Tren Legging Legs di TikTok Berdampak Negatif, Tagarnya Kini Telah Dihapus

Tagar legginglegs sempat ramai di TikTok.

EPA/NINA PROMMER
Wanita mengenakan legging. Tren legging legs di TikTok telah memicu gangguan makan dan kepercayaan diri yang rendah.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren fashion sering kali berubah-ubah. Kini, tren legging legs yang mengambil alih media sosial TikTok diharapkan tidak akan kembali.

Dilansir People, Rabu (31/1/2024), tagar #legginglegs pertama kali menjadi viral setelah para wanita membagikan video diri mereka dalam celana yoga yang memamerkan celah di antara paha mereka. Tagar tersebut telah dihapus di platform dan diganti dengan informasi tentang gangguan-gangguan makan atau makan tidak teratur.

Para pengguna TikTok lainnya pun mengatakan bahwa tren tersebut mendorong gangguan makan dan kepercayaan diri yang buruk. Mereka beramai-ramai menolak tren kaki kurus.

Baca Juga

"Jika Anda pernah melihat ini di media sosial, itu memuakkan," kata pengguna TikTok Holly Essler yang juga seorang terapis, dalam video TikTok.

Menurut Essler, pada dasarnya ini adalah tren yang mengatakan bahwa jika Anda memiliki legging dan mengenakan legging, kaki Anda harus terlihat dengan cara tertentu.

"Sekali lagi, ini memuakkan. Jangan sampai media sosial memberi tahu tubuh Anda bahwa itu sedang tren. Jika Anda punya tubuh dan punya legging, Anda punya tungkai legging," ujarnya.

TikTok belum menanggapi permintaan komentar. Sementara itu, menurut National Association of Anorexia Nervosa and Associated Disorders, sembilan persen populasi AS atau 28,8 juta orang Amerika, mengalami kelainan makan seumur hidup mereka.

Studi lain dari National Institute of Health menemukan bahwa penggunaan media sosial menyebabkan masalah citra tubuh, bersamaan dengan gangguan-gangguan makan dan makan yang tidak teratur.

"Terima kasih telah menentang tren-tren beracun yang menyebabkan perempuan mengalami rasa tidak aman dan lebih buruk lagi," komentar seseorang di video Essler.

Di sisi lain, pengguna TikTok lain seperti Essler juga menggunakan platform tersebut untuk mengungkapkan rasa frustasi mereka terhadap tren tersebut. Sejak akun @ashleyrosehartly mem-posting pemikirannya, videonya telah ditonton lebih dari 2,1 juta kali dan 900 komentar dari wanita lain yang merasakan hal yang sama.

"Saya baru saja melihat tren baru yang disebut legging legs yang beredar di internet dan anak-anak muda mengkritik kaki mereka yang mengenakan legging serta mengatakan bahwa kaki yang sempurna untuk legging adalah celah paha persegi yang besar dan kaki yang kurus… ini untuk mengingatkan Anda semua kaki itu adalah legging legs," tulis @ashleyrosehartly di videonya.

Seseorang menjawab di video tersebut bahwa dia telah menangis selama empat jam terakhir karena dia tidak memiliki legging legs.

"Saya telah menangis selama empat jam terakhir karena saya tidak memiliki legging legs dan kekasih saya berusaha menghibur saya sepanjang waktu," tulis seseorang itu.

Hartly menanggapi komentar dan mengatakan dia sangat menyesal seseorang merasakan hal itu.

"Saya sangat menyesal Anda merasakan hal itu. Ketahuilah bahwa kamu cantik, apa pun yang terjadi. Tren seperti ini didesain eksklusif, namun tetap bersinar."

TikToker @emilyxpearl juga mengungkapkan rasa frustasinya. Dalam videonya, dia menjelaskan bagaimana dia bangun di suatu pagi dan melihat legging legs sedang tren dan terkejut melihat video semacam itu.

Dalam video, dia mempertanyakan apakah warganet memahami apa yang mereka lakukan terhadap generasi muda perempuan.

"Apakah kita memahami bahwa ada gadis berusia 15 tahun yang setiap hari memakai legging dan sekarang merasa tidak bisa memakai legging dan karena tidak memiliki legging legs… hal paling bodoh yang pernah saya dengan dalam hidup saya," kata TikToker tersebut.

"Apakah kamu mengerti bahwa karena videomu memberi tahu seorang gadis kecil bahwa dia tidak memiliki legging legs, dia sekarang merasa tidak bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat?" ujarnya.

 
Berita Terpopuler