Perintahkan Pengepungan Total, Menhan Israel: Tak Ada Listrik-Makanan, Semua Ditutup

Menhan Israel memerintahkan untuk pengepungan total di Gaza

EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Israel bersumpah untuk melakukan pengepungan total terhadap Jalur Gaza pada Senin (9/10/2023)
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel bersumpah untuk melakukan pengepungan total terhadap Jalur Gaza pada Senin (9/10/2023). Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan, tindakan itu dilakukan karena mereka melawan binatang.

Gallant menggunakan bahasa yang tidak manusiawi untuk merujuk pada warga Gaza. "Kami memerangi para binatang dan bertindak sesuai dengan hal tersebut," ujar Yoav.

Dalam upaya untuk lebih meningkatkan tekanan terhadap Hamas, Gallant memerintahkan pengepungan total terhadap Gaza. Dia mengatakan, pihak berwenang akan memutus aliran listrik dan mencegah makanan-minuman dan bahan bakar memasuki wilayah tersebut.

Baca Juga



Israel dan Mesir telah memberlakukan berbagai tingkat blokade di Gaza sejak Hamas mengambil alih kekuasaan. Namun dalam beberapa tahun terakhir Israel hanya menyediakan listrik secara terbatas dan mengizinkan impor makanan, bahan bakar, dan barang-barang konsumsi, serta sangat membatasi perjalanan masuk dan keluar.

Setelah sekitar 48 jam pertempuran sengit di Israel, kepala juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, Israel memiliki kendali atas komunitas perbatasannya. Dia menjelaskan, ada beberapa insiden yang terjadi pada Senin pagi, hanya saja pada tahap saat ini tidak ada pertempuran di masyarakat.

Hagari menyatakan, bahwa Hamas mungkin masih berada di wilayah Israel. Sebanyak 15 dari 24 komunitas perbatasan telah dievakuasi, dan sisanya diperkirakan akan dikosongkan dalam beberapa hari mendatang.

Juru bicara Hamas Abdel-Latif al-Qanoua mengatakan sebelumnya, para pejuang kelompok tersebut terus bertempur di luar Gaza dan telah menangkap lebih banyak warga Israel pada Senin pagi. Dia menegaskan, kelompok itu bertujuan untuk membebaskan semua tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

Hamas mengaku menahan lebih dari 130 orang yang ditangkap di Israel dan diseret ke Gaza. Sayap bersenjata Hamas mengatakan di saluran Telegram, bahwa empat dari mereka yang ditawan tewas dalam serangan udara Israel.

Warga sipil menanggung dampak perang....

Tapi, setelah tiga hari pertempuran antara Israel dan Hamas, warga sipil menanggung dampak perang yang sangat besar. Sekitar 700 orang telah terbunuh di Israel. Hampir 500 orang meninggal di Gaza, daerah kantong berpenduduk 2,3 juta warga Palestina yang berbatasan dengan Israel dan Mesir.

Mesir sedang berusaha menengahi kesepakatan awal. Menurut lapor surat kabar milik pemerintah Mesir Al-Ahram,  dengan Hamas akan melepaskan tawanan perempuan dengan imbalan Israel membebaskan tahanan perempuan Palestina. Jika kedua belah pihak sepakat, akan ada gencatan senjata sementara untuk memfasilitasi pertukaran.

Para tawanan yang diklaim oleh Hamas dan kelompok Jihad Islam yang lebih kecil adalah tentara dan warga sipil, termasuk perempuan, anak-anak, dan orang dewasa yang lebih tua. Sebagian besar adalah warga Israel tetapi juga beberapa orang dari negara lain. Militer Israel hanya mengatakan bahwa jumlah tawanan signifikan.

Beberapa media Israel mengutip pejabat layanan penyelamatan mengatakan, sedikitnya 73 tentara Israel telah mati. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, 493 orang, termasuk 78 anak-anak dan 41 perempun, meninggal di wilayah tersebut. Ribuan orang terluka di kedua sisi. Seorang pejabat Israel mengatakan pasukan keamanan telah membunuh 400 pejuang dan menangkap puluhan lainnya.

Israel membalas Hamas dengan sangat keras. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serangan udara Israel telah menghancurkan 159 unit rumah di seluruh wilayah dan merusak parah 1.210 unit lainnya hingga Ahad. Lebih dari 123 ribu warga Gaza telah mengungsi akibat pertempuran tersebut, warga khawatir akan terjadinya eskalasi lebih lanjut.

Selain itu, tentara Israel mengumumkan penutupan menyeluruh wilayah pendudukan Tepi Barat pada Ahad (8/10/2023). Militer juga menutup pintu masuk ke sejumlah kota dengan gerbang besi, gundukan tanah, dan balok semen.

Menurut laporan Anadolu Agency, pasukan militer Israel mendirikan pos pemeriksaan militer di beberapa lokasi. Mereka menutup semua toko di kota-kota yang terletak di jalan-jalan utama yang digunakan para pemukim.

 
Berita Terpopuler