Sumbangsih Islam Terhadap Pertanian Spanyol, Beri Tanah ke Petani

Sistem pertanian modern menjadi pusat kehidupan di negeri Muslim.

AP/Manu Fernandez
Seorang gembala muda menggembalakan sekawanan domba melalui pusat kota Madrid, Spanyol, Ahad 24 Oktober 2021.
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan menjelaskan ada beberapa kontribusi Muslim terhadap pengembangan pertanian di Spanyol, termasuk pengenalan tanaman baru, penggunaan irigasi yang lebih intensif, pengelolaan tanah, dan upaya ilmiah dalam inovasi pertanian. Dampak pertanian dalam peradaban umat Islam masih terasa hingga saat ini.

Pada awal abad ke-9, sistem pertanian modern menjadi pusat kehidupan dan organisasi ekonomi di negeri-negeri Muslim. Kota-kota besar Islam di Timur Dekat, Afrika Utara dan Spanyol didukung oleh sistem pertanian yang rumit yang mencakup irigasi yang luas dan pengetahuan para ahli tentang metode pertanian paling maju di dunia.

Muslim memelihara kuda dan domba terbaik serta mengolah kebun buah-buahan dan kebun sayur terbaik. Umat Islam pada saat itu sudah tahu cara memberantas serangga hama, cara menggunakan pupuk, dan mereka ahli dalam mencangkok pohon serta menyilangkan tanaman untuk menghasilkan varietas baru.

Dilansir dari Muslim Heritage pada Jumat (5/1/2024), menurut Scott, sistem pertanian Muslim Spanyol khususnya, adalah yang paling rumit, paling ilmiah, dan paling sempurna yang pernah dirancang oleh kecerdikan manusia. Hal ini didukung oleh Glick ketika ia menguraikan dari berbagai sumber bahwa kaum Muslim memperkenalkan banyak transformasi.

Bukti lebih lanjut dari revolusi tanah dalam peradaban Islam adalah bahwa ketika di seluruh Eropa runtuh akibat perbudakan dan kerja paksa, tanah di bawah kekuasaan pemerintahan Islam diberikan kepada petani untuk mengolah tanah tersebut.

Baca Juga

Joseph McCabe menyatakan...

Joseph McCabe menyatakan di bawah pemerintahan Arab Andalusia (Muslim yang berkuasa di Andalusia pada waktu itu), perkebunan besar yang digarap oleh budak dan budak jarang terjadi. Sepanjang jalur Guadalquivir (sungai terpanjang kedua di Spanyol) saja terdapat 12 ribu desa yang bahagia.

Revolusi pertanian Islam nampaknya membingungkan karena revolusi ini benar-benar merevolusi seluruh negeri Islam tanpa kecuali. Periode besar peradaban Islam ini berlangsung selama lima abad, mulai abad ke-7 dan seterusnya.

Negeri-negeri Islam tumbuh subur dan mampu melahirkan komunitas-komunitas yang berkembang berkat pertanian yang sejahtera. Misalnya, menurut ahli geografi awal dan ahli lainnya, terdapat 360 desa di Fayyum (sebuah provinsi di Mesir di selatan Kairo) yang masing-masing dapat memenuhi kebutuhan seluruh Mesir selama sehari.

Ada 12 ribu desa di sepanjang Sungai Guadalquivir di Spanyol. Pantai antara Tangiers dan Melilla (Afrika utara), yang saat ini hampir seluruhnya ditinggalkan, merupakan permukiman padat dan makmur. Di jalan antara Gafsa dan Feriana, bagian Tunisia yang saat ini berupa gurun pasir, terdapat 200 desa.

Di sepanjang Sungai Tigris (Irak), permukiman berlangsung terus-menerus, sampai-sampai sebelum fajar, ayam-ayam berkokok saling bersahutan dari atap rumah ke atap rumah, mulai dari Baghdad hingga Basra.

Bukti lain memberikan gambaran yang sama tetapi dengan presisi yang lebih tinggi. Misalnya, sensus terhadap 10 ribu desa di Mesir pada abad kedelapan menunjukkan setiap desa memiliki minimal 500 alat bajak tanah.

 
Berita Terpopuler