Mayoritas Penderita Penyakit Ginjal Kronis tak Menyadari Kondisinya, Kapan Harus Periksa?

Sembilan dari 10 penderita penyakit ginjal kronis tidak menyadari kondisinya.

Musiron/Republika
Pasien cuci darah. Mayoritas penderita gagal ginjal harus menjalani dialisis alias cuci darah.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit ginjal kronis (PGK) cukup banyak diderita masyarakat Indonesia. Salah satu faktor risiko PGK yang paling perlu diwaspadai adalah diabetes tipe 2.

Data menunjukkan sebesar 23 persen kasus PGK secara global disebabkan oleh Diabetes tipe 2. Dokter spesialis penyakit dalam konsultan metabolik dan endokrinologi Prof Ketut Suastika menjelaskan, satu dari 10 orang di dunia menderita PGK.

"Namun, sembilan dari 10 orang yang didiagnosis menderita PGK tidak menyadari kondisinya," kata Prof Suastika dalam acara "Inovasi pengobatan pada pasien PGK dengan diabetes tipe 2" bersama PT Bayer Indonesia di Jakarta, Senin (15/1/2024).

Tingkat gula darah yang tinggi dapat merusak ginjal secara perlahan. Lama-kelamaan ginjal tidak mampu menyaring darah sebagaimana seharusnya yang berakibat terjadinya PGK.

Baca Juga

PGK pada diabetes Tipe 2 adalah penyebab utama penyakit ginjal stadium akhir. Kondisi ini membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal dan dapat memperpendek harapan hidup hingga 16 tahun.

Prof Suastika juga menjelaskan hubungan ginjal dengan jantung adalah melalui pembuluh darah. Sering kali ketika organ jantung rusak duluan, maka nantinya fungsi ginjal juga menurun.

Begitu juga ketika fungsi ginjal terlebih dulu rusak, maka nantinya berpengaruh ke jantung. Kondisi hipertensi juga memengaruhi fungsi jantung, jadi ini sebenarnya suatu hal yang kompleks.

"Diabetes bisa mengenai kedua-duanya karena berhubungan, mekanismenya banyak sekali. Kalau kita mau ramalkan jantung, kita bisa ramalkan dari ginjal, mislanya ginjal bocor, biasanya sistemik, jadi yang lainnya ikut rusak," jelas Prof Suastika.

Prof Suastika mengatakan untuk pencegahan pada prinsipnya ialah memperhatikan faktor risiko diabetes. Untuk mengobati diabetes, tidak cukup hanya gula darahnya saja yang dikelola. Sebab, jika ada hipertensi dan obesitas, itu juga diobati demi menghindari komplikasi.

Lebih lanjut, Prof Suastika menjelaskan tanda awal penyakit ginjal pada pengidap diabetes adalah peningkatan pengeluaran albumin dalam urine. Hal ini terjadi jauh sebelum tes yang biasa dilakukan oleh dokter menunjukkan bukti bahwa pasien menderita penyakit ginjal.

Itu artinya, penting bagi pengidap diabetes untuk melakukan tes ini setidaknya sekali setahun. PGK tercatat sebagai penyebab 4,6 persen kematian global pada tahun 2017 dan merupakan peringkat ke-12 sebagai penyebab kematian di tahun yang sama.

Angka tersebut diprediksi akan terus meningkat dan pada tahun 2040. PGK diproyeksikan menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 didapatkan prevalensi PGK di Indonesia sebesar 0,38 persen atau 3,8 orang per 1.000 penduduk. Sekitar 60 persen penderita gagal ginjal tersebut harus menjalani dialisis alias cuci darah.

Prof Suastika menyebut, dokter harus lebih proaktif melakukan skining PGK pada pasien diabetes tipe 2. Ada baiknya kesadaran para dokter, khususnya di bidang endokrin, lebih ditingkatkan.

Jika menghadapi pasien dengan diabetes tipe 2, ada baiknya skrining PGK juga rutin dilakukan minimal sekali setahun. Jika ditemukan lebih awal, dokter dapat memberikan pengobatan yang lebih tepat dan menghindari progresi.

Faktor utama progresi PGK pada pasien diabetes tipe 2 adalah adanya inflamasi dan fibriosis pada ginjal. Itu akan terlihat dari adanya albuminuria yang merupakan tanda awal kerusakan ginjal.

 
Berita Terpopuler