Pemain Brasil, Rodrigo, Alami Pelecehan Rasial di Medsos Seusai Bertengkar dengan Messi

Rodrigo menerima pesan dengan emoji monyet dan pisang.

AP Photo/Bruna Prado
Gabriel Martinelli dari Brasil, kanan, dan Rodrigo De Paul dari Argentina berebut bola saat pertandingan sepak bola kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 di stadion Maracana di Rio de Janeiro, Brasil, Rabu (22/11/2023).
Rep: Fitriyanto Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyerang Brasil Rodrigo De Paul mengatakan, ia dilecehkan secara rasial di media sosial (medsos) menyusul perdebatan sengit dengan bintang Argentina Lionel Messi selama kualifikasi Piala Dunia 2026 antara kedua tim pada Selasa (21/11/2023).

Kedua pemain saling bertukar kata-kata di lapangan saat pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara kedua tim di Rio de Janeiro ditunda selama 30 menit karena bentrokan antara polisi Brasil dan penggemar Argentina.

Dua hari setelah Brasil kalah 0-1 dari Argentina, Rodrigo pada Kamis (23/11/2023), menggunakan Instagram untuk mengungkapkan bahwa ia telah menerima pesan dengan emoji monyet dan pisang.

"Jejaring sosial saya diserbu dengan hinaan," tulis Rodrigo di Instagram. "Jika kita tidak melakukan apa yang mereka inginkan, jika kita tidak berperilaku seperti yang mereka pikirkan, jika kita mengenakan sesuatu yang mengganggu mereka, jika kita tidak menundukkan kepala saat mereka menyerang kita, jika kita menempati tempat yang mereka pikir hanya untuk mereka, para rasialis akan melakukan tindakan kriminal mereka."

Rodrigo mengaku tak gentar. "Nasib buruk bagi mereka. Kami tidak akan berhenti."

Selama pertandingan Selasa, Messi terlihat terlibat dalam interaksi yang memanas dengan kapten Brasil, Marquinhos, dan Rodrigo, sebelum beberapa pemain Argentina mencoba menenangkan situasi yang berkembang di tribun penonton di Stadion Maracana, demikian dilaporkan BBC.

Penyerang Brasil, Vinicius Jr, yang terpaksa absen melawan Argentina karena cederanya, mendukung rekan setimnya di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter dan Instagram, setelah sang penyerang bungkam karena menerima pelecehan rasial secara online.

Vinicius menggunakan kedua platform media sosial tersebut untuk mendukung temannya dengan mem-posting: "Kami tidak akan berhenti."

Baca Juga

 
Berita Terpopuler