Travel Blogger Ungkap Sisi Bali yang Perlu Dihindari Jika Mencari Warna Asli Pulau Dewata

Pulau Bali memiliki banyak opsi destinasi wisata yang bisa dijelajahi turis.

Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Wisatawan membawa papan selancar berjalan menuju ke tengah laut saat berlibur di Pantai Kuta, Badung, Bali, Senin (25/9/2023). Kuta termasuk destinasi utama yang jadi incaran turis asing.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bali terkenal sebagai salah satu destinasi pantai paling indah di dunia. Bali bahkan telah lama menarik para backpacker, turis, dan digital nomad ke pantainya.

Menurut seorang travel blogger, surga cantik itu telah menjadi "korban kesuksesannya sendiri". Pakar perjalanan dan blogger Taiwan Obsessed, Nick Kembel, mengatakan, Bali sudah "sepenuhnya dikuasai turis".

"Saya pikir Bali adalah salah satu tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan di dunia saat ini," ujar dia, dikutip dari laman Express, Selasa (20/2/2024).

Bali telah menarik banyak orang di Instagram yang mencari foto pantai yang sempurna dengan latar belakang sawah yang subur dan candi Hindu. Namun, lonjakan pariwisata ini disebut Kembel telah menyebabkan infrastruktur yang buruk, masalah lingkungan, dan hilangnya tradisi budaya.

"Dalam perjalanan saya ke Bali selama bertahun-tahun, terlihat jelas bahwa daerah-daerah tertentu benar-benar riuh, tidak memiliki ketenangan dan tidak seperti pesona yang awalnya menjadikan Bali masuk rekomendasi destinasi wisata," kata Kembel.

Lebih dari 5 juta wisatawan asing berkunjung ke Bali pada 2023, sementara populasi aslinya hanya 4 juta jiwa. Pulau Dewata tersebut telah mengalami beberapa skandal wisata dalam beberapa tahun terakhir dan seorang turis dikecam karena berpose telanjang di depan pohon keramat pada 2023.

Para pejabat telah berupaya untuk menindak perilaku buruk dan membicarakan kemungkinan larangan bagi wisatawan menggunakan sepeda motor. Pulau ini juga baru saja memperkenalkan pajak turis yang harus dibayar oleh pengunjung internasional sebelum masuk.

Meskipun ramai, Kembel mengatakan masih ada beberapa area di pulau Bali yang memungkinkan untuk melihat Bali yang sebenarnya. Ia merekomendasikan untuk menghindari daerah padat turis seperti Kuta.

"Untungnya, masih ada cara untuk merasakan Bali yang sesungguhnya jika Anda menghindari hotspot seperti Kuta, Seminyak, dan Ubud," kata dia.

Baca Juga

 

Secara pribadi, Kembel merekomendasikan untuk menjelajahi Bali bagian timur, di mana turis dapat menemukan pantai-pantai yang sepi, desa-desa yang sepi, dan budaya lokal yang masih berkembang. Tempat-tempat seperti Amed, Candidasa, dan Sidemen jauh lebih sedikit dikunjungi wisatawan, namun menawarkan pesona tersendiri.

 

Bukan hanya Asia yang kesulitan mengatasi banyaknya wisatawan. Seorang penduduk lokal di Malaga, Spanyol juga mengeklaim bahwa wisatawan merusak rasa kebersamaan kotanya.

 
Berita Terpopuler