Anies Minta Media tak Mengulang-ulang Isu Politik Identitas

"Jadi siapa sesungguhnya yang mengarahkan ini? Anda! (media) Stop doing that."

Republika/ Eva Rianti
Anies Baswedan saat menghadiri acara AmCham Indonesia US-Indo Investment Summit 2023 di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (24/10/2023).
Rep: Eva Rianti  Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan menanggapi anggapan sekaligus kekhawatiran  politik identitas yang disematkan kepadanya, seperti yang sempat terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Anies menegaskan agar media sekaligus masyarakat tidak membahas dan membesarkan isu tersebut yang disematkan pada dirinya. 

Baca Juga

"Kita enggak pernah mengisukan, Anda (media) yang mengulang-ulang. Sudahlah. Kalau Anda mengulang-ulang, itu yang jadi," kata Anies usai menghadiri acara AmCham Indonesia US-Indo Investment Summit 2023 di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (24/10/2023). 

Anies menekankan, bahwa dirinya saat ini hendak melakukan perubahan dan berkompetisi secara sehat dalam kontestasi pilpres 2024. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta agar tidak lagi terjadi penggiringan isu politik identitas pada dirinya. 

"Kita ngomongin soal perubahan, keadilan, diulang-ulang, ditarik-tarik pada isu yang enggak pernah kita omongin. Jadi siapa sesungguhnya yang mengarahkan ini? Anda! Stop doing that," tegas Anies dengan nada agak tinggi. 

Anies diketahui bersama dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin 'AMIN' telah mendaftar sebagai capres-cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada hari pertama pendafataran, yakni 19 Oktober 2023. Mereka maju dalam kontestasi pilpres 2024 dengan diusung Partai Nasdem dan partai koalisi seperti PKS dan PKB. 

Sebelumnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, mengaku tidak khawatir atas tudingan politik identitas. Termasuk, saat resmi merapat ke Koalisi Perubahan bersama Nasdem-PKS dan menjadi cawapres dari Anies Baswedan.

Ia menerangkan, PKB dan PKS tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Justru, Muhaimin merasa, perbedaan ini yang akan saling memperkuat dan menjadi modal kemenangan dari pasangan Anies-Muhaimin.

PKB, lanjut Muhaimin, sudah memiliki rekam jejak di DPR bersama PKS yang tidak pernah menggunakan politik identitas. Ia menekankan, sampai saat ini baik PKB maupun PKS sama-sama tidak pernah mengadu identitas.

"Kami di DPR bertahun-tahun dan kami sama-sama tidak pernah mengadu identitas, kami punya identitas masing-masing dan insya Allah menjadi kekayaan, memperkaya dan memperkuat Indonesia," kata Muhaimin, Selasa (12/9/2023).

Senada, Presiden PKS, Ahmad Syaikhu menyampaikan, mereka sama sekali tidak khawatir atas tudingan politik identitas. Yang mana, memang kerap diarahkan kepada mereka setiap kali kontestasi pemilu diselenggarakan.

Ia merasa, tidak ada yang salah dari partai-partai yang memiliki basis keumatan maupun partai-partai yang memiliki basis nasionalis. Malah, Syaikhu melihat, Koalisi Perubahan saat ini mencoba memadukan itu.

Syaikhu mengaku sepakat dengan apa yang disampaikan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, beberapa waktu lalu terkait tudingan tersebut. Sebab, partai-partai yang ada malah akan mencegah tudingan seperti itu.

"Justru, dengan koalisi ini tidak ada keterbelahan, keterpecahan di tengah masyarakat. Mari kita songsong masa dengan yang lebih baik," ujar Syaikhu.

Tujuh fakta deklarasi Anies-Muhaimin - (Republika/berbagai sumber)

 

 
Berita Terpopuler