Warga Thailand Ikut Tempur Bela Israel Lawan Hamas, tak Heran Ini Ternyata Faktanya

Thailand dan Israel mempunyai hubungan diplomatik yang erat

EPA-EFE/RUNGROJ YONGRIT
Seorang pekerja Thailand yang tertembak di lututnya dibawa ke rumah sakit setelah dievakuasi dari Israel dan tiba di Bandara Suvarnabhumi di Samut Prakan, Thailand, 12 Oktober 2023.
Rep: Mabruroh, Imas Damayant, Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Warga Negara Thailand di Israel disebut-sebut bergabung bersama tentara zionis Israel dan ikut mengepung Gaza. Alasan Thailand bergabung dan mendukung Israel, adalah karena pekerja migran Thailand yang ikut menjadi korban dalam serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu dan beberapa masih menjadi sandra.

Baca Juga

Sejak itu, negara yang memiliki julukan negeri gajah putih itu, menjadi negara ASEAN yang justru ikut mendukung Israel, selain Singapura. 

Thailand merupakan negara di wilayah Asia Tenggara yang berbentuk monarki Konstitusional, di mana Raja menjadi kepala negara dan Perdana Menteri yang memimpin pemerintahan sehari-hari.

Asal mula Thailand secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang berumur pendek, yaitu kerajaan Sukhotai yang didirikan pada 1238. Kerajaan ini kemudian diteruskan kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada pertengahan abad ke-14 dan mempunyai wilayah kekuasaan yang lebih besar dibandingkan Sukhotai.

Sebuah revolusi tak berdarah pada 1932, menyebabkan perubahan Negara ini menjadi monarki konstitusional. Negara yang semula dikenal dengan Siam ini, mengganti namanya menjadi Thailand pada tahun 1939.

Kerajaan Thai yang lebih sering disebut Thailand dalam bahasa Inggris, dalam bahasa aslinya Mueang Thai adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur, Malaysia dan Teluk Siam di selatan, Myanmar dan Laut Andaman di barat.

Pertanian

Thailand saat ini merupakan negara pengekspor terbesar produk pertanian dunia. Ekonomi Thailand bergantung pada ekspor, dengan nilai ekspor sekitar 60 persen PDB, dan dari sekitar 60 persen dari seluruh angkatan kerja Thailand dipekerjakan di bidang pertanian.

Komoditas pertanian yang dihasilkan adalah beras dengan kualitas super, tapioka, karet, biji-bijian, gula, ikan dan produk perikanan lainnya. Thailand adalah produsen sekaligus eksportir terbesar dunia untuk beras, gula, karet, bunga potong, bibit tanaman, minyak kelapa sawit, tapioka, buah-buahan dan lain-lain produk pertanian, termasuk makanan jadi.

Pariwisata

Pariwisata memberikan kontribusi hingga 6 persen dari total ekonomi Thailand. Thailand merupakan negara yang paling banyak dikunjungi di Asia Tenggara pada 2013 menurut Organisasi Pariwisata Dunia. Otoritas Pariwisata Thailand menggunakan slogan Amazing Thailand untuk mempromosikan Thailand secara internasional.

Thailand memiliki daya tarik wisata beragam seperti menyelam, pantai tropis, kehidupan malam, kuil Buddha, museum, situs arkeologis hingga beberapa situs warisan dunia.

Baca juga: Sungai Eufrat Mengering Tanda Kiamat, Bagaimana dengan Gunung Emasnya?

Agama 

Thailand adalah salah satu negara di wilayah Asia Tenggara  yang mayoritas penduduknya adalah beragama Budha. Muslim di negeri gajah putih itu, hanya sekitar 15 persen dan sebagian besar tersebar di provinsi bagian selatan negara itu, tepatnya di Pattani, Yala, Narathiwat, Songkhla Stun.

Islam masuk di Thailand...

Islam masuk di Thailand diperkirakan sekitar abad ke-10 atau ke-11 dibawa oleh pedagang Arab dan India. Ada pula yang mengatakan Islam masuk ke Thailand melalui Kerajaan Samudera Pasai di Aceh.

Ada pula pendapat lain yang menyebutkan, bahwa Islam masuk Thailand bahkan sebelum kerajaan Thailand berdiri, yakni pada abad ke-9. Hal ini bisa dilihat dari fakta sejarah, seperti lukisan kuno yang menggambarkan Muslim Arab di Ayutthaya, sebuah daerah di Thailand dan juga keberhasilan bangsa Arab dalam mendirikan Daulah Islamiyah Pattani, menjadi bukti bahwa bahwa Islam sudah ada lebih dulu sebelum kerajaan Thai berdiri dan berkuasa.

Menurut Asep Achmad Hidayat dalam bukunya Sejarah Sosial Muslim Minoritas Etnis Melayu di Nusantara: Pattani-Thailand, Singapura, Moro-Filipina, dan Timor Leste, wilayah bagian paling Selatan Thailand awalnya merupakan sebuah Kerajaan Islam Melayu yang berdaulat, yaitu Kesultanan Melayu Pattani yang diperkirakan meliputi lima wilayah (Pattani, Yala, Narathiwat, Songkhla), dan bagian paling Utara Malaysia modern (Kelantan, Kedah dan Perlis dan Terengganu). 

Muslim di Thailand sekitar 15 persen, dibandingkan penganut Budha, sekitar 80 persen. Mayoritas Muslim tinggal di Selatan Thailand, sekitar 1,5 juta jiwa, atau 80 persen dari total penduduk, khususnya di Pattani, Yala dan Narathiwat, tiga provinsi yang sangat mewarnai dinamika di Thailand Selatan.

Mayoritas penduduk Thailand merupakan etnis Indo China, yaitu suku bangsa Siam atau lebih dikenal dengan sebutan Thai. Mereka kebanyakan menganut agama Buddha Theravada yang dianut secara turun-temurun dalam waktu yang lama.     

Seorang tentara Zionis Israel di atas kendaraan tempur lapis baja di lokasi yang dirahasiakan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, Israel selatan, Senin (30/10/2023). - ( EPA-EFE/HANNIBAL HANSCHKE)

Hubungan diplomatik

Hubungan Israel-Thailand mengacu pada hubungan diplomatik dan budaya antara Negara Israel dan Kerajaan Thailand. Kedua negara tersebut telah menjalin hubungan resmi sejak Juni 1954.

Baca juga: Zionis Israel akan Hancur Binasa 3 Tahun Lagi? Prediksi Syekh Ahmad Yasin Kembali Viral

Kedutaan Besar Israel di Bangkok didirikan pada 1958. Sejak 1996, Thailand memiliki kedutaan besar di Tel Aviv. Thailand dan Israel memiliki hubungan yang erat dan bersahabat, serta bekerja sama dalam banyak bidang.

 

Hubungan antarmasyarakat antara kedua negara juga baik, karena ribuan warga Thailand bekerja di Israel, dan jutaan warga Israel telah mengunjungi dan terus mengunjungi Thailand.  

Foto seorang warga Thailand...

Foto seorang warga Thailand yang konon bekerja bersama pasukan Israel di garis depan menjadi viral di media sosial.

Menteri Luar Negeri Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara mengatakan, gambar tersebut tampaknya merupakan gambar seorang tentara cadangan berkewarganegaraan ganda Thailand-Israel yang direkrut menjadi militer setelah perang yang pecah pada 7 Oktober.

Parnpree mengatakan dia telah mencari lebih banyak informasi dari pejabat Thailand di Tel Aviv. Dia menambahkan warga Thailand yang memiliki kewarganegaraan ganda mungkin telah bergabung dalam perjuangan Israel.

Dia juga meminta warga Thailand yang bekerja di negara yang dilanda perang tersebut untuk menghindari terlibat dalam konflik dan menyangkal bahwa mereka bekerja sebagai tentara bayaran.

Diperkirakan sebanyak 500 perempuan Thailand yang menikah dengan warga negara Israel memiliki anak dengan kewarganegaraan ganda sebagaimana The Thai Examiner melaporkan. Para perunding Thailand bertemu dengan para pejabat Hamas di Teheran bulan lalu dan diberi janji bahwa para tawanan akan dibebaskan pada waktu yang tepat.

Perdana Menteri Srettha Thavisin baru-baru ini justru menuduh Israel menawarkan lebih banyak uang kepada pekerja Thailand agar mereka tetap tinggal. Srettha mendesak semua pekerja Thailand untuk meninggalkan zona perang dan berjanji membantu mereka yang kembali mendapatkan kesempatan kerja.

Sebanyak 34 warga negara Thailand tewas dalam konflik tersebut, dan kerajaan tersebut telah mengevakuasi lebih dari 8.000 warganya melalui penerbangan repatriasi. Sekitar 30 ribu warga Thailand bekerja di Israel, sebagian besar sebagai buruh tani.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Kanchana Patarachoke mengatakan sebanyak 25 pekerja Thailand yang disandera oleh Hamas di Jalur Gaza bergantung pada pembicaraan yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas untuk gencatan senjata.

Sebagaimana diberitakan Bangkok Post, Jumat (17/11/2023), Kanchana mengatakan Israel dan Hamas masih berselisih mengenai persyaratan gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Hamas bersikeras ingin melakukan gencatan senjata terlebih dahulu. Israel menuntut pembebasan sandera tanpa syarat dan menyetujui penghentian sementara pertempuran.

Baca juga: Tak Hanya Alquran dan Hadits, Kehancuran Yahudi Israel Juga Diisyaratkan Bibel?

Pada Kamis (16/11/2023), tim perunding Thailand yang kembali dari Iran mengatakan Hamas akan membebaskan orang-orang Thailand yang disandera jika Israel menerima seruannya untuk melakukan gencatan senjata selama 72 jam.

Kanchana mengatakan jumlah pekerja Thailand yang terbunuh sejak perang berkecamuk pada 7 Oktober 2023 adalah 39 orang. Seluruh jenazah mereka telah dikembalikan ke Thailand.

Ada sekitar 20 ribu pekerja Thailand memutuskan untuk tinggal di Israel. Sebagian besar bekerja di pertanian di gurun Arava, yang dianggap aman dari tembakan roket.

Sebulan Genosida di Gaza - (Republika)

 
Berita Terpopuler