Akademisi: Akar Masalah Genosida Israel Terhadap Palestina adalah Penjajahan

Untuk menyelesaikan konflik, pihak penjajah harus keluar dari wilayah penjajahan.

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Warga Palestina berjalan setelah menyeberang dari Jalur Gaza utara ke Jalur Gaza selatan saat tank Israel bergerak di sepanjang jalan Salah Al Din, di Jalur Gaza tengah, 26 November 2023.
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Program Studi (Prodi) Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam (KTTI) Universitas Indonesia (UI) Yon Machmudi menyampaikan hal yang mungkin menghambat terwujudnya perdamaian di Palestina. Di antaranya adalah ketidakseragaman pandangan dalam melihat masalah Palestina.

Baca Juga

"Jadi kalau kita kembalikan pada akar masalahnya adalah penjajahan, okupasi, ada negara yang dijajah dan penjajah, dan ada wilayah yang dijajah," kata Yon kepada Republika setelah acara Talkshow Peacemaker Forum 2023 Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023 dalam Rangka Hari Solidaritas Internasional untuk Palestina di Kampus Universitas Indonesia (UI) Salemba, Rabu (29/11/2023)

Yon mengatakan sederhananya untuk menyelesaikan konflik di Palestina adalah pihak penjajah itu harus keluar dari wilayah penjajahan agar wilayah itu menjadi wilayah yang damai. Supaya negara yang dijajah itu merdeka, maka berikan kemerdekaan kepada Palestina sehingga tidak ada lagi konflik di antara mereka. 

Ia menambahkan, berikan kemerdekaan kepada Palestina untuk bisa memiliki kedaulatan mengatur negaranya. Tapi kalau masih ada intervensi terhadap satu wilayah (Palestina) pasti akan menimbulkan konflik terus-menerus. 

"Maka diharapkan dengan momentum saat ini ketika dunia terbuka matanya melihat kerusakan dan jumlah korban yang mencapai sekitar 15 ribu sampai 17 ribu itu sebagian besar rakyat sipil dan anak-anak (yang jadi korban) maka kemudian gerakan untuk memberikan kemerdekaan terhadap Palestina itu akan semakin kuat, itu akan dapat dukungan," ujar Yon.

Yon menambahkan, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Inggris, dan Prancis sudah memberi lampu hijau, China dan Rusia juga. Maka jika negara-negara besar itu komitmen maka realisasi kemerdekaan yang memang betul-betul berdaulat atas wilayahnya itu bisa dilakukan. 

Maka tugas bangsa dan negara...

 

 

"Maka tugas bangsa dan negara Indonesia untuk mengambil momentum itu agar bisa terealisasi dalam bentuk kemerdekaan penuh bagi rakyat Palestina," kata Yon.

Ketua Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) Guntur Subagja Mahardika mengatakan CSPS SKSG UI mengapresiasi penyelenggaraan Talkshow Peacemaker Forum yang diselenggarakan bersama Aqsha Working Group (AWG), Program Kajian Timur Tengah dan Islam (PKTTI) SKSG UI, dan CSPS SKSG UI, dalam puncak peringatan Bulan Solidaritas Palestina 2023.

"CSPS SKSG UI mengecam invasi Israel ke Gaza, Palestina, dan berharap dukungan dunia untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya. CSPS SKSG UI mendukung Palestina merdeka," ujar Guntur.

Guntur mengatakan, melalui Peacemaker Forum, CSPS mengajak masyarakat Indonesia membantu masyarakat Gaza dan Palestina melalui kepedulian kemanusiaan dan bijak di tengah isu boikot produk pro Israel. 

 

"Kami prihatin apabila pendapatan perusahaan-perusahaan pro Israel itu digunakan membeli senjata untuk membunuh warga sipil, perempuan, dan anak-anak serta merebut lahan Palestina," ujarnya.

 
Berita Terpopuler