Elektabilitas Parpol-Parpol Islam Menurut Survei Terbaru LSI Denny JA

Masih ada 14,7 persen pemilih mengambang atau swing voters pada Pemilu 2024.

Republika/Thoudy Badai
Petugas Komisi Pemilihan Umum (KPU) beserta tim marching band menggelar defile kirab bendera peserta Pemilu 2024 dari Jalan imam Bonjol menuju gedung KPU, Jakarta, Senin (27/11/2023). Kirab 18 bendera parpol peserta Pemilu 2024 tersebut dilakukan dalam rangkaian acara Deklarasi Kampanye Pemilu Damai sebagai upaya mensosialisasikan partai politik peserta Pemilu 2024 yang akan digelar pada 14 Februari 2024 mendatang. Selain itu kirab tersebut mendapatkan rekor Muri karena merupakan kirab bendera peserta pemilu secara estafet melalui daerah terbanyak.
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA belum menunjukkan adanya kenaikan elektabilitas partai-partai politik Islam dari perolehan Pemilu 2019 lalu. Terlebih, masih ada 14,7 persen pemilih mengambang atau swing voters yang berpotensi saling direbut oleh partai-partai politik peserta Pemilu 2024.

Baca Juga

“Jika dibandingkan dengan perolehan pemilu 2019 tentu data ini belum menunjukkan mereka naik, sebab masih ada 14,7 persen swing voters berpotensi saling direbut,” kata Direktur Citra Publik LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas kepada Republika, Selasa (19/12/2023).

Dalam paparan hasil survei terbaru LSI Denny JA, terpampang angka elektabilitas parta-partai politik Islam, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan 7,7 persen, Partai Keadlian Sejahtera (PKS) dengan 7,3 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan 2,9 persen, Partai Gelora dengan 0,3 persen, Partai Ummat dengan 0,1 persen, dan Partai Bulan Bintang (PBB) dengan 0 persen.

“Kita lihat tracking survei berikutnya (untuk melihat Pemilu 2024 menjadi yang terburuk bagi partai politik Islam). Karena kerja-kerja mesin partai politik, para vote getter dan juga partisipasi pemilih di wilayah basis sangat menentukan hasil pemilihan legislatif,” kata dia. 

Dari data tersebut, Hanggoro menerangkan, ada dua partai yang potensial tidak lolos parliamentary treshold atau nilai ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Menurut dia, kedua partai itu adalah Partai Ummat dan Partai Gelora. Dengan ditambahkan margin of error survei ini yang sebesar 2,9 persen pun perolehan elektabilitas mereka tidak mencapai 4 persen. 

Sementara untuk PPP, dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan perolehan 3,3 persen, keduanya diprediksi bisa lolos PT. Sebab, jika ditambahkan dengan rentang margin of error sebesar 2,9 persen, maka perolehan elektabilitas mereka dapat melampaui angka 4 persen.

“Elektabilitas partai ini rendah disebabkan tidak terasosiasi langsung ke calon presidennya. Mesin partai dan program yang ditawarkan ke publik harus lebih gencar lagi. Selain itu, mereka belum optimal meraih suara dari yang puas pada kinerja Jokowi,” kata dia.

Survei ini dilakukan menggunakan metodologi multistage random sampling dengan 1.200 responden. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner. Waktu pengumpulan data dilakukan pada 20 November 2023-3 Desember 2023 dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen.

 

Sebelumnya, pada survei yang dilakukan kepada 1.200 responden pada 4-15 Januari 2023, LSI Denny JA menemukan buruknya elektabilitas partai-partai Islam. "Kita prediksi di 2024 mendatang titik terendah dukungan ke partai berbasis Islam, kurang dari 25 persen jika dijumlahkan," ujar Peneliti LSI Denny JA, Ade Mulyana, saat memaparkan hasil survei, Jumat (17/3/2023).

Ade Mulyana mengatakan, catatan elektabilitas yang terus menurun ini bisa dibilang terus terjadi setiap periode pemilihan umum. Pada 2019, dukungan kepada partai-partai Islam 30,1 persen, jauh dari dukungan ke partai-partai nasionalis 69,9 persen. 

Saat itu, ada PKB, PAN, PKS, PPP dan PBB. Pada Pemilu 2014, dukungan ke partai-partai Islam cuma 31,4 persen, jauh dukungan ke partai-partai nasionalis yang mencapai 68,6 persen. Saat itu, hampir sama ada PKB, PAN, PKS, PPP dan PBB.

Elektabilitas Parpol Berdasarkan Survei Desember 2023 - (infografis Republika)

 

Sebelumnya berdasarkan survei PatraData Research Consulting yang digelar pada 25-30 Oktober 2023, elektabilitas partai-partai Islam berada di angka di bawah 10 persen. Tertinggi adalah PKB dengan 6,6 persen.

PKS berdasarkan survei PatraData meraih elektabilitas 6,2 persen, PAN 4,5 persen, PPP 3,6 persen. Adapun, Partai Gelora di angka elektabilitas 0,7 persen, Partai Ummat 0,3 persen, dan PBB 0,2 persen.

Menurut survei PatraData, PDIP masih menempati urutan teratas dalam elektabilitas partai politik untuk Pemilu 2024. "PDIP menempati urutan pertama dengan angka 20,8 persen," kata Manajer Riset PatraData Research Consulting Rezki Adminanda, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta pada Kamis (2/11/2023).

Terdapat delapan parpol lainnya yang mencatatkan elektabilitas di atas angka ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen. Namun, hanya Partai Gerindra yang mencatatkan angka belasan persen dari delapan partai itu dengan 18,5 persen. 

"Ada partai Gerindra dengan 18,5 persen, Golkar 6,6 persen, PKB 6,6 persen, dan PKS 6,2 persen," lanjutnya.

Sementara itu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merangkak naik dengan meraih angka 4,2 persen mengalahkan PPP, Perindo, dan Gelora. 

"NasDem 4,7 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 4,5 persen, Demokrat 4,4 persen dan PSI 4,2 persen," tulis rilis tersebut.

Survei menggunakan kontak telepon kepada responden yang dipilih secara acak dari basis data yang telah dimiliki oleh PatraData dan berhasil mewawancarai sebanyak 1.220 responden selama rentang waktu pelaksanaan survei. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis sebanyak 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error atau MoE) ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional di Indonesia. Quality kontrol dilakukan dengan menelpon ulang responden/ call back sebanyak 20 persen dari total sampel.

Komik Si Calus : Kampanye - (Daan Yahya/Republika)

 
Berita Terpopuler