Bagaimana Status Jokowi di PDIP? Ini Jawaban Hasto

Arah politik Jokowi dan PDIP di Pilpres 2024 dinilai sudah berseberangan.

Republika/Prayogi
Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud Hasto Kristiyanto didampingi Ketua Tim Penjadwalan TPN Ganjar-Mahfud Aria Bima memberikan keterangan terkait persiapan kampanye akbar pasalon Ganjar-Mahfud di Media Lounge TPN, Jakarta, Selasa (30/1/2024). Pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud Md akan menggelar kampanye akbar dalam bentuk konser Salam Metal di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Sabtu (3/2/2024). Konser Salam Metal digagas atas buah hasil keinginan atau kehendak rakyat. Hal ini selaras dengan tema dari kampanye akbar pasangan calon nomor urut tiga, Ganjar-Mahfud yaitu Hajatan Rakyat.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menerima pertanyaan terkait status Presiden Joko Widodo (Jokowi) di partai berlambang kepala banteng itu. Sebab, arah politik Jokowi dan PDIP pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dinilai sudah berseberangan.

Baca Juga

Saat ini, PDIP memandang Jokowi sebagai presiden yang masa kepemimpinannya akan selesai pada 20 Oktober mendatang. Sebelum itu, ia berharap Jokowi dapat meninggalkan warisan dalam menghadirkan pemilihan umum (Pemilu) 2024 yang netral.

"Kita harapkan sebagai presiden yang menjaga legacy. Kalau dari PDI Perjuangan, yang namanya kartu tanda anggota itu bukan pada formalnya, tetapi pada tanggung jawab kepemimpinannya untuk rakyat," ujar Hasto di Media Center Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Jakarta, Selasa (30/1/2024).

"Selama kepemimpinan itu untuk rakyat, bukan untuk keluarga," sambungnya menegaskan.

PDIP, jelas Hasto, adalah partai yang lahir dan memperjuangkan rakyat. Namun, hal itulah yang dinilai banyak pihak sudah tak ada lagi dalam diri Jokowi. "Kami melihat sebagaimana disuarakan oleh kelompok-kelompok civil society oleh mahasiswa, para budayawan, para guru bangsa, Pak Jokowi sudah bergeser," ujar Hasto.

Hasto juga menanggapi pernyataan Muhammad Guntur Soekarnoputra terkait Jokowi. Ia hanya memastikan, Jokowi sudah tak akan menjadi presiden lagi pada 20 Oktober 2024.

"Nasib Pak Jokowi bagaimana? 20 Oktober berdasarkan ketentuan konstitusi, Pak Jokowi menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai presiden," ujar Hasto.

Pada sisa masa kepemimpinannya, PDIP sekali lagi berharap Jokowi dapat meninggalkan warisan yang baik. Salah satunya adalah memastikan pemilihan umum (Pemilu) 2024 berjalan dengan jujur dan adil.

"Pemilu yang tanpa intimidasi. Semakin banyak intimidasi oleh oknum-oknum aparat, maka semakin banyak rakyat yang bergerak melakukan koreksi atas penyalahgunaan kewenangan itu," ujar Hasto.

 

Sebelumnya, Staf Khusus Presiden RI, Ari Dwipayana menyebut komunikasi Presiden Jokowi dengan PDIP hingga kini masih baik. Ia mengatakan, Presiden tetap berkomunikasi dengan semua tokoh politik dan tokoh partai.

"Komunikasi bagus lah, tetap dengan semua tokoh politik, dengan semua tokoh partai komunikasi Presiden bagus sekali," kata Ari di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (9/1/2024).

Ari berharap komunikasi Presiden dengan tokoh partai tersebut bisa menjaga suasana politik tetap sehat saat ini. "Kita harap ini juga bisa menjaga suasananya ya, kita harap suasana dengan komunikasi yang baik, suasana politik kita tetap sehat ya," ujarnya.

Ari juga berharap, kualitas demokrasi tetap terjaga dan pemilu bisa berjalan damai tanpa adanya ketegangan. "Elitenya aja berkomunikasi dengan baik rakyatnya pasti komunikasinya jauh lebih baik," kata Ari.

Saat ditanya apakah Presiden sudah menerima undangan perayaan HUT PDIP? Ari menyebut hingga saat ini Kementerian Sekretariat Negara belum menerima undangan tersebut. Selain itu, menurut Ari, hingga saat ini juga tidak ada permintaan agar Jokowi memberikan ucapan selamat ke PDIP melalui video.

"Saya belum tahu ya nanti saya cek itu, tapi belum ada permintaan juga dari PDIP," kata dia.

Restu Jokowi di panggung politik Kaesang. - (Republika)

 
Berita Terpopuler