5 Destinasi Wisata Ini Sudah Berkonsep Sustainable Travel, Menarik Dikunjungi

Wisata berkelanjutan mendukung kelestarian lingkungan dan memiliki keindahan alam.

ANTARA/Seno
Dua warga bersepeda melintasi Sabana Bekol Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring meningkatnya kesadaran akan isu keberlanjutan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah fokus pada usaha untuk mendorong pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Selain keindahan alam yang memesona, berwisata ke destinasi yang berkelanjutan juga berarti mendukung upaya pelestarian lingkungan, satwa, sekaligus kesejahteraan masyarakat setempat.

Baca Juga

Di Indonesia ada banyak destinasi wisata berbasis sustainable tourism yang bisa dikunjungi. Berikut 5 destinasi wisata berbasis sustainable tourism di Indonesia menurut Kemenparekraf.

 

1. Taman Nasional Baluran

Taman Nasional Baluran Merupakan salah satu bentuk ekowisata yang mengembangkan pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Taman naisonal yang berada di Situbondo, Jawa Timur, ini berwawasan lingkungan yang mengutamakan konservasi alam sebagai pendukung pelestarian satwa dan lingkungan, sekaligus juga kesejahteraan masyarakat setempat.

Dikenal juga sebagai “Little Afrika” di Jawa, Taman Nasional Baluran memiliki suasana savana yang khas. Ditambah lagi, menurut Jurnal Ilmiah Domestic Case Study, di Taman Nasional Baluran terdapat 444 jenis tumbuhan, 28 jenis mamalia, serta 196 aves, pisces, dan reptil.

Tak hanya kawasan Taman Nasional saja yang menarik dikunjungi, di sekitar Baluran juga terdapat berbagai objek wisata yang tak kalah indah. Seperti Pantai Bilik Sijile, Gunung Baluran, dan Savana Bekol.

 

2. Taman Nasional Ujung Kulon

Tidak hanya dikenal sebagai salah satu Situs Warisan Dunia dan rumah bagi Badak Jawa saja, Taman Nasional Ujung Kulon juga dikenal sebagai destinasi wisata yang mengembangkan sustainable tourism di Indonesia. Taman Nasional Ujung Kulon tidak sekadar melestarikan alam dan Badak Jawa yang kian langka saja, namun sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi.

Ada banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi di Taman Nasional Ujung Kulon. Mulai dari snorkeling dan diving di Pulau Peucang, menikmati kekayaan alam di Kepulauan Handeuleum, atau bermain kano dan canoeing di Pulau Pamanggangan.

 

3. Sangeh Monkey Forest

Salah satu destinasi wisata berbasis sustainable tourism di Bali. Di sini wisatawan dapat melihat langsung habitat alami dari ratusan monyet berekor panjang, sekaligus mengenal lingkungan alam yang masuk dalam kawasan hutan lindung Bali.

Memiliki luas sekitar 10 hektar dengan udara yang sejuk, di Hutan Sangeh terdapat berbagai jenis flora yang cukup langka. Seperti tanaman amplas, pule, pala, buni, cempaka kuning, dan masih banyak lagi.

Selain menjadi rumah bagi ratusan monyet berekor panjang, Sangeh Monkey Forest juga menjadi tempat suci bagi masyarakat Hindu di Bali. Terdapat dua pura di tengah hutan yang disakralkan, yaitu Pura Melanting dan Pura Bukit Sari.

 

4. Punti Kayu Palembang

Sebagai penyumbang oksigen alami terbesar di Palembang, kawasan Punti Kayu menjadi salah satu destinasi wisata dengan konsep sustainable tourism yang menarik untuk dikunjungi. Di Punti Kayu terdapat deretan pohon pinus dan berbagai flora, seperti mahoni, talog, hingga akasia.

Selain itu, wisatawan juga bisa melihat berbagai macam fauna unik dan langka di Punti Kayu. Seperti kera ekor panjang, beruk, tupai, biawak, musang, hingga berbagai serangga langka yang belum diberi nama.

Bukan hanya itu saja, bagi wisatawan yang berkunjung juga bisa belajar sambil berwisata. Karena wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan satwa, belajar menanam bibit pohon, hingga menikmati berbagai permainan yang menarik di Punti Kayu.

 

5. Umbul Ponggok

Salah satu contoh destinasi sustainable tourism yang cukup unik dan menarik perhatian wisatawan untuk berlibur ke Klaten, Jawa Tengah. Konsep sustainable tourism yang ada di Umbul Ponggok adalah pengelolaan berkelanjutan atau bisnis pariwisata.

Sejak awal, tempat wisata yang berlokasi di Desa Ponggok ini memiliki potensi sumber air yang melimpah. Hal tersebut mendorong masyarakat memanfaatkan sumber daya air yang biasanya hanya digunakan sebagai irigasi sawah menjadi atraksi wisata, berupa latihan menyelam, berswafoto di dalam air, hingga snorkeling.

Masyarakat lokal yang terjun langsung mengelola Umbul Ponggok menjadi kunci sukses destinasi wisata ini. Dengan dukungan penuh masyarakat yang terlibat dalam memanfaatkan potensi alam yang dimilikinya, kini Umbul Ponggok menjadikan salah destinasi wisata dengan penghasilan tinggi yakni mencapai Rp 4 miliar per tahun.

 
Berita Terpopuler