Palestina: Tanpa Gencatan Senjata, Ribuan Warga Gaza Terus Terbunuh

Israel telah membunuh lebih dari 25 ribu warga Palestina.

AP Photo/Mohammed Dahman
Asap mengepul menyusul pengeboman Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu, 17 Januari 2024.
Rep: Kamran Dikarma Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengingatkan Dewan Keamanan PBB jika badan tersebut terus mengelak menerbitkan resolusi gencatan senjata di Jalur Gaza, ribuan warga Palestina akan terus terbunuh. Sejak memulai agresinya ke Gaza pada 7 Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 25 ribu warga di sana.

“Israel telah melancarkan pengeboman yang paling biadab dan tanpa pandang bulu sejak Perang Dunia II. Lebih jauh lagi, mereka telah melakukan pengepungan kejam terhadap Gaza, yang menyebabkan kelaparan, dehidrasi, penyakit dan keputusasaan. Tindakan mereka telah menyebabkan pengungsian paksa dalam skala dan kecepatan yang belum pernah terjadi dalam sejarah modern,” kata al-Maliki ketika menghadiri debat terbuka Dewan Keamanan PBB membahas tentang situasi di Gaza, Selasa (23/1/2024), dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.

“Ini bukan akibat bencana alam atau akibat perang yang patut disesalkan. Sebaliknya, ini adalah upaya terencana untuk menimbulkan penderitaan maksimal pada penduduk Palestina,” tambah al-Maliki.

Dia mengingatkan tidak ada bangunan di Gaza yang aman dari pengeboman Israel, termasuk rumah sakit, sekolah, masjid, gereja, dan infrastruktur milik PBB. Al-Maliki berpendapat, para pemimpin Israel tidak melihat rakyat Palestina sebagai realitas empiris dan politik yang harus mereka jalani.

“Namun (pemimpin Israel melihat rakyat Palestina) sebagai ancaman demografis yang harus dihilangkan melalui kematian, pengungsian, atau penaklukan,” ucapnya.

Al-Maliki mengatakan hanya ada dua jalan ke depan. Jalan pertama dimulai dengan kebebasan Palestina dan mengarah pada perdamaian serta keamanan bersama di kawasan. Sementara jalan kedua adalah terus mengabaikan kebebasan Palestina dan menyebabkan konflik tanpa akhir di kawasan.

“Israel seharusnya tidak lagi mempunyai ilusi bahwa ada jalan ketiga yang bisa digunakan untuk melanjutkan pendudukan dan kolonialisme serta apartheid dan tetap mencapai perdamaian dan keamanan regional,” ujarnya.

Saat ini perang Israel-Hamas masih berlangsung di Gaza. Lebih dari 25 ribu warga Gaza sudah terbunuh sejak Israel meluncurkan agresinya pada 7 Oktober 2023. Sebagian besar dari korban meninggal adalah perempuan dan anak-anak. Sementara korban luka melampaui 62 ribu orang.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler