Daftar Propaganda Bohong Israel yang Terbongkar

Israel kerap merekayasa narasi kebohongan kejadian dan tidak sesuai dengan fakta.

AP Photo/Hatem Moussa
Warga Palestina mengungsi ke Jalur Gaza selatan di Jalan Salah al-Din di Bureij, Jalur Gaza, pada Rabu, (8/11/2023).
Rep: Amri Amrullah Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Video propaganda Israel dan narasi kebohongannya telah terbongkar satu per satu di media sosial. Beberapa video propaganda yang sebelumnya terbongkar bahwa Israel yang merekayasa narasi kebohongan kejadian dan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

Baca Juga

Yang terbaru adalah pada 10 November, tentara Israel merilis foto propaganda salah satu tentaranya membantu seorang pria Palestina tua yang berjalan dengan tongkat untuk menunjukkan “koridor aman” bagi warga sipil yang akan mengungsi dari Gaza Utara.

Foto yang dipublikasikan di media sosial oleh tentara Israel diambil ketika Bashir Hajji, seorang penduduk berusia 79 tahun di lingkungan Zaytoun Kota Gaza, berjalan di Jalan Salah al-Din, rute utama menuju Gaza selatan. Menurut keluarganya, dia sendirian dan mengalami kesulitan berjalan.

Tak lama setelah itu Hajji dieksekusi oleh tentara Israel, menurut laporan Euro-Mediterranean Human Rights Monitor seperti dilansir Middle East Eye, Kamis (16/11/2023).

Pada Senin (13/11/2023), Euro-Mediterania Human Rights Monitor mengatakan bahwa pihaknya telah mendokumentasikan eksekusi puluhan warga Palestina oleh tentara Israel selama pemindahan mereka dari kota Gaza dan wilayah utara ke tengah dan selatan Jalur Gaza, meskipun mereka tidak menimbulkan ancaman apa pun.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa warga Palestina sengaja ditargetkan dengan peluru tajam dan terkadang peluru artileri ketika mereka berusaha melarikan diri atas permintaan tentara Israel ke daerah selatan Wadi Gaza.

Euro-Mediterania Human Rights Monitor telah menerima laporan dari pengungsi yang melaporkan tindakan eksekusi di pos pemeriksaan militer yang didirikan oleh tentara Israel di sepanjang arteri lalu lintas utama, Jalan Salah al-Din, antara pukul 9 pagi dan 4 sore hari.

Sebelumnya, sejumlah video propaganda kebohongan Israel telah terbongkar di publik. Pertama, propaganda pemenggalan kepala bayi saat penyerangan Hamas pada 7 Oktober.

Saluran berita Israel, i24, menuduh bahwa Brigade Al-Qassam, "memenggal 40 bayi Israel" saat awal serangan pada Sabtu 7 Oktober dini hari di wilayah Israel. Tuduhan itu disertai beberapa foto dan video sepihak dari Israel.

Meskipun para jurnalis dan kantor berita internasional membantah pemberitaan tersebut bahwa kelompok perlawanan Palestina Hamas tidak terbukti "memenggal 40 bayi" di Israel, klaim tersebut terus menjadi berita utama di berbagai media Israel. Bahkan beberapa media Barat seperti CNN sempat termakan narasi itu, tapi reporter CNN tersebut akhirnya meminta maaf atas disinformasi yang dibuat Israel.

Kedua, tuduhan Israel bahwa Hamas membantai para penonton konser Festival Musik Nova berlangsung di dekat Kibbutz Beeri di Israel saat penyerangan 7 Oktober 2023 lalu. Faktanya, terungkap video yang menunjukkan helikopter Apache Israel lah yang menembaki warga dan kendaraan sipil dalam konser musik pada 7 Oktober 2023 itu.

Video yang dibawa dari helikopter Apache Israel itu seolah menjelaskan mengapa banyak sekali kendaraan yang terbakar dan hancur. Padahal, pejuang Hamas kebanyakan hanya membawa senjata ringan.

Namun, Israel kembali berdalih bahwa pejuang Hamas yang bersembunyi di antara warga sipil sehingga mereka penonton konser mudah menjadi sasaran target Apache.

Rekayasa video perawat ...

 

Ketiga, terkait rekayasa video perawat yang mengaku melihat pejuang Hamas merampas kedaulatan Rumah Sakit Al-Syifa, ternyata terbongkar kebohongannya. Sebuah video yang menarasikan seorang perawat bahwa anggota Hamas menyerang rumah sakit tersebut, menjarah bahan bakar dan obat-obatan. 

Namun, dokter di Rumah Sakit Al-Shifa menyangkal mengenal perawat ini, setelah video tersebut tersebar di media sosial. Keraguan akan keasliannya muncul ketika perawat tersebut berbicara dengan aksen non-Arab. Wartawan Younis Tirawi menghubungi dokter yang bekerja di Rumah Sakit Al-Shifa untuk meminta klarifikasi. 

Dalam sebuah postingan di platform X, Tirawi menjelaskan, "Saya baru saja berbicara dengan beberapa dokter dan perawat dari Rumah Sakit Al-Shifa, semuanya menyatakan dalam sebuah pernyataan: "Kami tidak mengenal wanita ini; dia tidak pernah bekerja di sini sebelumnya dan kami tidak pernah melihatnya di rumah sakit."

Keempat, narasi video Israel soal adanya senjata dan markas komando Hamas di bawah bangunan gedung RS Al Shifa. Narasi tulisan menyesatkan yang menuduh rumah sakit-rumah sakit di Gaza menyediakan tempat berlindung bagi para anggota Hamas. 

Perlu dicatat bahwa investigasi sebelumnya oleh Misbar telah membantah klaim Israel mengenai keberadaan markas Hamas di Rumah Sakit Al-Shifa. Ashraf Al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, menyatakan bahwa tentara penjajah Zionis menargetkan daerah sekitar dan gerbang Kompleks Medis Al-Syifa. 

Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa pasukan Israel menargetkan orang-orang yang berusaha meninggalkan Kompleks Medis Al-Shifa. Selain itu, pasukan Israel juga mengebom Rumah Sakit Bersalin Al-Mahdi, yang mengakibatkan kematian tragis dua orang dokter. 

Al-Qudra mengkonfirmasi bahwa pasukan Israel menargetkan lingkungan sekitar dan gerbang Kompleks Medis Al-Shifa dengan serangan besar-besaran. Kementerian Kesehatan Palestina menyoroti situasi bencana di Rumah Sakit Al-Shifa, mengumumkan kematian 12 pasien di dalam kompleks medis karena pemadaman listrik dan kekurangan peralatan medis, termasuk dua bayi yang baru lahir. 

 

Mereka yang terjebak di dalam rumah sakit tidak dapat bergerak ke luar, bahkan untuk menguburkan korban tewas.

 
Berita Terpopuler