Film Five Nights at Freddy’s: Mengintip Kengerian di Balik Pizza Freddy Fazbear

Five Nights at Freddy’s tampilkan beberapa bintang terkenal, seperti Josh Hutcherson.

Dok Blumhouse
Cuplikan adegan dari film Five Nights at Freddys.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisakah Anda Bertahan di Pizza Freddy Fazbear? Fenomena game horor yang menggetarkan telah diterjemahkan menjadi peristiwa sinematik yang mencekam saat Blumhouse membawa Five Nights at Freddy's ke layar lebar. Blumhouse merupakan rumah produksi di di balik film-film seperti The Black Phone, The Invisible Man, dan M3GAN.

Baca Juga

Film ini mengisahkan kisah seorang penjaga keamanan yang memiliki masalah pribadi dan menjadi pegawai di Freddy Fazbear's Pizza. Saat dia memulai malam pertamanya, dia dengan cepat menyadari bahwa pekerjaan malam di Freddy's tidak hanya menyeramkan, tetapi juga sangat berbahaya.

Five Nights at Freddy’s menampilkan beberapa bintang terkenal, seperti Josh Hutcherson (dari Ultraman dan franchise The Hunger Games), Elizabeth Lail (dari You dan Mack & Rita), Piper Rubio (dari Holly & Ivy dan Unstable), Kat Conner Sterling (dari We Have a Ghost dan 9-1-1), serta Mary Stuart Masterson (dari Blindspot dan Fried Green Tomatoes), dan Matthew Lillard (dari Good Girls dan Scream).

Film ini disutradarai oleh Emma Tammi, yang sebelumnya terkenal dengan The Wind dan Blood Moon. Naskah film ini ditulis oleh Scott Cawthon, Emma Tammi, dan Seth Cuddeback. Salah satu elemen yang paling mencolok dalam film ini adalah karakter animatronik ikonik. Mereka diciptakan oleh Creature Shop milik Jim Henson, dan tampil luar biasa dalam film ini. Detail-detail dalam cara mereka bergerak, menatap sekitar, dan berinteraksi dengan karakter dalam film sangat mengesankan.

Salah satu hal yang paling mengesankan adalah sinematografi dan desain lokasi dalam film ini. Aestetika restoran pizza yang terbengkalai sangat mencolok, dengan mesin-mesin arcade kuno yang tersebar di sekeliling, serta pencahayaan yang rusak, semuanya berhasil menciptakan atmosfer yang benar-benar terabaikan, yang mungkin tidak pernah tercapai oleh franchise Five Nights at Freddy’s setelah sang pencipta Scott Cawthon berhenti membuat game tersebut sendiri.

Pencahayaan neon dan lampu....

 

 

Pencahayaan neon dan lampu pesta di sekitar restoran memungkinkan sinematografer untuk mengambil gambar yang liar dalam beberapa pengambilan gambar yang sangat bergaya di dalam restoran pizza. Sebagian besar film ini berfokus pada lokasi tersebut, dan mungkin karena alasan ini, film terasa agak singkat.

Skenarionya memiliki beberapa kekurangan yang signifikan. Salah satu yang paling mencolok adalah inkonsistensi nada dalam film. Jika Anda menonton film ini dengan harapan untuk merasakan ketegangan dan ketakutan seperti yang ada dalam game aslinya, Anda mungkin merasa sedikit kecewa.

Di satu sisi, film ini berusaha menjadi horor yang menakutkan dengan ancaman animatronik yang mematikan. Ada beberapa adegan yang menunjukkan potensi bahaya animatronik ketika mereka diberikan kebebasan untuk berkeliaran di dalam restoran pizza, tapi hal ini diikuti oleh adegan-adegan yang kurang seram dan bahkan agak konyol.

Alur cerita samping yang melibatkan saudara perempuan karakter utama, Mike, yang bernama Abby, juga tampaknya tidak berkembang dengan baik dan akhirnya buntu setelah titik tertentu. Secara keseluruhan, Five Nights at Freddy’s menghadirkan elemen-elemen visual yang memukau, terutama dalam hal karakter animatronik dan desain lokasi. Bagi penggemar game aslinya, film ini mungkin tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi dalam hal ketegangan dan ketakutan.

Five Nights at Freddy’s yang berdurasi satu jam 49 menit mulai tayang di bioskop Indonesia pada 25 Oktober 2023. 

 

 

 
Berita Terpopuler