Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Amerika Latin Resmi Dibuka

Konferensi menghidupkan kembali semangat perdamaian dan persatuan.

Republika/Muhyiddin
Balitbang Diklat Kementerian Agama bekerjasama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Amerika Latin (KMBAAA) di Gedung Merdeka, Bandung, Rabu (20/12/2023).
Rep: Muhyiddin Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balitbang Diklat Kementerian Agama bekerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Amerika Latin (KMBAAA) di Gedung Merdeka, Bandung, Rabu (20/12/2023). Konferensi ini dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki dan Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, serta delegasi dari berbagai negara dengan memainkan angklung bersama.
 
Konferensi ini dihadiri delegasi dari 18 negara, seperti dari Kenya, Srilanka, India, Yaman, Sudan, Pakistan, Iran Meksiko, Mesir, Libya, Kamboja, Mozambik, Irak, China, Uni Emirat Arab, Malaysia, Arab Saudi, dan Yordania.
 
Dalam sambutannya, Kepala Balitbang Diklat Kemenag Prof Suyitno menjelaskan konferensi ini mengusung tema Religion and Humanity Preparing for an Asia–Africa–Latin America (AALA) Conference: Menghidupkan Kembali Semangat Bandung dan Gerakan Non-blok dalam Menanggapi Dinamika Geopolitik Saat Ini.
 
Dia mengatakan konferensi ini merupakan awal dari event yang lebih besar lagi pada 2024, yakni KTT Asia-Afrika dan Amerika Latin. Menurut dia, pihaknya masih menantikan delegasi dari negara-negara anggota PBB di Selatan, termasuk Brasil, Mesir, Meksiko, Arab Saudi, dan Afrika Selatan.
 
"Harapan kami adalah bersama dengan Indonesia, negara-negara ini dapat mengatasi tantangan kontemporer terhadap perdamaian dan keamanan internasional," ujar Prof Suyitno.
 
Dia pun menyampaikan tujuan Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Amerika Latin ini. Pertama, menghidupkan kembali semangat perdamaian dan persatuan sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Bandung dan diplomasi Indonesia di Amerika Latin.

Baca Juga

Kedua, meningkatkan peran Indonesia...

Kedua, meningkatkan peran Indonesia dalam diplomasi publik internasional melalui penguatan moderasi beragama. Ketiga, mendorong suasana global yang damai dan kerukunan umat beragama.
 
Keempat, melawan meningkatnya kekerasan dan kelompok agama ekstrem. Kelima, mengundang para pemimpin, cendekiawan, dan praktisi dari berbagai latar belakang untuk mendorong dialog yang mendorong moderasi, toleransi, kesetaraan, dan keamanan. Keenam, berkontribusi terhadap terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam perspektif agama.
 
Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Amerika Latin ini akan berlangsung pada 20-22 Desember 2023. Acara ini akan digelar di dua tempat bersejarah yang merupakan ikon Konferensi Asia-Afrika 1955, yaitu Gedung Merdeka dan Hotel Savoy Homann Bandung.
 
"Kami merasa terhormat memiliki cendekiawan, peneliti, aktivis toleransi, dan aktivis organisasi keagamaan terpilih di antara kami. Mereka akan mempresentasikan kajiannya, berbagi gagasan tentang praktik terbaik toleransi beragama, dan memberikan pembelajaran tentang pengembangan kerukunan umat beragama," ucap Prof Suyitno.
 
Dalam KMBAAA ini akan digelar Plenary Sessions yang menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Prof Nahlah Al-Shoaidy (Mesir), KH Yahya Cholil Staquf (PBNU), Prof Syamsul Anwar (Muhammadiyah), Mahamahopadhyaya Bhadreshdas Swami (Tokoh Hindu, India), Prof Samir Boudinar (Maroko) dan Ven. Napan Santibhaddo (Thailand), dan Prof Haiming Wen (Cina).
 
"Mereka akan menawarkan rekomendasi kebijakan untuk memitigasi dan menyelesaikan isu-isu terkait intoleransi, kekerasan, dan ekstremisme agama, serta strategi untuk memperkuat moderasi beragama," kata Prof Suyitno.
 
Selain berdiskusi lewat forum-forum, tambah dia, pihaknya juga menyelenggarakan beberapa program sampingan seperti kunjungan museum bagi delegasi luar negeri, malam budaya dan gala dinner yang bekerjasama dengan pemerintah provinsi Jawa Barat.

 
Berita Terpopuler