Hindari Rute Laut Merah, Butuh Ongkos Tambahan Rp 15 Miliar

Ada perusahaan yang memutuskan menggunakan transportasi udara daripada laut.

AP Photo
Peti kemas Maersk.
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Perusahaan pengapalan raksasa, Maersk mengingatkan, Kamis (8/2/2024) gangguan pada rute pelayaran Laut Merah bisa berlangsung hingga setahun. Hingga saat ini, rute ini tak aman karena serangan yang dilakukan Houthi. 

Baca Juga

Pemimpin redaksi Lloyds List, publikasi terkait pengapalan, Richard Meade kepada CNN menyatakan ada eksodus kapal kontainer besar dari Laut Merah dan Terusan Suez. Mereka tak lagi menggunakan rute Laut Merah tetapi ke Tanjung Harapan, Afrika Selatan. 

Kapal-kapal yang mengangkut sepatu hingga telepon pintar dari pabrik di Asia untuk konsumen di Eropa, mengambil rute lebih jauh untuk menghindari Laut Merah. Padahal perairan penghubung Terusan Suez dan Laut Mediterania ini jadi lalu lintas 10-15 persen perdagangan. 

Termasuk ekspor minyak dan 30 persen volume pengapalan kontainer. Sejak November 2023, Houthi meningkatkan serangan terhadap kapal komersial yang melewati Laut Merah, sebagai dukungan perjuangan Palestina melawan Israel di Gaza. 

Targetnya kapal berbendera, dioperasikan atau mengangkut barang AS, Inggris, atau Israel. Patroli bersama yang dipimpin AS-Inggris, serta serangan ke target Houthi di Yaman, belum bisa mengendurkan serangan di Laut Merah. 

Dampaknya, pengalihan rute atau tertundanya pengiriman barang ke tempat tujuan. Tesla mesti menunda produksi karena terlambat sampainya suku cadang ke Jerman. Perusahaan furnitur Swedia, Ikea juga mengingatkan soal potensi kekurangan stok.

Peter Sand, kepala analis Xeneta, perusahaan data penerbangan dan pelayaran, memperkirakan 90 persen kapal yang biasanya melewati Laut Merah, mengambil rute lain menuju Tanjung Harapan. 

Sekitar satu seperempat kapal yang mengangkut kargo kering seperti gandum atau semen dan seperempat tanker yang membawa minyak dan gas alam mengalihkan rutenya menuju Tanjung Harapan, Afrika Selatan. 

Biasanya, butuh dua pekan perjalanan untuk kapal kontainer dan 18 hari untuk kapal berkargo kering serta tanker. Menambah jarak tempuh hingga beberapa ribu mil pada rute pengapalan bakal menaikkan biaya bahan bakar dan asuransi. Selain biaya sewa dan upah kru.

Sand mengestimasi, perusahaan seperti Maersk dan Hapag-Lloyd, perlu tambahan biaya 1 juta dolar AS atau Rp 15 miliar (dengan kurs rupiah di kisaran Rp 15 ribu per dolar AS), per kapal untuk menempuh perjalanan ke rute alternatif, Afrika. 

Sebagian besar biaya tambahan....

Sebagian besar biaya tambahan itu dialokasikan untuk pembelian bahan bakar. Tarif pengapalan global per kontainer ukuran 40 kaki pada pekan ini pada kisaran 3.786 dolar AS. Menurut Drewry World Container Index, ini naik 90 persen dibandingkan tahun lalu.

Dengan ukuran kontainer yang sama, pengapalan dari Shanghai, Cina ke Rotterdam, Belanda ongkosnya melonjak 158 persen dibandingkan tahun lalu, yaitu mencapai 4.426 dolar AS. Ada pula yang memutuskan menggunakan transportasi udara untuk mengangkut barang mereka. 

‘’Tentu ongkosnya lebih tinggi, sekitar 10 hingga 20 kali lebih mahal,’’ kata Sand. Data Xenata menunjukkan peningkatan kargo penerbangan dari Vietnam, hub pabrik pakaian ke Eropa utara dalam tiga pekan terakhir. 

Asuransi tinggi 

Perusahaan AS, Inggris, dan Israel dituntut membayar premi asuransi lebih tinggi hingga 50 persen untuk kapal-kapal mereka yang transit di Laut Merah. Sejumlah perusahaan memilih menghindar dari sana karena serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial. 

Kapal yang punya hubungan dengan AS, Inggris, atau Israel membayar premi asuransi atas risiko perang 25-50 persen lebih besar dari kapal lain yang berlayar ke Laut Merah. Hal ini diungkapkan David Smith, dari perusahaan broker asuransi, McGill and Partners. 

Dua sumber dari industri asuransi mengungkapkan, kapal yang ada kaitannya dengan AS, Inggris, atau Israel akan dibebani tarif asuransi lebih tinggi bahkan lebih dari 50 persen. 

"Sejauh ini, kapal-kapal yang memiliki masalah hampir semuanya mempunyai elemen hubungan dengan Israel, AS, atau Inggris," ungkap Marcus Baker, kepala asuransi kargo dan laut di perusahaan pialang asuransi, Marsh, Rabu (7/2/2024).

Baker menuturkan terdapat istilah "exclusionary language" untuk menangani kepentingan AS, Inggris, dan Israel. Ini hanya berlaku dalam kondisi tertentu di Laut Merah bukan di tempat lainnya yang risikonya lebih rendah. 

Dua sumber menyebutkan sejumlah underwriter atau personel dari perusahaan asuransi yang bertanggung jawab mengevaluasi risiko calon tertanggung, memilih menghindarkan diri untuk mengkover bisnis semacam itu yang risikonya sangat tinggi. 

Dalam konteks ini, salah satu insiden paling serius saat sebuah tanker yang dioperasikan perusahaan berbasis di Inggris yang kargonya milik perusahaan komoditas Trafigura, dihantam sebuah rudal Houthi yang menyebabkan kebakaran di kapal tersebut. 

Sejumlah sumber di industri asuransi menyatakan, premi risiko perang untuk pelayaran ke Laut Merah kini sekitar satu persen dari nilai kapal dalam sepuluh hari terakhir ini, naik dari tarif sebelumnya 0,7 persen dengan sejumlah potongan yang dilakukan underwriter. 

Dalam nilai angka, ini bisa sampai ratusan ribu dolar AS sebagai ongkos tambahan untuk pelayaran tujuh hari. Di sisi lain, kapal-kapal berbendera atau dimiliki Rusia, Cina termasuk Hong Kong dan Iran lebih aman melewati Laut Merah. Houthi tak mengusiknya.

 
Berita Terpopuler