Ribuan Pengungsi Gaza yang Putus Asa Geruduk Gudang Penyimpanan Bantuan Kemanusiaan

Pengungsi mengambil makanan dan barang-barang kebutuhan pokok untuk bertahan hidup.

Mahmud HAMS / AFP
Seorang gadis muda membawa makanan yang didistribusikan di kamp darurat bagi para pengungsi di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada (25/10/2023.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, DEIR AL-BALAH -- Ribuan orang masuk ke gudang bantuan di Gaza untuk mengambil makanan dan barang-barang kebutuhan pokok untuk bertahan hidup. Langkah ini sebagai tanda meningkatnya keputusasaan warga Gaza setelah menghadapi serangan bertubi-tubi selama tiga pekan.

Baca Juga

Badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA, menyediakan layanan dasar bagi ratusan ribu orang di Gaza.  Sekolah-sekolah UNRWA di seluruh wilayah telah diubah menjadi tempat penampungan yang menampung warga Palestina yang menjadi pengungsi akibat perang.

Israel hanya mengizinkan sedikit bantuan masuk dari Mesir, dan beberapa di antaranya disimpan di salah satu gudang yang dibobol. Direktur UNRWA, Thomas White mengatakan, pembobolan gudanf tersebut merupakan tanda mengkhawatirkan bahwa tatanan sipil mulai rusak setelah tiga minggu perang dan pengepungan ketat di Gaza. 

"Masyarakat ketakutan, frustrasi dan putus asa,” kata White.

Warga yang tinggal di dekat Rumah Sakit Al- Shifa mengatakan, serangan udara Israel pada Ahad (29/10/2023) diri haru menghantam dekat kompleks rumah sakit dan memblokir banyak jalan menuju ke sana.  Israel menuduh Hamas memiliki pos komando rahasia di bawah rumah sakit, namun tanpa memberikan banyak bukti. Puluhan ribu warga sipil berlindung di RS Al-Shifa, yang juga dipenuhi pasien yang terluka dalam serangan tersebut.

“Mencapai rumah sakit menjadi semakin sulit. Sepertinya mereka ingin memotong area tersebut," kata Mahmoud al-Sawah, yang berlindung di rumah sakit.

 

Warga Kota Gaza lainnya, Abdallah Sayed, mengatakan, pengeboman Israel selama dua hari terakhir termasuk paling kejam dan intens sejak perang dimulai. Serangan udara Israel menghantam sebuah rumah berlantai dua di Khan Younis, Gaza selatan pada Ahad. Sedikitnya 13 orang, termasuk 10 orang dari satu keluarga meninggal akibat serangan itu. 

Militer Israel belum memberikan komentar ketika ditanya tentang laporan serangan di dekat RS Al-Shifa. Militer Israel mengklaim telah menyerang lebih dari 450 sasaran Hamas selama 24 jam terakhir, termasuk pusat komando Hamas, pos pengamatan dan posisi peluncuran rudal anti-tank.

Militer Israel juga mengklaim mengirim lebih banyak pasukan ke Gaza dalam semalam. Mereka merilis gambar-gambar yang menunjukkan instalasi Hamas di dalam dan sekitar RS Al-Shifa, serta interogasi terhadap pejuang Hamas yang ditangkap dan mungkin berbicara di bawah tekanan. Namun klaim ini belum terbukti dan tidak dapat diverifikasi secara independen.  Pemerintahan Hamas menolak tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai kebohongan.

Data terbaru Kementerian Kesehatan Gaza pada Sabtu (28/10/2023) menyebutkan, 7.700 orang meninggal dunia dalam serangan Israel, dengan 377 kematian dilaporkan sejak Jumat (27/10/2023) malam. Kebanyakan dari mereka yang tewas adalah perempuan dan anak di bawah umur. Diperkirakan 1.700 orang masih terjebak di bawah reruntuhan.

Satu-satunya pembangkit listrik di Gaza ditutup tak lama setelah dimulainya perang pada 7 Oktober 2023. Israel tidak mengizinkan masuknya bahan bakar, karena khawatir akan digunakan Hamas untuk tujuan militer.

Rumah sakit berupaya keras menjaga agar generator darurat tetap berfungsi untuk mengoperasikan inkubator dan peralatan penyelamat lainnya. Sementara badan PBB untuk pengungsi Palestina juga berupaya menjaga pompa air dan toko roti tetap beroperasi untuk memenuhi kebutuhan penting. 

 
Berita Terpopuler