Ini Kelebihan Menulis dengan Tangan Dibanding Mengetik

Menulis dengan tangan berguna untuk meningkatkan pembelajaran dan memori.

Republika/Putra M. Akbar
Ilustrasi menulis dengan tangan. Ini manfaat menulis dengan tangan.
Rep: Shelbi Asrianti  Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengetik memang lebih cepat dibandingkan menulis dengan tangan. Apalagi, saat ini kita hidup di era digital di mana keterampilan mengetik sangat dibutuhkan. Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Psychology menyebut ada kelebihan menulis dengan tangan daripada mengetik.

Baca Juga

Dikutip dari laman NBC News, Senin (29/1/2024), studi itu menemukan bahwa menulis dengan tangan dapat meningkatkan konektivitas otak dan lebih merangsang otak. Menulis dengan tangan juga berguna meningkatkan pembelajaran dan memori.

Hasil tersebut didapat setelah tim peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU) mencatat aktivitas otak 36 orang mahasiswa. Para peserta studi diminta untuk menulis kata-kata dengan tangan menggunakan pena digital pada layar sentuh serta mengetik menggunakan keyboard.  

Ketika sebuah kata seperti "hutan" atau "landak" muncul di layar di depan mereka, mereka memiliki waktu 25 detik untuk menulis atau mengetiknya berulang kali. Sementara itu, ada sensor yang ditempatkan di kepala peserta untuk mengukur gelombang otak mereka.

Sebanyak 256 elektroda pada alat tersebut ditempelkan pada kulit kepala dan mencatat sinyal listrik otak para mahasiswa. Termasuk, di mana sel-sel otak mereka aktif pada tiap aktivitas menulis dan bagaimana bagian-bagian otak berkomunikasi satu sama lain.

Salah satu penulis studi yang merupakan profesor neuropsikologi di NTNU, Audrey Van der Meer, mengatakan bahwa temuan utama timnya adalah bahwa tulisan tangan mengaktifkan hampir seluruh otak. Sangat berbeda dengan kegiatan mengetik, yang hampir tidak mengaktifkan otak.  

"Otak tidak terlalu tertantang ketika menekan tombol pada keyboard dibandingkan ketika membentuk huruf-huruf dengan tangan. Saat Anda harus membentuk huruf dengan tangan, huruf ‘A’ akan terlihat sangat berbeda dari huruf ‘B’ dan memerlukan pola gerakan yang sangat berbeda," ujar Van der Meer. 

Secara khusus, penelitian menemukan bahwa menulis dengan tangan memerlukan komunikasi antara korteks visual, sensorik, dan motorik otak. Orang yang menulis dengan pena digital harus memvisualisasikan huruf, kemudian menggunakan keterampilan motorik halusnya untuk mengontrol gerakannya saat menulis.

Saat mengetik, sebagian tombol terlihat....

 

 

Sebaliknya, saat mengetik, sebagian besar tombol huruf terlihat sama sehingga memerlukan lebih sedikit aktivitas otak pada korteks visual dan motorik. Karena hanya sebagian kecil otak yang aktif saat mengetik, otak tidak perlu berkomunikasi antar area berbeda," kata Van der Meer.

Hasil penelitian Van der Meer sebelumnya pun serupa, meski lebih mengkhususkan pada anak-anak dan peserta dewasa muda. Studi terpisah lain yang dilakukam tim dari Indiana University pada 2017 juga menunjukkan bahwa menulis dengan tangan dapat menghubungkan keterampilan visual dan motorik, yang dapat membantu anak-anak mengenali huruf dengan lebih baik.

Namun, sulit juga untuk mengetahui apa atau bagaimana aktivitas otak dalam studi dapat diterjemahkan ke dalam peningkatan pembelajaran atau memori di kehidupan nyata. Hal itu disampaikan Ramesh Balasubramaniam, ahli saraf di University of California di Merced, yang tidak terlibat dalam penelitian.

 

Manfaat kognitif dari menulis tulisan tangan mungkin saja bisa diterapkan untuk kalangan lanjut usia. "Tapi, menurut saya, manfaat terbesarnya bisa didapat ketika otak masih berkembang, karena hal ini terjadi bersamaan dengan proses pembelajaran penting lainnya yang sedang terjadi," ungkap Balasubramaniam.

 
Berita Terpopuler