Empat Tingkatan Taqwa Menurut Ulama dan Artinya

Taqwa adalah menjauhi segala sesuatu yang dapat menjauhkan diri dari Allah SWT.

Dok. Aman Palestin
Ilustrasi.
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa pendapat ulama menyampaikan taqwa adalah hendaknya Allah SWT tidak melihat kamu melakukan apa yang Allah SWT larang, dan tidak kehilangan kamu pada perintah-Nya. Taqwa adalah menjauhi segala sesuatu yang dapat menjauhkan diri kamu dari Allah SWT.

Tiga perkara yang bisa menunjuk ketaqwaan seseorang adalah bagusnya sifat tawakalnya dalam sesuatu yang tidak diterimanya, bagusnya keridhaannya dalam sesuatu yang telah diterimanya, dan baik dalam bersabar atas apa-apa yang telah lewat.

Baca Juga

Empat tingkatan taqwa menurut pendapat ulama

1. Taqwa dari kekufuran

Maknanya meninggalkan kekufuran dan kemusyrikan, baik dalam perkataan maupun perbuatan dan yang tampak maupun yang batin.

2. Taqwa dari kemaksiatan

Maknanya meninggalkan dosa, kesalahan, dan maksiat. Siapapun yang bertakwa dari kemaksiatan dan menjauhi dosa-dosa, ia termasuk orang- orang yang bertakwa.

3. Taqwa terhadap limpahan dunia

Maknanya zuhud di dunia dan zuhud dalam ambisi dunia. Siapapun yang meninggalkan apa yang berlebih dari dunia, Allah akan meringankan hisabnya pada hari kiamat.

Sufyan Ats-Tsauri berkata, "Hendaknya engkau bersikap zuhud di dunia, niscaya Allah akan membuatmu bisa melihat aib dunia. Hendaknya juga engkau bersikap wara‘ (takwa), niscaya Allah akan meringankan hisabmu.

Selanjutnya...

4. Taqwa dari segala sesuatu yang menyibukkan diri dari berzikir kepada Allah

Tingkatan ini yang paling tinggi. Maknanya, kamu menyibukkan anggota badan dan hati dengan berzikir kepada Allah, baik secara sembunyi- sembunyi maupun terang-terangan.

Para ulama berbeda pendapat dalam menjelaskan makna takwa dan pendefinisian (kata) takwa. Mereka juga menggolongkan takwa ke dalam beberapa macam dan tingkatan seperti empat tingkatan takwa di atas. Adapun yang manqul (berdasar nash), kumpulan takwa itu terdapat dalam firman Allah SWT.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

۞ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Innallāha ya'muru bil-‘adli wal-iḥsāni wa ītā'i żil-qurbā wa yanhā ‘anil-faḥsyā'i wal-munkari wal-bagyi ya‘iẓukum la‘allakum tażakkarūn(a).

Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat. Dia (juga) melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat. (QS An-Nahl Ayat 90)

Dilansir dari buku Wasiat Rasul Buat Lelaki yang ditulis Muhammad Khalil Itani diterjemahkan Ahmad Syakirin diterbitkan AQWAM, 2013. Dijelaskan tata cara berbuat baik kepada tetangga.

 
Berita Terpopuler