Analis: Bergabungnya TikTok Shop Bisa Jadi Angin Segar Bagi GOTO 

TikTok Shop punya pasar akar rumput di tengah konsumen Indonesia karena murah.

Republika/Prayogi
Pedagang melakukan live promosi di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Kamis (28/9/2023). Dalam kunjungannya Mendag mendengarkan keluh kesah para pedagang seputar sepinya pembeli di pasar tersebut imbas gempuran e-commerce maupun social commerce salah satunya TikTok Shop.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform jual beli TikTok Shop yang telah ditutup pemerintah dikabarkan bakal bergabung ke PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) untuk dapat beroperasi kembali sebagai platform niaga daring atau e-commerce marketplace

Sejumlah analis menilai, bila merger itu terealisasi akan memberikan keuntungan besar bagi GOTO untuk semakim memperkuat posisinya sebagai pemain utama industri e-commerceAnalis Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora, mengatakan, hal itu bisa menjadi sentimen positif bagi GOTO.

“Karena nantinya, akan membuat pangsa pasar Tokopedia menjadi lebih besar,” kata Andhika kepada Republika.co.id, Kamis (2/11/2023). 

Senada, analis pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama Teguh Hidayat, mengatakan, platform media sosial TikTok Shop jelas lebih muda dibandingkan Tokopedia yang sudah berdiri sejak 2009. Namun nyatanya, TikTok Shop mampu menyaingi pangsa pasar Tokopedia. 

Pasalnya, sebut Teguh, TikTok Shop punya pasar akar rumput di tengah konsumen Indonesia dengan menjual barang-barang dengan harga yang sangat murah. Oleh karena itu, bila TikTok Shop bergabung tentu akan memperkuat bisnis GOTO secara perseroan. 

“Cepat sekali (TikTok Shop) tahu-tahu dipakai semua orang,” kata dia. 

Harga saham GOTO pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia hari ini, Kamis (2/11/2023) ditutup menguat 14,25 persen menjadi Rp 71 per lembar setelah sempat anjlok ke level Rp 64 per lembar pada pertengahan sesi satu hari ini. 

Kabar rencana merger dua platform tersebut mulanya muncul dari Analis Maybank Sekuritas, Etta Rusdiana Putra dalam laporannya yang diterbitkan pada 17 Oktober 2023 lalu. 

Ia mengatakan, TikTok Shop memerlukan lisensi e-commerce setelah pemerintah secara efektif melarang integrasi vertikal antara media sosial dan platform e-commerce pada akhir September lalu. 

Namun menurutnya, TikTok akan berupaya untuk terus memperluas bisnis e-commercenya-nya karena Indonesia adalah pasar yang menguntungkan dan ada tiga strategi yang bisa diterapkan. 

Yakni berkolaborasi dengan platform yang sudah ada, membangun platform e-commerce sendiri, dan mengakuisisi pemain yang sudah ada. 

“Media lokal berspekulasi bahwa TikTok Shop akan kembali hadir di Indonesia pada 10 November 2023 (Hari Pahlawan Indonesia,” tulisnya. 

Ia menilai, cara tercepat agar TikTok Shop dapat kembali beroperasi adalah melalui kemitraan dengan pemain yang sudah ada. Setidaknya ada tiga syarat penting untuk bisa menjadi mitra TikTok Shop.

Pertama, punya ekosistem yang terintegrasi. Kedua, basis yang sangat besar di Indonesia. Ketiga, pemahaman mendalam tentang pasar lokal. GOTO dinilai bisa menjadi mitra ideal untuk TikTok Shop. 

“Dengan asumsi model kemitraan, kami yakin GOTO adalah kandidat utama,” ujarnya. 

Namun di sisi lain, gabungnya TikTok Shop dengan Tokopedia memberi ancaman bagi e-commerce lainnya di Indonesia... 

 

 

Gabungnya TikTok Shop dinilai akan memberikan keuntungan besar bagi Tokopedia sebagai salah satu e-commerce terbesar di Indonesia. Namun di sisi lain, memberi ancaman bagi e-commerce lainnya di Indonesia. 

Analis pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama Teguh Hidayat, mengatakan, wajar bila TikTok Shop diisukan akan bergabung dengan e-commerce yang sudah ada di Indonesia untuk mempermudah jalan agar dapat kembali beroperasi. 

Seperti diketahui, pasca pemerintah menutup TikTok Shop setelah penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023. Beleid itu mengatur bahwa platform media sosial tidak boleh sekaligus menjalankan bisnis e-commerce dalam satu perusahaan aplikasi. 

“TikTok Shop punya dua opsi, dia urus perizinan kembali atau ikut sama yang sudah ada. Tapi menurut saya tidak akan segampang dan secepat itu,” kata Teguh kepada Republika.co.id. Kamis (2/11/2023). 

Ia menjelaskan, TikTok Shop bukan dari Indonesia melainkan buatan China. Sementara, Tokopedia adalah e-commerce yang asli dibuat oleh lokal dan belakangan bergabung dengan Gojek yang juga platform lokal untuk memperkuat bisnis bersama.

Persoalan yang dihadapi TikTok Shop di Indonesia juga dialami di Amerika Serikat karena diblokir oleh pemerintah setempat.

“Tapi, sampai hari ini tidak ada cerita (di AS) TikTok Shop jadi merger, yang mereka lakukan adalah ketika dilarang mereka (bertanya) maunya gimana? Kita ikut (aturan AS) tapi bukan dengan merger,” kata Teguh menambahkan. 

Namun memang, menurut Teguh, bila merger itu terealisasi, akan memberikan banyak keuntungan bagi GOTO karena TikTok Shop selama beroperasi mampu melampaui Tokopedia. Masuknya TikTok Shop sebagai bagian dari perusahaan bisa memperkuat bisnis e-commerce dari GOTO. 

Hanya saja, aksi korporasi semacam itu bisa menjadi ancaman bagi e-commerce lainnya, sebut saja seperti Bukalapak (BUKA), Blibli, serta platform lainnya yang asli buatan Indonesia.

“Salah satu alasan TikTok Shop dilarang selain karena dia dari China, dia juga tidak hanya merugikan pedagang Tanah Abang tapi juga merugikan e-commerce lokal,” ujarnya. 

Pemerintah, menurut Teguh, perlu ambil bagian dalam isu tersebut. Tujuannya agar menciptakan persaingan yang sehat di tengah industri e-commerce nasional yang terus tumbuh dan tidak dikuasai platform asing. 

Sebagai informasi, kabar rencana merger dua platform tersebut mulanya muncul dari Analis Maybank Sekuritas, Etta Rusdiana Putra dalam laporannya yang diterbitkan pada 17 Oktober 2023 lalu. 

Ia mengatakan, TikTok Shop memerlukan lisensi e-commerce setelah pemerintah secara efektif melarang integrasi vertikal antara media sosial dan platform e-commerce pada akhir September lalu. 

Namun, menurutnya, TikTok akan berupaya untuk terus memperluas bisnis e-commerce-nya karena Indonesia adalah pasar yang menguntungkan dan ada tiga strategi yang bisa diterapkan.

Yakni berkolaborasi dengan platform yang sudah ada, membangun platform e-commerce sendiri, dan mengakuisisi pemain yang sudah ada.

Baca Juga

“Media lokal berspekulasi bahwa TikTok Shop akan kembali hadir di Indonesia pada 10 November 2023 (Hari Pahlawan Indonesia,” tulisnya.

Ia menilai, cara tercepat agar TikTok Shop dapat kembali beroperasi adalah melalui kemitraan dengan pemain yang sudah ada. Setidaknya ada tiga syarat penting untuk bisa menjadi mitra TikTok Shop.

Pertama, punya ekosistem yang terintegrasi. Kedua, basis yang sangat besar di Indonesia. Ketiga, pemahaman mendalam tentang pasar lokal. GOTO dinilai bisa menjadi mitra ideal untuk TikTok Shop.

“Dengan asumsi model kemitraan, kami yakin GOTO adalah kandidat utama,” ujarnya.

Lalu, bagaimana pendapat pelaku usaha?...

TikTok Shop dikabarkan bakal kembali beroperasi sebagai e-commerce di Indonesia namun dengan bergabung bersama PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Pelaku usaha mikro mengaku gembira bila TikTok Shop kembali karena telah mampi mendongkrak penjualan lebih tinggi ketimbang platform lainnya.

“UMKM pasti senang karena mereka sudah nyaman dengan cara jualan di TikTok Shop, durasinya panjang. Banyak fitur-fitur menghibur, itu yang bikin orang dapat pasar lebih besar dari pada live shopping di platform lain seperti Lazada, Tokopedia, dan Shopee,” kata Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumandiri), Hermawati Setyorinny, kepada Republika.co.id, Jumat (3/11/2023).

Hermawati juga telah mengetahui ihwal TikTok Shop yang diisukan akan merger dengan GOTO. Menurut dia, apapun bentuknya, pelaku UMKM tetap menyambut positif platform digital karena bermanfaat untuk mempermudah penjualan.

Pasalnya, kata dia, Akumandiri mencatat hingga saat ini baru sekitar 30 persen anggota yang baru masuk ke platform digital. Sisanya memilih untuk berdagang konvensional karena tak paham menggunakan teknologi maupun tak punya waktu di depan kamera.

“Sebenarnya PR-nya bukan ada tidaknya (TikTok Shop) tapi kesadaran pelaku UMKM untuk bertransformasi teknologi yang pemerintah belum banyak hadir untuk berikan edukasi,” ujar Hermawaty.

Lebih lanjut, ia menerangkan, kehadiran platform toko online berangkat juga dari kemalasan konsumen untuk menghabiskan waktu dalam berbelanja di toko konvensional. Oleh karena itu, muncul teknologi digital yang mempermudah konsumen berbelanja hanya dengan membuka ponsel dari tempat tidur. Hal itu, yang semestinya ditangkap oleh pelaku UMKM saat ini untuk mengembangkan usahanya dengan perluasan jangkauan pasar.

 
Berita Terpopuler