Kisah Perempuan Ahli Maksiat Bertobat Seusai Mendengar Lantunan Ayat Alquran

Kisah ini mengenai Syawanah yang pernah hidup di Basrah.

Pixabay
Ilustrasi Muslimah
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fadhul Naragi dalam kitab Mi'raj al-Sa'adah menukil sebuah kisah bahwa di kota Basrah (Irak) pernah hidup seorang wanita yang bernama Syawanah. Wanita itu selalu hadir dalam pesta-pesta yang bernuansa maksiat di kota Basrah.

Suatu hari, Syawanah bersama para pembantunya sedang melewati lorong-lorong kota Basrah. Ketika melalui sebuah rumah, mereka mendengar suara raungan dan teriakan dari dalamnya.

Syawanah berkata, "Subhanallah, aneh sekali suara raungan dan teriakan dari rumah itu."

Kemudian, Syawanah menyuruh salah seorang pembantunya untuk masuk ke rumah itu guna mencari tahu tentang apa yang sedang terjadi di dalamnya. Sang pembantu masuk, tetapi dia tidak kembali.

Syawanah pun menyuruh pembantunya yang lain agar masuk mengecek ke dalam rumah tersebut tempat suara orang-orang meraung dan menangis. Setelah masuk, pembantu kedua ini juga tidak kembali ke luar.

Didorong rasa penasarannya, Syawanah kembali memerintahkan pembantunya yang lain untuk masuk ke dalam, dengan pesan, agar cepat kembali. Setelah pembantu ketiga ini masuk, sebagaimana pesan majikannya, dia kembali.

Kemudian, pembantu tersebut menjelaskan apa-apa yang telah terjadi di dalam rumah itu. Pembantu itu berkata, "Wahai nyonya (Syawanah), teriakan histeris dan raungan itu bukanlah karena ada orang yang meninggal dunia, tetapi mereka sedang meratapi diri mereka sendiri. Di dalam rumah ada majelis tangisan orang-orang yang suka bermaksiat."

Baca Juga

Setelah mendengar semua keterangan...

Setelah mendengar semua keterangan itu, Syawanah masuk ke dalam rumah itu. Di dalam, dia menyaksikan seorang pembimbing rohani sedang dikelilingi sejumlah orang. Pembimbing ruhani itu sedang memberikan nasihat dan peringatan dengan azab Tuhan kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya. Orang-orang itu tidak henti-hentinya menangis.

Syawanah memperhatikan ucapan-ucapan pembimbing rouhani itu, tepat ketika dia sedang menjelaskan ayat suci Alquran ini.

إِذَا رَأَتْهُم مِّن مَّكَانٍۭ بَعِيدٍ سَمِعُوا۟ لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيرًا

Apabila ia (neraka) melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar suaranya yang gemuruh karena marahnya. (QS Al-Furqan Ayat 12)

وَإِذَآ أُلْقُوا۟ مِنْهَا مَكَانًا ضَيِّقًا مُّقَرَّنِينَ دَعَوْا۟ هُنَالِكَ ثُبُورًا

Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka dengan dibelenggu, mereka di sana berteriak mengharapkan kebinasaan. (QS Al-Furqan Ayat 13)

لَّا تَدْعُوا۟ ٱلْيَوْمَ ثُبُورًا وَٰحِدًا وَٱدْعُوا۟ ثُبُورًا كَثِيرًا

(Akan dikatakan kepada mereka), "Janganlah kamu mengharapkan pada hari ini satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang berulang-ulang." (QS Al-Furqan Ayat 14)

Usai mendengar ayat-ayat suci itu, jiwa Syawanah berguncang, lalu berkata, "Wahai Syaikh (pembimbing rohani), saya termasuk orang yang suka bermaksiat. Apabila saya bertaubat, apakah Allah SWT akan mengampuni saya?"

Syaikh itu menjawab, "Tentu saja, jika kamu benar-benar bertaubat, walau perbuatan maksiatmu itu sama dengan perbuatan maksiat Syawanah."

Syawanah berkata...

Syawanah berkata, “Syawanah itu aku sendiri. Setelah ini, aku tak akan bermaksiat lagi."

Pembimbing rohani itu berkata, "Allah adalah sebaik-baik pemberi ampun. Apabila bertaubat, kamu akan diampuni.”

Syawanah terus menangis. Lalu, dia membebaskan semua budak dan pembantunya, kemudian hanya sibuk dengan ibadahnya untuk menghapus kesalahan-kesalahannya di masa lalu. Akibatnya, berat badannya merosot dan menjadi sangat lemah.

Suatu hari, Syawanah memperhatikan kondisi badannya itu. Dia menyadari dirinya telah menjadi sangat lemah. Dia merintih, "Oh di dunia ini saja aku sudah seperti ini, lantas bagaimana dengan keadaanku di akhirat kelak?"

Saat itu, tiba-tiba Syawanah mendengar panggilan secara ghaib, "Wahai pemilik hati yang baik, bergabunglah bersama kami. Hingga, kamu dapat melihat ganjaran kami di hari kiamat kelak."

Dilansir dari buku 40 Kisah Keagungan Alquran karya Musthafa Muhammadi (Ahwazi) yang diterjemahkan Yusuf Anas diterbitkan Oorina, 2008.

 
Berita Terpopuler