BSMI Bantu Beasiswa Dokter Palestina Sejak 2010

Tujuan BSMI memberikan beasiswa untuk membangun SDM Palestina.

AP Photo/Hatem Moussa
Warga Palestina mengungsi ke Jalur Gaza selatan di Jalan Salah al-Din di Bureij, Jalur Gaza, Selasa, 7 November 2023.
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan telah menyekolahkan beberapa warga Palestina sejak tahun 2010. BSMI rencananya akan membantu lagi warga Gaza, Palestina lewat program beasiswa sekolah di Indonesia.

Baca Juga

Program beasiswa untuk Palestina tersebut kemungkinan besar akan mulai dilaksanakan BSMI setelah kondisi peperangan mereda. Sebagaimana diketahui, Zionis Israel sebagai penjajah dalam sebulan terakhir telah melakukan serangan yang brutal kepada masyarakat Gaza, Palestina. 

Sekretaris Jenderal BSMI Muhammad Rudi mengatakan, pada tahun 2010, pertama kali warga Palestina ikut program beasiswa BSMI. Waktu itu ada sebanyak sepuluh orang ikut program beasiswa.

Di antaranya, Dokter Amin yang membawa satu istri dan tiga anak, saat sekolah di Indonesia anaknya bertambah menjadi tujuh. Dokter Amin telah lulus program S2 Kedokteran Klinik Neurologi di Universitas Brawijaya.

Kemudian ada Dokter Mueen Al Shurafa yang syahid. Beliau berhasil menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Sebelas Maret (UNS). Dokter Mueen yang sedang sekolah di Indonesia waktu itu disusul istri dan anak-anaknya yang berjumlah tiga anak dan menjadi tujuh anak saat di Indonesia.

Anak penerima beasiswa...

 

 

"Anak-anak (mereka penerima beasiswa) disekolahkan di sekolah-sekolah Arab di Jakarta dan Yogyakarta," kata Rudi saat diwawancarai Republika, Rabu (8/11/2023).

Dari sepuluh warga Palestina penerima beasiswa BSMI, Rudi menyampaikan, ada empat orang yang mengundurkan diri karena dapat beasiswa di negara lain. Maka yang lulus dari program beasiswa BSMI ada enam orang dalam kurun waktu 12 tahun terakhir.

Penerima beasiswa BSMI lainnya, Ahmed Mohammed Omar al Madani lulus sebagai doktor politik dari Universitas Airlangga, Dokter Abdelrahman lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) dan lain-lain.

Rudi menjelaskan, mereka tidak langsung mengambil spesialis. Sebab mereka sekolah bahasa dulu kemudian sekolah S2 dan masuk spesialis. Maka para penerima beasiswa tersebut belajar di Indonesia sekitar 7 tahun sampai 12 tahun. 

"Mereka, setelah lulus kembali ke Palestina, ada satu orang yang masih di Indonesia," ujar Rudi.

Perang di Palestina...

 

Perang di Palestina 

BSMI rencananya akan membuat pagi program beasiswa untuk warga Gaza, Palestina. BSMI sudah punya kerjasama dengan Universitas Andalas di Padang, Sumatera. Rektor dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sudah siap menerima mahasiswa Palestina. 

Rudi mengungkapkan, program beasiswa tersebut belum bisa dilaksanakan karena keburu terjadi perang. Padahal Universitas Andalas siap menerima berapapun warga Gaza yang ingin kuliah di Andalas. 

"Pascaperang kita akan coba membicarakan ulang terkait masalah beasiswa ke Universitas Andalas atau kita bisa kerja sama dengan Universitas Sebelas Maret," jelas Rudi.

Rudi mengungkapkan, minat masyarakat Gaza untuk sekolah besar sekali. Ada banyak tawaran beasiswa sekolah ke Eropa, Malaysia, dan Indonesia. BSMI juga komunikasi dengan mahasiswa asal Palestina yang ada di Indonesia dan Malaysia. 

Tujuan BSMI memberikan beasiswa untuk membangun sumber daya manusia (SDM) Palestina. Nanti SDM dari Palestina yang sudah selesai kuliah di Indonesia bisa membantu saudaranya di Palestina. 

"Kita berharap yang sudah spesialis itu bisa mengajar di Universitas di Palestina yang sudah ada fakultas kedokterannya," ujar Rudi. 

Untuk diketahui, masyarakat Palestina yang sekolah di Indonesia seleksinya di Departemen Pendidikan Palestina. Jika seorang Dokter ingin melanjutkan sekolah di Indonesia, seleksinya juga di Departemen Kesehatan Palestina.

Rudi mengatakan, kemungkinan jurusan yang mereka ambil disesuaikan dengan kebutuhan Palestina, karena mereka lebih tahu kebutuhan apa. 

BSMI juga mengingatkan, bangsa Indonesia berhutang kepada bangsa Palestina yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia. Selain itu, sesuai dengan pembukaan UUD 1945, dikatakan bahwa kemerdekaan adalah hak semua bangsa. 

Maka BSMI mengajak masyarakat Indonesia yang beranekaragam keyakinannya untuk bersatu membantu saudara di Palestina. Karena yang terjadi di Palestina adalah masalah krisis kemanusiaan, bukan hanya masalah agama. Sebab ada umat agama lain yang terzalimi di sana, bukan hanya umat Islam yang terzalimi. 

 

"Kita merasakan saat dijajah dan belum merdeka seperti apa rasanya, itulah yang mereka (rakyat Palestina) rasakan (saat dijajah Israel)," kata Rudi.

 
Berita Terpopuler