5 Tuntunan Rasulullah SAW untuk Orang Tua Saat Hadapi Anak  

Rasulullah SAW adalah contoh terbaik untuk keluarga

ANTARA/Muhammad Iqbal
Ilustrasi menyayangi anak. Rasulullah SAW adalah contoh terbaik untuk keluarga
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Nabi Muhammad  SAW adalah ayah dan kakek yang sangat penyayang. Beliau menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak di masyarakat dan tidak segan-segan membuat mereka merasa spesial dan dicintai.

Baca Juga

 

Dilansir di About Islam, berikut pesan yang sering dilakukan Rasulullah SAW ketika menghadapi anak-anak:  

 

1. Iman yang sempurna adalah berbuat baik kepada keluarga. Nabi Muhammad SAW bersabda:  

 

عن أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً: أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا، وخياركم خياركم لنسائهم    

 

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan secara marfū', "Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya."  

 

Dalam Islam, iman dan keluarga berjalan beriringan. Orang tua kita mempunyai hak atas kita, dan ketika kita sendiri menjadi orang tua, anak-anak kita juga mempunyai hak atas kita.

 

Tidak ada jalan pintas dalam hal memusatkan perhatian dan membesarkan keluarga yang saleh. Tapi ada panduan penting seperti semua aspek kehidupan Muslim lainnya, panduan itu adalah Nabi Muhammad (saw).

 

2. Ajak anak bermain

 

Dalam sebuah riwayat dijelaskan sebagai berikut:  

 

Mereka pergi bersama Nabi SAW…dan Husain sedang bermain di jalan. Nabi SAW datang ke hadapan orang-orang dan mengulurkan tangannya, dan anak itu mulai berlari kesana kemari. Nabi SAW membuatnya tertawa sampai beliau menangkapnya, lalu beliau meletakkan satu tangan di bawah dagunya dan tangan lainnya di kepalanya dan menciumnya, dan berkata, “Husain adalah bagian dari diriku dan aku adalah bagian dari dia. Semoga Allah mencintai orang-orang yang mencintai Husain. Husain adalah suku di antara suku-suku.” (HR Ibnu Majah). 

 

Ini adalah kisah indah tentang cara Nabi (saw) berinteraksi dengan cucunya , Husain. Ceria, asyik, dan penuh kasih sayang hanyalah sedikit dari kata-kata mengharukan yang terlintas di benak saat membaca narasi ini.

 

 Melihat contoh Nabi SAW, orang tua Muslim juga mencoba memperlakukan anak-anak dalam kehidupan mereka dengan cara yang sama. Sulit membayangkan ada orang yang tidak menginginkan hubungan seperti ini. 

 

Baca juga: Pesan Nabi Muhammad SAW untuk Saudara-Saudara Kita di Palestina

 

Namun bagi seorang Muslim, pengalaman yang melekat pada diri manusia ini adalah pengalaman yang benar-benar dianjurkan  Islam dan pengalaman yang dapat diberikan pahala kepada seseorang oleh Allah SWT. 

 

Karena keimanan dan keluarga berjalan beriringan dalam Islam, seorang Muslim harus memastikan reputasinya yang kokoh di mata keluarganya agar juga memiliki kedudukan yang dihormati di sisi Yang Mahakuasa.

 

 

 

 

 

 

3. Jangan cepat memarahi

Anas bin Malik, seorang pelayan muda yang tinggal di rumah Nabi Muhammad (SAW), meriwayatkan:

“Aku belum pernah melihat orang yang lebih baik terhadap keluarga selain Rasulullah SAW.” (HR Muslim)

Meskipun Anas bin Malik kadang-kadang tergelincir dalam tugasnya karena usianya yang masih muda, Nabi SAW tidak cepat memarahinya. Bahkan Anas bin Malik berkata, “Saya melayani Nabi SAW di Madinah selama sepuluh tahun. Saya masih kecil. Setiap pekerjaan yang aku lakukan tidak sesuai dengan keinginan tuanku, tetapi dia tidak pernah berkata kepadaku: Uff, dan dia juga tidak berkata kepadaku: Mengapa kamu melakukan ini? atau Mengapa kamu tidak melakukan ini?” (HR Dawud)

4. Tunjukkan cintamu

“Beberapa orang Badui mendatangi Nabi SAW dan berkata, 'Apakah kamu mencium anak-anakmu?'  Rasulullah SAW menjawab, ”Ya.” [Orang Badui] berkata, 'Tetapi kami, demi Allah, tidak pernah mencium (anak-anak kami).' Nabi SAW berkata, “Apa yang bisa aku lakukan jika Allah telah menghilangkan rahmat darimu?” (HR Ibnu Majah).  

Nabi SAW adalah ayah dan kakek yang sangat penyayang. Ia menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak di masyarakat dan tidak segan-segan membuat mereka merasa spesial dan dicintai.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan laki-laki pada masanya yang menganggap menunjukkan kelembutan terhadap keluarga dan anak bukanlah suatu sifat maskulin.

Orang badui dalam kisah di atas sebenarnya sesumbar karena tidak mencium anak-anak karena mereka sering dianggap sebagai komoditas belaka dan bertindak kasar terhadap anak-anak lebih sesuai dengan menjadi laki-laki.

Nabi SAW malah menekankan bahwa menunjukkan belas kasihan dan kasih sayang kepada anak-anak memang merupakan jalan yang lebih baik untuk diambil.

Baca juga: Surat Yasin Ayat 9, Diamalkan Nabi SAW dan Dibaca Pejuang Hamas Ledakkan Tank Israel

5. Dengarkan anak, dan jangan abaikan perasaannya

Pada suatu kesempatan, adik Anas bin Malik, Abu Umayr, kehilangan burung peliharaannya yang bernama Nughayr. Melihat kesusahan anak tersebut, Nabi SAW menghibur anak kecil tersebut dan bertanya tentang hewan peliharaannya. (HR Bukhari).

 Di sini kita melihat contoh Nabi SAW yang mengambil tindakan yang sangat penuh perhatian untuk membantu seorang anak kecil, sedangkan banyak orang dewasa akan mengabaikan situasi yang tampaknya “sepele” tersebut.

 

Hubungan seperti ini dapat membangun kepercayaan, komunikasi terbuka, dan validasi pada anak.

Empat Makna Penting dalam Ayat Laqod Jaakum terkait Nabi Muhammad - (Republika)

 
Berita Terpopuler