakit, bahkan meninggal.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebab terbanyak kelelahan yang berujung kematian para anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) adalah penyakit jantung. Kementerian Kesehatan pada Selasa (20/2/2024) mengonfirmasi ada 94 petugas pemilihan umum (pemilu) yang meninggal dunia.

"Jadi kelelahan itu adalah manifestasi dari semua penyakit-penyakit yang dialami oleh seseorang," ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Mega Febrianora dalam acara bincang-bincang "Jangan Tunggu Sakit, Ini Tanda Kelelahan yang Pantang Diabaikan!" yang disiarkan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Dokter Mega menjelaskan hal tersebut sebagai respons dari fenomena banyaknya anggota KPPS yang jatuh sakit, bahkan meninggal. Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan bahwa dari sejumlah kasus anggota KPPS yang meninggal, terdapat kasus penyakit jantung.

Baca Juga

Kasus meninggal saat kedatangan atau yang biasa disebut death on arrival juga ada. Kasus meninggal saat kedatangan biasanya karena penyakit jantung.

Menurut dr Mega, pekerjaan KPPS, yaitu manajemen surat suara, mengangkat kotak suara, mencatat, dan melaporkan, adalah pekerjaan administratif yang bisa dibilang relatif tidak berat. Namun, durasi yang panjang menjadikan pekerjaan itu berbahaya.

Dokter Mega menjelaskan, di media sosial banyak sekali curhatan dan meme yang menceritakan tentang pekerjaan KPPS yang durasinya mulai pagi sampai pagi lagi.

"Karena kalau kita memahami, tubuh kita ini memiliki mekanisme kompensasi yang sangat bagus gitu. Jadi nggak mungkin lelah biasa saja, terus tiba-tiba jadi meninggal," katanya.

Dia menjelaskan kompensasi yang dilakukan oleh tubuh ketika melakukan aktivitas berat adalah dengan menaikkan tekanan darah serta detak jantung guna menyuplai oksigen yang lebih.

Kegagalan dalam kompensasi tersebut, kata dia, adalah yang menyebabkan seseorang kelelahan. Ketika seseorang kelelahan, tensi serta denyut nadinya naik.

Dia menilai ada sejumlah hal yang menyebabkan kegagalan fungsi tubuh itu.

"Ada penurunan dari kemampuan jantung yang ditandai dengan penurunan fraksi, ejeksi, atau pompa jantungnya menurun. Kemudian bisa lagi lewat penyakit lain ketidakmampuan untuk pompa jantung meningkat atau elastisitasnya menurun, yang ini terjadi pada pasien dengan hipertensi," kata dia menambahkan.

Dia menjelaskan Kementerian Kesehatan menyebut bahwa dari 6,8 juta anggota KPPS, sekitar 400 ribu memiliki risiko tinggi berupa penyakit jantung, hipertensi, darah tinggi, diabetes, dan lain-lain.

Menurutnya, penyebab-penyebab itu dapat diprediksi dan kematian akibat itu pun bisa dicegah dengan cara menyeleksi ketat orang-orang yang akan jadi anggota KPPS.

"Dan juga yang mendaftar harus sayang sama diri. Memang sih kita sayang sama uang ya, tetapi harus lebih sayang sama diri sendiri dibandingkan sayang sama uang ya," katanya.

 
Berita Terpopuler